Widjajanti, Retno (2015) Pemanfaatan Ruang Publik Kota Sebagai Tempat Aktivitas Pedagang Kaki Lima Studi Kasus: Di Kawasan Pecinan, Semarang. In: Conference on Urban Studies and Development , 08 SEPTEMBER 2015, SEMARANG.
| PDF 976Kb |
Abstract
Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di ruang kota sering dikonotasikan negatif dan dijadikan masalah dalam ruang perkotaan. Mereka sering dianggap memberikan kesan ketidakteraturan kota (out of contex) pada lokasi tempat aktivitasnya dan tampilan fisik kawasannya. Kota Semarang seperti kota-kota lain di Indonesia, PKL berkembang pesat di kawasan-kawasan fungsional kota, contohnya di kawasan perdagangan, di kawasan perdagangan, di kawasan industri, di kawasan perumahan, di kawasan campuran (mixed-use area). Salah satu kawasan tersebut adalah kawasan Pecinan yang berfungsi sebagai kawasan permukiman dan perdagangan. Secara spesifik juga berfungsi sebagai kawasan konservasi dan wisata budaya. Fungsi yang variatif ini, menarik PKL tumbuh dan berkembang pesat di lokasi yang diijinkan / tidak diijinkan dan PKL menempati ruang publik. Tidak adanya peraturan pembagian penggunaan ruang publik, menimbulkan penurunan fungsi dan konflik penggunaan ruang. Akibatnya PKL dianggap sebagai element out of place terhadap lokasi, tempat aktivitas dan tampilan fisiknya. Terhadap kondisi ini, kebijakan yang selalu diterapkan adalah PKL digusur atau dipindahkan ke lokasi yang lain, namun setelah penertiban selesai, PKL kembali lagi ke lokasi/tempat semula atau pindah ke lokasi/tempat yang lain. Permasalahan ini muncul, karena penentuan ruang aktivitas PKL tidak berdasarkan pada pemahaman karakteristik aktivitasnya. Selain itu kondisi ini diperkuat oleh belum adanya acuan yang jelas dan tepat dalam penentuan ruang aktivitas PKL, sedangkan di dalam Rencana Tata Ruang Kota belum dengan jelas tercantum ruang untuk aktivitas tersebut. Tujuan dari tulisan makalah ini adalah mengkaji ruang aktivitas PKL di wilayah studi. Paper ini membahas tentang lokasi strategis, aksesibilitas, kegiatan utama kawasan, pola persebaran PKL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan survei dan kuesioner. Kesimpulan penelitian diperoleh bahwa ruang publik yang dimanfaatkan sebagai tempat aktivitas PKL adalah pada lokasi strategis di jalur utama kawasan, ruang yang diperuntukan bagi PKL, dan dekat dengan aktivitas utama perdagangan/pasar; ketersediaan jalan dan moda transportasi; dekat dengan aktivitas utama perdagangan eceran/grosir dan obyek wisata; PKL berdagang dengan pola persebaran mengelompok menurut jenis dagangannya dan mengelompok bercampur dengan jenis dagangan lainnya
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning Faculty of Engineering > Department of Urban and Regional Planning |
ID Code: | 82996 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 05 May 2021 12:21 |
Last Modified: | 05 May 2021 12:21 |
Repository Staff Only: item control page