SUSANTI, Yuari and Syafrudin, Syafrudin and Helmi, Muhammad (2019) STRATEGI REHABILITASI LAHAN AKIBAT TINGKAT LAJU EROSI DAN KEKRITISAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SERAYU BAGIAN HULU, PROVINSI JAWA TENGAH. Masters thesis, School of Postgraduate.
| PDF 523Kb | |
| PDF 53Kb | |
| PDF 155Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 371Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 5Mb | ||
| PDF 140Kb | |
| PDF 224Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 3147Kb |
Abstract
DAS Serayu merupakan salah satu DAS terbesar di Provinsi Jawa Tengah dengan luas 372.439,93 hektar, dan luas kawasan hulu sebesar 98.276,19 hektar. Peningkatan jumlah penduduk dan upaya peningkatan kesejahteraan menjadikan tekanan pada kawasan hulu DAS Serayu semakin besar, terutama terkait penggunaan lahan menjadi kawasan pertanian. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap laju erosi dan kekritisan lahan yang terjadi di DAS Serayu bagian hulu. Pada kajian ini dilakukan analisa perubahan penggunaan lahan selama 10 tahun terakhir dengan mengunakan data satelit multispektral yaitu Landsat 5 TM perekaman 19 Oktober 2009 dan Sentinel 2A perekaman 1 Juli 2019. Kemudian dilakukan analisa bagaimana pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap laju erosi dan kekritisan lahan. Strategi rehabilitasi lahan pada kawasan ini ditentukan dengan analisa SWOT. Hasil analisa menunjukan perubahan penggunaan lahan pada kawasan DAS Serayu bagian hulu menunjukan perubahan signifikan dari hutan menjadi kawasan pertanian. Luas hutan berkurang 13.907,30 Ha (-14,15%), sementara luas kawasan pertanian meningkat 11.261,66 Ha (11,46%). Analisa pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap laju erosi menunjukan perubahan signifikan pada kelas laju erosi berat (180-480 ton/ha/tahun) yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu 9.406,93 Ha (9,57%), sementara kelas laju erosi sangat ringan (<15 ton/ha/tahun) mengalami penurunan terbesar yaitu 9.721,88 Ha (-9,89%). Analisa kekritisan lahan dibagi menjadi tiga kawasan yaitu kawasan hutan lindung, kawasan budidaya pertanian dan kawasan lindung di luar kawasan hutan. Pada kawasan hutan lindung, penurunan tingkat kekritisan terbesar terjadi di zona agak kritis (271-360) sebesar 105,10 Ha (-2,87%) sedangkan peningkatan terbesar terjadi di zona sangat kritis (<180) sebesar 46,39 Ha (1,26%). Pada kawasan budidaya pertanian, kenaikan tingkat kekritisan paling besar terjadi di zona lahan kritis (201-275) sebesar 1.766,14 Ha (3,30%) ,sementara penurunan terbesar terjadi di zona potensial kritis (351-425) sebesar 2.414,51 Ha (-4,51%). Pada kawasan lindung di luar kawasan hutan, peningkatan kekrititisan lahan yang paling besar terjadi di zona lahan sangat kritis (<200) sebesar 2.756,28 Ha (8,07%), sementara penurunan terbesar terjadi terjadi di zona lahan potensial kritis (351-4250) sebesar 1.891,40 Ha (-5,54%). Secara keseluruhan kekritisan lahan pada kawasan DAS Serayu bagian hulu mengalami kenaikan signifikan pada zona kritis (2.326,36 Ha) dan zona sangat kritis (3.477,93 Ha). Sementara penurunan terbesar terjadi pada zona potensial kritis ( 4.178,81 Ha). Kondisi tersebut menunjukan bahwa pengaruh perubahan penggunaan lahan pada kawasan DAS Serayu bagian hulu memberikan dampak terhadap peningkatan kekritisan lahan. Hasil analisa SWOT menunjukan bahwa strategi rehabilitasi lahan yang sesuai pada kawasan ini adalah startegi diversifikasi, hal tersebut ditunjukan dari hasil analisa yang berada pada kuadran II (0,09;-0,13). Kata kunci : perubahan penggunaan lahan, DAS Serayu hulu, SIG, erosi Serayu Watershed is one of the largest watersheds in Central Java Province with an area of 372.439,93 hectares and an upstream area of 98.276,19 hectares. The population growth and efforts to improve quality of life has increased the pressure on upstream areas, especially related to agricultural area. It affect the rate of erosion and land criticality. In this study, an attempt has been made to analyze of land use change of upstream Serayu Watersheds over the last 10 years using multispectral satellite data obtained from Landsat 5 TM for 19 October 2009 and Sentinel 2A for 1 July 2019. Then analyze how the influence of land use changes on erosion and land criticality. The land rehabilitation strategy is determined by a SWOT analysis. The land use change analysis indicate a significant shift from Forest (vegetation) into Agricultural. The Forest area decreased by 13.907,30 Ha (-14,15%), while Agricultural increased by 11.261,66 Ha (11,46%). The effect of land use change on erosion rate is shown by the increase of erosion rate in the heavy erosion zone (180-480 tons/ha/year) by 9.406,93 Ha (9,57%), while at very low erosion zone rates (<15 tons/ha/year) decreased by 9.721,88 Ha (-9,89%). The analysis of land criticality is divided into three areas : the protected forest area, the agricultural cultivation area and the protected area outside the forest area. In the protected forest areas, the biggest decrease in critical level occurred in the rather critical zone (271-360) by 105,10 Ha (-2,87%) while the largest increase occurred in the very critical zone (<180) by 46,39 Ha (1,26%). In the agricultural cultivation area, the most critical level increase occurred in the critical land zone (201-275) of 1.766,14 Ha (3,30%), while the biggest decrease occurred in the critical potential zone (351-425) by 2.414,51 Ha (-4,51%). In the protected areas outside the forest area, the greatest increase in land criticality occurred in the very critical land zone (<200) of 2.756,28 Ha (8,07%), while the largest decrease occurred in the potentially critical land zone (351-4250 ) amounting to 1.891,40 hectares (-5,54%). Overall land criticality in the upstream Serayu watershed region has increased in the critical zone (2.326,36 Ha) and the very critical zone (3.477,93 Ha). While the biggest decrease occurred in the potential critical zone (4.178.81 Ha. These conditions indicate that the influence of land use changes in the upstream Serayu Watershed has an impact on increasing land criticality. The SWOT analysis show that the land rehabilitation strategy that is suitable in this area is a diversification strategy, it is shown from the results of the analysis which is in quadrant II (0.09; -0.13). Keywords: land use change, Serayu watershed, GIS, erosion
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perubahan penggunaan lahan, DAS Serayu hulu, SIG, erosi |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | School of Postgraduate > Master Program in Environmental Science |
ID Code: | 82167 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 29 Dec 2020 10:19 |
Last Modified: | 29 Dec 2020 10:19 |
Repository Staff Only: item control page