Ismiyanti, Desi and Buchori, Imam (2019) BENTUK – BENTUK MITIGASI DAN ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP ABRASI DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KECAMATAN KEDUNG JEPARA. Masters thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF (Bab 5) 167Kb | |
| PDF (Daftar Pustaka) 390Kb | |
| PDF (Judul) 851Kb | |
| PDF (Bab 1) 837Kb |
Abstract
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terbesar di dunia, kurang lebih ada 17.500 pulau dan 81.000 km garis pantai di Indonesia. Seiring dengan waktu garis pantai selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi dapat berupa akresi maupun abrasi. Begitu pula halnya yang terjadi di Kecamatan Kedung, terdapat enam desa yang berbatasan dengan laut, yaitu Desa Bulak Baru, Desa Tanggultlare, Desa Panggung, Desa Surodadi, Desa Kalianyar, dan Desa Kedungmalang. Tingkat abrasi di Kecamatan Kedung sudah dalam kondisi yang memperihatinkan, sehingga memberikan dampak yang buruk terhadap kelangsungan hidup masyarakat yang berada di sekitarnya. Tujuan studi ini yaitu untuk melihat bagaimana bentuk –bentuk mitigasi dan adaptasi masyarakat terhadap abrasi dan perubahan garis pantai. Metode analisis yang digunakan yaitu metode overlay (tumpang tindih) untuk melihat perubahan garis pantai, Data yang digunakan yaitu citra landsat 5 tahun 1996 dan google earth 2006, serta pleiades imagery 2016. Kemudian dilanjutkan dengan metode CVI (Coastal Vulnerability Index) untuk melihat daerah yang rawan terhadap abrasi. kemudian dipadu dengan analisi LVI (Livelihood Vulnerability Index) dan LVI – IPCC (Livelihood Vulnerability Index - Intergovernmental Panel of Climate Change) untuk melihat tingkat kerentanan masyarakat terhadap bencana abrasi. Kemudian pengolahan kuesioner untuk melihat dampak abrasi terhadap sosial ekonomi serta observasi dan wawancara untuk melihat mitigasi dan adaptasi masyarakat terhadap bencana abrasi dan perubahan garis pantai. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kerusakan garis pantai di Kecamatan Kedung masih dalam kategori amat sangat berat. Berdasarkan perhitungan CVI (Coastal Vulnerability Index), enam desa yang berada di sepanjang pantai di Kecamatan Kedung merupakan daerah yang paling rentan terhadap abrasi. Dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi, abrasi sangat berpengaruh pada kondisi ekonomi. Dari penilaian LVI (Livelihood Vulnerability Index) didapat nilai kerentanan masyarakat terhadap abrasi yaitu 0,289 yang berarti pada tingkat cukup rentan dan nilai perhitungan LVI – IPCC (Livelihood Vulnerability Index – Intergovernmental Panel of Climate Change) yaitu 0,037 yang berarti cukup rentan. Berbagai upaya mitigasi yang diberikan oleh pemerintah dan swasta, seperti penanaman mangrove, pemasangan cerucuk bambu, sea wall, pemecah gelombang. Namun tidak semua bentuk mitigasi yang bertahan lama dan berfungsi secara efektif. Berbagai bentuk adaptasi dilakukan masyarakat yaitu relokasi rumah, penanaman mangrove, pembuatan tanggul, pengawasan lingkungan, pelatihan dan sosialisasi. Namun 64% masyarakat di Kecamatan Kedung tidak melakukan apa-apa untuk mengatasi abrasi tersebut.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Urban and Regional Planning |
ID Code: | 81393 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 24 Aug 2020 08:38 |
Last Modified: | 24 Aug 2020 08:38 |
Repository Staff Only: item control page