PERBEDAAN KANDUNGAN FITOKIMIA DAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERIAL BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEGAR,EKSTRAK DAN SERBUK BAWANG PUTIH TERHADAP PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS (Studi Eksperimen di Laboratorium Terpadu UNDIP Semarang)

YUNUS, Fanny Thresia and Suwondo, Ari and Martini, Martini (2020) PERBEDAAN KANDUNGAN FITOKIMIA DAN EFEKTIVITAS ANTIBAKTERIAL BAWANG PUTIH (Allium sativum) SEGAR,EKSTRAK DAN SERBUK BAWANG PUTIH TERHADAP PERTUMBUHAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS (Studi Eksperimen di Laboratorium Terpadu UNDIP Semarang). Masters thesis, School of Postgraduate.

[img]
Preview
PDF
839Kb
[img]
Preview
PDF
441Kb
[img]
Preview
PDF
805Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

172Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

703Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

799Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

322Kb
[img]
Preview
PDF
132Kb
[img]
Preview
PDF
347Kb

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit infeksi bakteri banyak menimbulkan efek samping dari yang ringan sampai yang berat. Selain efek samping yang berat seperti syok , antibiotik bisa menyebabkan resistensi. Oleh karena itu diperlukan obat alternatif yang berfungsi sebagai antimikroba berasal dari tanaman salah satu diantaranya adalah bawang putih dengan efek samping minimal dan dapat dikonsumsi tiap hari sebagai bahan makanan. Tujuan: Mengetahui kandungan fitokimia dan efektivitas antibacterial pada bawang putih segar, ekstrak dan serbuk bawang putih dalam pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode : Penelitian menggunakan desain Eksperimen murni dengan Randomized post test with control group design yaitu pemberian bawang putih segar, ekstrak bawang putih dan serbuk bawang putih pada media kultur bakteri melalui metode dilusi. Sedangkan untuk kandungan fitokimia pada 3 jenis sediaan menggunakan Uji Flavonoid, Uji GCMS, Uji FTIR dan Uji HPLC. Analisa data menggunakan uji Kruskalis Wallis dan uji kebermaknaan konsentrasi dengan analisis Post Hoc Mann Whitney. Hasil: Dari 3 jenis Sediaan yang memiliki kandungan fitokimia lebih banyak jumlahnya melalui uji GCMS adalah bawang putih segar sebanyak 18 zat aktif dibandingkan ekstrak dan serbuk. Sedangkan untuk aktivitas antibakterial dari 3 jenis sediaan adalah bawang putih segar dengan konsentrasi 50% memiliki aktivitas antibakterial sedang dibandingkan ekstrak dan serbuk memiliki aktivitas antibakterial lemah. Jika dibandingkan dengan kontrol positif (amoksilin), bawang putih segar belum bisa memberikan hasil yang efektif dalam menghambat Staphylococcus aureus Kesimpulan: Kandungan fitokimia pada bawang putih segar lebih banyak dan bawang putih segar 50% belum bisa memberikan hasil yang efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Kata Kunci: Bawang putih segar, Ekstrak bawang putih, Serbuk bawang putih, Allium sativum, Fitokimia, Daya hambat bakteri,Staphylococcus aureus Background: The use of antibiotics to treat bacterial infections cause many side effects from mild to severe. In addition to severe side effects such as shock, antibiotics can cause resistance. Therefore we need an alternative medicine that functions as an antimicrobial derived from plants, one of which is garlic with minimal side effects and can be consumed every day as food. Objective:. To know the phytochemical content and antibacterial effectiveness of fresh garlic, garlic extract and powder in the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Method: This study used a pure experimental design with randomized post test with control group design that is giving fresh garlic, garlic extract and garlic powder to the bacterial culture media through the dilution method. As for phytochemical content in 3 types of preparations using Flavonoid Test, GCMS Test, FTIR Test and HPLC Test. Data analysis used the Wallis Kruskalis test and the concentration significance test with Mann Whitney Post Hoc analysis. Result : The 3 types of preparations that have more phytochemical content through the GCMS test, there are 18 active ingredients in fresh garlic compared to extracts and powders. As for the antibacterial activity of the 3 types of preparations are fresh garlic with a concentration of 50% having moderate antibacterial activity compared to extracts and powders having weak antibacterial activity. When compared with positive control (amoxcilin), fresh garlic has not been able to provide effective results in inhibiting Staphylococcus aureus growth. Conclusion: : Phytochemical content in fresh garlic more numerous compared to both and 50% fresh garlic has not been able to provide effective results in inhibiting the Staphylococcus aureus . Keywords: Fresh garlic, Garlic extract, Garlic powder, Allium sativum, Phytochemical, Bacterial inhibition, Staphylococcus aureus

Item Type:Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:Bawang putih segar, Ekstrak bawang putih, Serbuk bawang putih, Allium sativum, Fitokimia, Daya hambat bakteri,Staphylococcus aureus
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:School of Postgraduate > Master Program in Epidemiology
ID Code:82235
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Jan 2021 15:08
Last Modified:08 Jan 2021 15:08

Repository Staff Only: item control page