APLIKASI FITOREMEDIASI LIMBAH MINYAK MENTAH MENGGUNAKAN TANAMAN ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES)

Abstract

Lumpur minyak bumi termasuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) mengacu pada PP no. 85 tahun 1999 tentang limbah B3. Pencemaran minyak bumi di tanah merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan manusia karena mengandung senyawa hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar eceng gondok menyerap pencemaran, efektifitas dan signifikansi pencemaran pada limbah minyak mentah sesudah ditanami eceng gondok. Sampel yang di uji pada limbah minyakadalah DO, BOD, COD, NH3, minyak dan lemak serta pH. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 5x1 dengan 3 ulangan dengan variasi kosentrasi limbah minyak mentah terdiri 5 perlakuan pengenceran yaitu: P0 (100%), P1 (75%), P2 (50%), P3 (25%) dan P4(0%) dan diamati selama 21 hari. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel untuk menguji nilai efisiensi dan waktu serta analisis ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok mampu menyerap NH3 sebesar 70,21%, minyak lemak sebesar 1,92%, menurunkan nilai BOD sebesar 6,91%, COD sebesar 1,40% , pH 1,12%, serta mampu meningkatkan nilai DO sebesar 0,77%. Tanaman eceng gondok dapat menyerap pencemaran dengan efektif, terbukti selama proses fitoremediasi mampu turun dibawah baku mutu air limbah, kandungan BOD sebesar 1,88 mg/l, NH3 sebesar 0,1 mg/l, minyak dan lemak sebesar 11,00 mg/l, COD sebesar 19,57 mg/l dan meningkatkan nilai DO sebesar 6,13 mg/l. Tanaman eceng gondok mampu menyerap pencemaan yang diakibatkan oleh limbah minyak mentah dengan signifikant, terbukti hasil signifikasi COD dan BOD adalah 0,00<0,05. NH3 hasil signifikasi sebesar 0,027< 0,05, serta minyak dan lemak hasil signifikasi sebesar 0,03<0,05, jika nilai signifikansi (p < 0,05) maka terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Kata kunci: eceng gondok, fitoremediasi, limbah minyak mentah Petroleum mud including hazardous and toxic waste (B3) refers to PP no. 85 of 1999 concerning B3 waste. Petroleum pollution in the soil is a serious threat to human health because it contains hydrocarbon compounds. This study aims to determine how much water hyacinth absorbs pollution, the effectiveness and significance of pollution in crude oil waste after planting water hyacinth. Samples tested in waste oil are DO, BOD, COD, NH3, oil and fat and pH. The research design used was a 5x1 Randomized Block Design (RBD) with 3 replications with variations in the concentration of crude oil waste consisting of 5 dilution treatments, namely: P0 (100%), P1 (75%), P2 (50%), P3 (25%) and P4 (0%) and observed for 21 days. The research data were analyzed using Microsoft Excel software to test the value of efficiency and time and ANOVA analysis and followed by Duncan test. The results showed that water hyacinth was able to absorb NH3 by 70.21%, fat oil by 1.92%, reducing the BOD value by 6.91%, COD by 1.40%, pH 1.12%, and was able to increase the DO value amounted to 0.77%. Water hyacinth plants can absorb pollution effectively, as proven during the phytoremediation process is able to fall below the standard quality of wastewater, BOD content of 1.88 mg / l, NH3 of 0.1 mg / l, oil and fat of 11.00 mg / l , COD of 19.57 mg / l and increase DO value of 6.13 mg / l. Water hyacinth plants are able to absorb contamination caused by crude oil waste with a significant, proven results of COD and BOD significance are 0.00 <0.05. Significant NH3 as a result of 0.027 <0.05, as well as oil and fat as a result of significance of 0.03 <0.05, if the significance value (p <0.05) then there is a significant influence between one independent variable on the dependent variable. Keywords: water hyacinth, phytoremediation, crude oil waste