Semarang Creative Hub

Abstract

Menurut IAP (Ikatan Ahli Perencanaan) Indonesia, Kota Semarang termasuk sebagai Kota Layak Huni ke 6 setelah Kota Solo, Palembang, Balikapapan, Denpasar, dan Tangerang Selatan. Selain itu Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, sekaligus sebagai Kota Metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai kota dengan status Kota Meropolitan dan Ibu Kota Provinsi, aspek kehidupan yang berkembang di Kota Semarang sangatlah beragam. Salah satu aspek yang berkembang di Semarang adalah sektor perekonomian masyarakat. Kota Semarang sendiri mempunyai peningkatan ekonomi sebesar 5,2%-5,6% yang sebagian besar dipengaruhi oleh industri kreatif dari perdagangan dan usaha. Namun,di Kota Semarang masih minim akan wadah pengembangan kreatifitas, pemerintah hanya menyediakan sektor promosi seperti UMKM Center Semarang, dan Gallery Kreatif Semarang yangmana di tempat tersebut hanya dapat mempromosikan karya yang sudah ada, sehingga kurang cukup memperluas cabang lapangan pekerjaan baru dan hanya berhenti di salah satu sektor saja. Padahal sebagai Ibu Kota Provinsi jawa Tengah, Kota Semarang harus dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau perdagangan bebas kawasan ASEAN. Masyarakat didorong untuk lebih kratif dan inovatif, selain itu juga menorong masyarakat untuk menggunakan produk- produk lokal, serta mengembangkan budaya lokal, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi objek pasar namun juga pelaku pasar. Dengan demikian Kota Semarang membutuhkan sebuah wadah pengembang kreatifitas yaitu Semarang Creative HUB. Pedoman perencanaan dan perancangan Semarang Creative HUB dirumuskan dari persyaratan bangunan gedung Creative HUB yang dikeluarkan pemerintah, adanya analisa perencanaan yang pada dasarnya berkaitan dengan pendekatan aspek fungsional, kontekstual, dan aspek kerja. Serta berisi tentang besaran ruang pada bangunan.