ANALISIS SPASIAL TINGKAT MOBILITAS PENDUDUK, KEPADATAN PENDUDUK DAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN COVID-19 DI KOTA SEMARANG

ARDIANSYAH, RAIHAN MAHESA (2021) ANALISIS SPASIAL TINGKAT MOBILITAS PENDUDUK, KEPADATAN PENDUDUK DAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN COVID-19 DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
15Kb

Abstract

Total kasus kumulatif COVID-19 di Kota Semarang pada tahun 2020 sebanyak 16565 kasus, dan selalu naik hampir setiap bulannya sejak Maret 2020. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran pengaruh tingkat moblitas penduduk, kepadatan penduduk, dan faktor lingkungan dengan kejadian COVID-19 di Kota Semarang tahun 2020. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan metodenya yaitu analisis data sekunder menggunakan analisis spasial. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2020 yang meliputi data mobilitas dan kepadatan penduduk, kasus COVID-19 serta faktor lingkungan yang meliputi suhu dan kelembaban udara rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Kecamatan di Kota Semarang menunjukkan keterkaitan antara tingkat mobilitas penduduk dan kepadatan penduduk dengan kejadian COVID-19 di Kota Semarang tahun 2020. Kecamatan Tugu memiliki tingkat mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan kasus COVID-19 terendah di Kota Semarang, masuk kelompok 1 pada ketiganya (mobilitas 1317, kepadatan 1033/km2, kasus COVID-19 348 kasus). Kecamatan Pedurungan memiliki tingkat mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan kasus COVID-19 yang masuk pada kelompok 5 (mobilitas 8092, kepadatan 9322/km2, kasus COVID-19 2131 kasus). Kecamatan Genuk dengan kepadatan penduduk dan kasus positif pada kelompok 3 (4502/km2, COVID-19 883 kasus). Hanya pada Kecamatan Gunungpati, Mijen, dan Gayamsari tidak menunjukkan keterkaitan antara mobilitas penduduk dan kepadatan penduduk dengan kejadian COVID-19. Pada faktor lingkungan yang terdiri dari suhu dan kelembaban udara, menunjukkan hasil Kecamatan Semarang Barat dengan suhu yang lebih rendah (280C) dari Semarang Utara (290C) memiliki kasus COVID-19 yang lebih tinggi daripada Semarang Utara. Sedangkan Semarang Barat dengan kasus COVID-19 yang lebih tinggi dari Semarang Utara, justru memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi (83%) dari Semarang Utara (76%). Perlu penelitian lebih lanjut lagi terkait pengaruh suhu dan kelembaban udara dengan penyebaran COVID-19 serta faktor jumlah penduduk dan test yang dilakukan dengan kejadian COVID-19. Kata Kunci: Kasus COVID-19, Mobilitas Penduduk, Kepadatan Penduduk, Faktor Lingkungan

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:83342
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:28 Jul 2021 10:04
Last Modified:28 Jul 2021 10:04

Repository Staff Only: item control page