OETARI, Poerna S and Hadi, Soedharto P and Huboyo, Haryono Setiyo (2020) KAJIAN KINERJA PENGELOLAAN DAMPAK PARTIKEL DEBU: STUDI KASUS PLTU TANJUNG JATI B JEPARA DAN PLTU JAWA TENGAH I REMBANG. PhD thesis, School of Postgraduate.
| PDF 2091Kb | |
| PDF 902Kb | |
| PDF 793Kb | |
| PDF 752Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1602Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 4Mb | ||
| PDF 254Kb | |
| PDF 543Kb |
Abstract
Operasional pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara merupakan kegiatan penyediaan pasokan energi yang memberikan dampak crucial yaitu berupa debu. Berdasarkan Amdal PLTU Tanjung Jati B Jepara (4 x660 MW) dan PLTU Jawa Tengah I Rembang (2x315 MW) belum melakukan identifikasi dampak potensial dan prediksi serta evaluasi dampak debu ukuran kecil dalam fly ash dari emisi cerobong pembangkit. Dengan demikian Amdal mengalami ketidakcukupan (inadequacy) dalam pengelolaan dampak kegiatan tahap operasional PLTU yang menghasilkan debu ukuran kecil yaitu debu halus (PM2.5) dan debu kasar (PM2.5-10). Tujuan dari penilitian ini untuk mengetahui kinerja pengelolaan dampak partikel debu ukuran kecil di PLTU sehingga dapat melakukan pencegahan pencemaran dan perbaikan berkelanjutan. Sesuai rekomendasi studi Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) sebagai indikator manajemen adalah penggunaan air pollution control device berupa ESP (electrostatic presipitator) dan kombinasi ESP dengan W-FGD (wet-flue gas desulfuritation), serta melaksanakan pemantauan pada lokasi pengelolaan dampak debu. Evaluasi kinerja dengan menetapkan indikator kondisi lingkungan dengan berupa kajian terhadap emisi debu halus (PM2.5) dan debu kasar (PM2.5-10) dalam fly ash dari cerobong PLTU. Analisis yang dilakukan meliputi analisis unsur logam dengan menggunakan ICP-MS (Inductively coupled plasma-mass spectrometry); analisis kontribusi dengan PMF (Positive Matrix Factorization); analisis resiko kesehatan dengan pedoman Analisa Resiko Kesehatan Lingkungan dari Direktorat Jenderal PP. dan PL., Kementrian Kesehatan tahun 2012; analisis persepsi dan respon masyarakat dengan metode wawancara; serta analisis pola sebaran debu halus (PM2.5) dan debu kasar (PM2.5-10) dengan menggunakan AERMOD VIEW. Hasil analisis karakterisasi sebagian besar unsur logam dalam debu halus dan kasar didominasi oleh trace element ; pada udara ambien kontribusi PLTU pada R1-R6 berkisar antara 15-31%; resiko kesehatan dari unsur karsinogenik dan non karsinogenik masih pada nilai aman namun dengan lamanya umur operasional PLTU paparan logam dalam PM2.5 dan PM2.5-10 perlu dikelola; masyarakat pada wilayah sebaran debu halus dan kasar sebagian besar tidak mengetahui risiko kesehatan PM2.5 dan PM2.5-10 (60-78.6%) dan respon masyarakat untuk upaya mengelola dampak dengan memakai masker didapatkan nilai yang rendah (1-11.7%). Model sebaran debu menunjukkan bahwa dalam Amdal belum mengantisipasi wilayah yang akan terkena dampak sebaran debu ukuran kecil. Sebagai rekomendasi penelitian diusulkan model pengelolaan debu dengan pengaturan prosedur pengelolaan yaitu menetapkan baku mutu baru untuk emisi pembangkit yaitu PM2.5 dan PM2.5-10 dan tolok ukur baru dalam pengelolaan dan pemantauan debu emisi yaitu terdiri dari 1). menetapkan analisa kontribusi PLTU berdasarkan PM2.5 dan PM2.5-10 ; 2). analisa risiko kesehatan akibat unsur logam dalam PM2.5 dan PM2.5-10; 3). analisis persepsi dan respon masyarakat akibat risiko kesehatan; (4). analisis sebaran PM2.5 dan PM2.5- 10 untuk mengantisipasi dampak pada pemukiman masyarakat. Kata kunci : pembangkit listrik tenaga uap; debu halus dan kasar; sebaran; resiko kesehatan, model pengelolaan Energy supply activities of coal-fired power plant operation creates crucial impact in the form of dust. Based on the Environmental Impact Assessment (EIA) of Tanjung Jati B Power Plant (4 x 660MW) and Jawa Tengah I Rembang Power plant (2 x 315 MW), both of the power plants have not conducted an identification of potential impact and prediction, as well as impact evaluation of fine dust in fly ash from the emission of the stacks. Thus, the EIA is considered as inadequacy in managing the impact of the operational activities which generates fine (PM2.5) and coarse (PM2.5-10) particles. The objective of this study is to determine the performance in managing the impact of fine particles in the power plants to be able to prevent pollution and for sustainable improvements. In accordance with the recommendation of the EIA, the management indicator is air pollution control devices namely electrostatic precipitator (ESP) and the combination of ESP and wet-flue gas desulfurization (W-FGD), the monitoring of the study site was also conducted. The evaluation of the performance is conducted by determining the environmental condition indicators in the form of study of fine (PM2.5) and coarse (PM2.5- 10) particles emission in fly ash from the stacks. Several analysis were conducted namely metal element analysis by using inductively coupled plasma-mass spectrometry (ICP-MS); contribution analysis by using Positive Matrix Factorization (PMF); health risk analysis by using Environmental Health Analysis guidelines of Diektorat Jendral PP and PL of The Ministry of Health 2012; communities ‘perception and response analysis by using interview method; and for the dust distribution pattern of fine (PM2.5) and coarse (PM2.5-10) particles was using AERMOD VIEW. Most of the results of metal element characterization in fine and coarse particles are dominated by trace elements; Power plant contribution in R1-R6 is 15-31%; health risks due to carcinogenic and non-carcinogenic are still in the safe threshold, but due to the length of the operational life of power plants, metal exposure in PM2.5 and PM2.5-10 need further management. The community in fine and coarse particle dispersion area did not know the health risks of PM2.5 and PM2.5-10 (60-78.6%) and the response of the community for the impact management by using facemask is found to be low (1-11.7%). Dust dispersion model shows that the EIA has not anticipate some area that will be effected by the fine dust dispersion. For the future studies, this study recommends new quality standards for power plant emission namely PM2.5 and PM2.5-10 and new benchmark for emission monitoring and management which consist of 1). Determining contribution analysis of power plant based on PM2.5 and PM2.5-10 ; 2). Health risk analysis due to metal element in PM2.5 and PM2.5-10 ; 3). Perception and response analysis due to health risk; (4). Dispersion analysis PM2.5 and PM2.5-10 to anticipate the impact in the residential area. Keywords: Coal-fired power plant, Fine and coarse particle, Dispersion, Health risk, management model
Item Type: | Thesis (PhD) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | pembangkit listrik tenaga uap; debu halus dan kasar; sebaran; resiko kesehatan, model pengelolaan |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | School of Postgraduate > Doctor Program in Environmental Science |
ID Code: | 83497 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 02 Sep 2021 16:17 |
Last Modified: | 02 Sep 2021 16:17 |
Repository Staff Only: item control page