Septiani, Winnie (2009) Pendekatan Kombinasi Metode AHP Dan Metode Cut Off Point Pada Tahap Analisis Keputusan Perancangan Sistem Informasi Penjualan PT.X. J@TI UNDIP, IV (3). pp. 218-227. ISSN 1907 - 1434
Microsoft Word - Published Version 281Kb |
Abstract
PT. Indhira Travindo merupakan salah satu agen perjalanan wisata ke Negara United Arab Emirates (UAE) khususnya negara Abu Dhabi dan Dubai. Sistem penjualan perusahaan saat ini sering kali mengalami masalah-masalah yang akhirnya akan memperlambat proses penjualan. Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa masalah yang sedang dihadapi perusahaan adalah data penjualan perusahaan sering hilang, waktu pelayanan yang lama, belum adanya prosedur penjualan yang memadai, waktu pembuatan laporan yang cukup lama dan hal lain. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut maka perlu dilakukan analisis keputusan terhadap kebutuhan sistem informasi penjualan. Tahap analisis keputusan merupakan salah satu bagian penting dalam metodologi. Tahap ini merupakan tahap untuk pengambilan keputusan mengenai sistem informasi apakah yang akan dibangun berdasarkan hasil analisis masalah dan analisis kebutuhan sistem informasi. Metode Cut off Point akan digunakan dalam hal memilih kriteria berdasarkan opini sejumlah responden/pengambil keputusan dengan memberikan indeks terhadap derajat kepentingan masing-masing kriteria dan dipergunakan sebagai komponen pembangun struktur hirarki Analytical Hierarchy Process (AHP). Validitas kriteria yang terpilih ditentukan berdasarkan hasil perundingan pihak yang terkait langsung dan user dalam sebuah forum diskusi ”Nominal Group Tehnic” (NGT) . Kata kunci : analisis keputusan, cut off point, AHP, NGT Abstract PT.X as one of traveling agency to United Arab Emirates (UAE) countries especially Abu Dhabi and Dubai. The selling system nowadays often encounters some problems which eventually will slow the selling process down. The results of the analysis showed that the problems encountered by the company are the lost of selling data happens very often, the services takes quite a long time, the selling procedure is not well available, the making of the report takes a long time and so on. Decision analysis for selling information system is needed to solve the problem on the selling system. One of the important parts in action planning of System Information Method is phase of Decision Analysis. It forms phase for decision making about what kind of System Information will built based on problem analysis results and necessity of System Information analysis. Cut-Off Point Method will use in choosing criteria based on opinions of respondents/decision makers by give index across degree of each criteria importance and used as component of hierarchy structure builder of Analytical Hierarchy Process (AHP). The chosen criteria of validity fixed by result of discuss between personal direction and user in a “Nominal Group Techic” NGT discussion forum. Keyword : Decision analysis, cut- off point, AHP, NGT PENDAHULUAN PT. X sebagai salah satu biro perjalanan wisata menghadirkan konsep-konsep yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan pelayanan jasa pariwisata seperti pemesanan tiket domestik dan internasional, pemesanan akomodasi yang diperlukan konsumen di tempat tujuan, dan lainnya. Saat ini selain memenuhi kebutuhan pelayanan jasa pariwisata kepada konsumen langsung, PT. X juga menawarkan pemenuhan kebutuhan pelayanan jasa pariwisata kepada para agen wisata lain yang tidak memiliki jaringan kerja sama dengan pihak yang dapat menyediakan segala macam bentuk kebutuhan konsumen di tempat wisata. Perusahaan sangat mementingkan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang memiliki waktu pelayanan yang relatif lebih cepat dan pelayanan yang dapat menghasilkan pelayanan terbaik. Dalam sistem penjualan yang dimiliki perusahaan saat ini belum dapat membantu perusahaan untuk memberikan pelayanan tersebut. Suatu sistem informasi yang terkomputasi diperlukan untuk membantu perusahaan menyelesaikan masalah perusahaan dan membantu perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik. Salah satu sistem informasi yang dapat membantu perusahaan dalam memperlancar kinerja dan memperlancar pelayanan ke pelanggan adalah sistem informasi penjualan yang berbasis web. Akan tetapi, perancangan sistem informasi akan memberikan konsekuensi sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehingga sebelum sistem informasi dibangun maka dilakukan analisis keputusan apakah perancangan sistem usulan tetap dilanjutkan atau tidak, berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah. Pendekatan kombinasi metode AHP dan metode cut- off point akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan ini. TEORI Tinjauan Umum Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini: (Jogiyanto, 2005) 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan di sistem yang lain. Permasalahan yang timbul dapat berupa: • Ketidakberesan Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa: kecurangan disengaja yang menyebabkan sistem yang lama tidak dapat kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin, tidak efisiennya operasi. • Pertumbuhan Organisasi Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat. Perangkat keras computer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana. 3. Adanya instruksi-instruksi Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah. Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh pada tahun 1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan yang dinilai luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini mensintesis perbandingan ‘judgement’ pengambil keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas preferensi atas suatu keputusan (Saaty, 1993). Prinsip Pokok Analytical Hierarchy Process (AHP) Prinsip pokok AHP adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, yaitu : 1. Penyusunan Hirarki Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan masalah yang kompleks ke dalam sub sistem, elemen, sub elemen dan seterusnya sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Hirarki keputusan disusun berdasarkan pandangan pihak-pihak yang memiliki keahlian (expert) dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan. 2. Penentuan Prioritas Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobot atau kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang kepentingan terhadap keputusan tersebut, baik secara langsung (diskusi, wawancara) maupun tidak langsung (kuesioner). 3. Konsistensi Logis Konsistensi jawaban responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan keputusan. Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai rasio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari itu berarti penilaian yang telah dilakukan ada yang random dengan demikian perlu diperbaiki. METODOLOGI Penelitian Pendahuluan Tahap penelitian pendahuluan merupakan tahap pengenalan terhadap kondisi lingkungan sistem untuk mendukung proses selanjutnya, yaitu kondisi dari lingkungan perusahaan. Dengan adanya tahap penelitian pendahuluan ini, maka masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh PT. X dengan sistem saat ini dapat diketahui. Analisis masalah Tahapan analisis masalah, masalah-masalah yang telah diidentifikasikan pada tahapan sebelumnya akan dianalisis, untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan sistem penjualan ada saat ini. Analisis kebutuhan Berdasarkan analisis masalah yang ada pada perusahaan, maka akan dibuat suatu rumusan mengenai kebutuhan umum dan khusus penguna sistem. Pernyataan kebutuhan bisnis dihasilkan dari pernyataan-pernyataan pengguna sistem mengenai kebutuhan mereka terhadap sistem usulan. Analisis keputusan Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah yang ada pada tahap sebelumnya, maka akan dilakukan analisis apakah perancangan sistem usulan ini tetap dilanjutkan atau tidak. Bagan alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Bagan alir tersebut menunjukan tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari penelitian sampai dengan keputusan untuk menjalankan atau tidak menjalankan rancangan sistem berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah. Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan Tahapan penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini. Penelitian pendahuluan telah dilakukan dengan menganalisis sistem yang ada saat ini. Dari analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut: • Perusahaan sering mengalami kehilangan data atau dokumen perusahaan, hal ini disebabkan karena data perusahaan belum terorganisir dengan baik. • Perusahaan mengalami kesulitan dalam memperkenalkan diri ke masyarakat luar karena perusahaan belum memiliki wadah yang berisi tentang profil perusahaan, produk yang ditawarkan dan informasi lainnya. • Pada pembuatan receipt, surat confirm dan Quotation untuk pelanggan, perusahaan belum memiliki format yang dapat mempermudah pembuatan dokumen tersebut. • Perusahaan harus melakukan pengiriman informasi promosi secara berulang kali kepada seluruh pelanggan. Pengiriman yang dilakukan secara manual memerlukan waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan pemberitahuan lewat buletin atau informasi terbaru pada sistem. Analisis Masalah Tahap penelitian pendahuluan menghasilkan identifikasi permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan. Pada tahap analisis masalah ini, masalah-masalah yang ada dianalisis untuk mendapatkan usulan perbaikan yang dapat diterapkan pada sistem usulan. Hasil analisis masalah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Masalah Hal yang Diamati Masalah Yang dihadapi Data terbaru yang dimiliki oleh pelanggan Data yang dimiliki pelanggan jarang diperbaharui oleh perusahaan karena perusahaan memiliki kesibukan lain. Waktu yang diperlukan untuk memberitahukan seluruh pelanggan mengenai informasi data terbaru sangat lama karena pemberitahuan dilakukan dengan menggunakan e-mail kepada setiap pelanggan. Form Pemesanan produk Perusahaan belum memiliki form pemesanan yang baku untuk reservasi hotel, transfer, dan produk lainnya. Prosedur pemesanan produk Prosedur pemesanan produk pada saat ini belum memiliki output dan input yang jelas. Artinya pemesanan produk pada saat ini belum memiliki form yang jelas dan pembuatan form dilakukan secara manual. Pengenalan Perusahaan Perusahaan belum memiliki wadah untuk memperkenalkan diri ke masyarakat umum dan perusahaan juga belum memiliki wadah yang berisi tentang profil perusahaan, produk yang ditawarkan dan informasi lainnya. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan juga dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke para pelanggan dan karyawan perusahaan. Penyebaran kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan para entitas sistem maka dilakukan pengisian kuesioner awal oleh para pengguna sistem pada saat ini. Jenis atau tipe kuesioner yang digunakan adalah tipe fixed-format questionnaire/kuesioner format tetap. • Jumlah responden karyawan adalah 13 responden. Dari 13 responden tersebut yang “Tidak Puas” dengan sistem saat ini ada 12 responden atau 92,3% dari keseluruhan karyawan. • Jumlah responden yang merupakan karyawan dan konsumen perusahaan adalah 29 responden. Dari 29 responden yang “Tidak Puas” dengan sistem saat ini ada 23 responden atau 79,3 % dari keseluruhan pengguna sistem. • Jumlah responden karyawan adalah 13 responden. Dari 13 responden tersebut yang “Tidak Puas” dengan sistem saat ini ada 12 responden atau 92,3% dari keseluruhan karyawan. Dari jumlah pengguna sistem yang “Tidak Puas” dengan sistem yang ada saat ini, maka dapat disimpulkan dibutuhkan suatu sistem informasi baru yang dapat membantu transaksi perusahaan. dari seluruh reponden yang “Tidak Puas” menyatakan perlu adanya sistem baru. Identifikasi Kebutuhan Umum yang Dibutuhkan Pengguna Sistem Kebutuhan umum yang dibutuhkan oleh pengguna sistem adalah sebagai berikut: 1. Para pengguna sistem memiliki akses login ke dalam sistem informasi. 2. Para pengguna sistem dapat mengetahui informasi dan promosi yang terbaru. 3. Sistem informasi dapat memdokumentasikan dan menyimpan seluruh data penjualan yang berupa data pelanggan, data transaksi dan data lain. 4. Data penjualan dapat disimpan dan diorganisir dengan baik sehingga memudahkan pencarian data pada saat dibutuhan. 5. Para pengguna sistem dapat mengetahui transaksi yang terbaru yang telah dikonfirmasi oleh pihak yang bersangkutan. Identifikasi Kebutuhan Khusus yang Dibutuhkan Pengguna Sistem Setiap pengguna sistem memiliki kebutuhan mendapatkan informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan sistem dan juga dapat melakukan sesuatu pada sistem. Kebutuhan setiap pengguna sistem berbeda dengan kebutuhan pengguna lainnya. Kebutuhan setiap pengguna sistem dapat dilihat pada daftar berikut: 1. Kebutuhan Pelanggan Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh pelanggan adalah: a. Daftar produk b. Informasi yang lengkap dan jelas tentang suatu produk c. Status transaksi dan sejarah transaksi d. Surat balasan seperti Receipt, Quotation, Confirmed Receipt dan Invoice dapat diperoleh dari sistem e. Dapat mencari produk yang sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan rincian produk. f. Informasi tentang promosi dan produk terbaru dari perusahaan. g. Memperbaharui data yang berkaitan dengan data pelanggan. 2. Kebutuhan Staff marketing and Promotion Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh Staff marketing and Promotion adalah: a. Mengetahui rincian produk yang dibeli pelanggan. b. Mengetahui kebijakan terbaru perusahaan. c. Mendapatkan data pelanggan d. Mengetahui rincian transaksi. 3. Kebutuhan Managing Director Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh Managing Director adalah: a. Status transaksi dan sejarah transaksi b. Mengetahui data pelanggan c. Mengetahui sejarah transaksi perusahaan d. Mengetahui piutang setiap pelanggan 4. Kebutuhan Operation Manager Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh Operation Manager adalah: a. Mengetahui adanya pesanan dari pelanggan b. Mengetahui rincian produk yang dipesan oleh pelanggan c. Mengetahui data transaksi perusahaan dalam satu bulan d. Mendapatkan data pelanggan e. Status transaksi dan sejarah transaksi 5. Kebutuhan Staff Operational Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh Staff Operational adalah: a. Mengetahui adanya pesanan dari pelanggan b. Mengetahui rincian pesanan pelanggan c. Mengetahui data pelanggan d. Mengetahui pelanggan mana saja yang memesan produk 6. Kebutuhan Accounting Informasi yang dibutuhkan dan diperlukan oleh Accounting adalah: a. Informasi pelanggan yang membeli produk b. Informasi pelanggan c. Informasi total penjualan produk d. Mengetahui jumlah produk yang terjual dalam satu bulan e. Mengetahui status pembayaran pelanggan f. Mengetahui data transaksi dan data penjualan g. Status transaksi dan sejarah transaksi Analisis Keputusan Saat ini, PT. Indhira Travindo memiliki sistem dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Sistem yang dimiliki oleh perusahaan antara lain sistem Penjualan dan sistem Administrasi. Sistem administrasi yang ada di perusahaan terdiri dari sistem gaji karyawan dan sistem absensi karyawan. Sistem penjualan adalah sistem yang berhubungan dengan kegiatan penjualan perusahaan, terdiri dari sistem pemesanan produk dari perusahaan ke supplier dan sistem penjualan produk dari perusahaan ke pelanggan. Sistem yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2. Seleksi Faktor Derajat kepentingan faktor diperoleh dari hasil kuesioner yang berisi faktor-faktor yang diperoleh dari hasil analisis masalah dan analisis kebutuhan. Kuesioner ini diisi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perancangan sistem informasi penjualan, yaitu Pelanggan, Staff Marketing and Promotion, Managing Director, Operation Manager, Staff Operational dan Accounting. Penilaian dibagi menjadi tiga, yaitu Sangat penting (very important) dengan skor 3, Cukup penting (somewhat important) dengan skor 2 dan tidak penting (not important) dengan nilai 1 (Tam & al 2001). Gambar 2. Sistem pada PT. Indhira Travindo Tabel 2. Daftar faktor yang akan Dinilai dalam Kuesioner Faktor Kode Profil Perusahaan PP Data Pelanggan DPL Data Penjualan DPJ Daftar Produk DPR Data Pembayaran DPB Promosi Produk terbaru PPT Status Transaksi dan sejarah transaksi ST Rincian produk yang dibeli RP Data Piutang setiap pelanggan DPP Pembaharuan data pelanggan PDP Data Pemesanan DP Data Surat invoice, service confirmed dan Quotation DSI Surat invoice, service confirmed dan Quotation SI Kebijakan perusahaan KP Laporan Keuangan LK Seluruh penilaian responden dikumpulkan , kemudian dirata-ratakan untuk tiap elemen. Seluruh faktor diurutkan dari nilai tertinggi ke nilai terendah. Kemudian dicari nilai cut off point dengan rumus : Natural cut-off point = ( Maximum Score + Minimum Score ) / 2 Faktor yang memiliki nilai di bawah cut-off point akan dibuang dari perhitungan dan model AHP Nilai rata-rata maksimum adalah 2,47 sedangkan nilai rata-rata minimum adalah 1,73 sehingga natural cut off point adalah : Natural cut-off point = ( 2,47 + 1,73 ) / 2 = 2,1 Maka faktor-faktor dengan nilai rata-rata di bawah 2,1 akan dibuang dari perhitungan dan model AHP. Untuk memastikan validitas faktor terpilih tersebut dalam menyusun faktor-faktor yang digunakan dalam menentukan keputusan dijalankan atau tidak dijalankan sistem informasi penjualan ini, diadakan sebuah forum diskusi ”Nominal Group Tehnic” (NGT). Forum ini dihadiri oleh semua pihak yang terkait dengan perancangan sistem informasi penjualan perusahaan PT. X. Penyusunan Hirarki Dengan menggunakan faktor-faktor yang lolos dari penilaian cut-off point, dapat disusun sebuah struktur hirarki keputusan yang terdiri dari empat level hirarki. Level pertama adalah goal, yaitu keputusan jalankan atau tidak dijalankan rancangan sistem informasi penjualan. Lbel kedua adalah faktor yang terdiri dari Data Pemesanan (DP), Data Pelanggan (DPG), Data Penjualan (DPJ), Kebijakan Perusahaan (KP), Status Transaksi (ST), Profil Perusahaan (PP), Data Pembayaran (DPB) dan Promosi Produk Terbaru (PPT). Level ketiga adalah Aktor yang terdiri dari Pelanggan (PL), Staff Marketing and Promotion (SPP), Managing Director(MD), Operation Manager(OM), Staff Operational (SO) dan Accounting(AC). Sedangkan level keempat adalah alternatif keputusan yaitu jalankan atau tidak jalankan rancangan sistem informasi penjualan Tabel 3. Rata-rata Tingkat Kepentingan Faktor No Faktor Kode Sangat Penting (3) Cukup Penting (2) Tidak Penting (1) Jlh Resp. Total Rata-rata 1 Data Pemesanan 16 12 2 30 74 2,47 2 Data Pelanggan 18 5 7 30 71 2,37 3 Data Penjualan 16 9 5 30 71 2,37 4 Kebijakan Perusahaan 14 12 4 30 70 2,33 5 Status Transaksi 13 12 5 30 68 2,27 6 Profil Perusahaan 10 15 5 30 65 2,17 7 Data Pembayaran 12 10 8 30 64 2,13 8 Promosi Produk Terbaru 11 11 8 30 63 2,10 9 Data Piutang Setiap Pelanggan 14 4 12 30 62 2,07 10 Daftar Produk 9 14 7 30 62 2,07 11 Rincian Produk Yang Dibeli 12 7 11 30 61 2,03 12 Surat Invoice 8 14 8 30 60 2,00 13 Pembaharuan Data Pelanggan 10 6 14 30 56 1,87 14 Data Surat Invoice 8 10 12 30 56 1,87 15 Laporan Keuangan 5 12 13 30 52 1,73 Gambar 3. Struktur Hirarki Keputusan Jalankan atau Tidak Jalankan Sistem Informasi Penjualan Perhitungan Bobot Perhitungan bobot dari setiap elemen pada setiap level dilakukan berdasarkan penyusunan hirarki. Tujuannya adalah untuk menentukan strategi mana yang diberikan prioritas untuk diutamakan pelaksanaannya. Prioritas ditetapkan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Proses perhitungan bobot dibantu dengan software Expert Choice 2000 melalui perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Konsistensi rasio bernilai dibawah 0,1. Dengan nilai konsistensi rasio tersebut, mengindikasikan bahwa elemen-elemen dalam struktur hirarki dapat digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Tabel 4 Merupakan tabel hasil analisis faktor dengan bobot dan prioritasnya, untuk menentukan aktor dalam penentuan keputusan untuk menjalankan atau tidak menjalankan rancangan sistem informasi penjualan. Tabel 4. Bobot dan Prioritas Aktor Strategi Peningkatan Kualitas Susu Pasteurisasi Aktor Bobot Prioritas Pelanggan 0.235 1 Staff Marketing 0.197 2 Operation Manager 0.189 3 Staff Operational 0.161 4 Accounting 0.114 5 Managing Director 0.104 6 Tabel 5. Bobot dan Prioritas Aktor Strategi Peningkatan Kualitas Susu Pasteurisasi Bobot Prioritas Jalankan 0.761 1 Tidak Dijalankan 0.239 6 Tujuan utama dan menjadi prioritas utama dari hasil penerapan struktur hirarki dan perhitungan bobot dalam kasus ini adalah keputusan yang untuk menjalankan dan tidak menjalankan sIstem informasi. Dengan memperhatikan keseluruhan faktor, aktor dan tujuan yang hendak dicapai dari keputusan yang diambil, maka dapat ditentukan keputusan yang memiliki bobot tertinggi dan prioritas pertama.. Berdasarkan Tabel 5, keputusan yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan adalah menjalankan sistem informasi penjualan Model Konseptual Sistem yang akan Dibangun Sistem informasi penjualan yang akan dirancang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan saat ini. Oleh sebab itu, sistem informasi yang akan dirancang adalah sistem informasi penjualan yang berbasis web. Untuk mengetahui lebih jelas sistem informasi yang akan dirancang dapat dilihat pada Gambar 4. KESIMPULAN DAN SARAN Analisis keputusan adalah salah satu bagian yang penting dalam perancangan sistem informasi. Analytical Hierarchy Proces (AHP) dan metoda cut off point dapat digunakan sebagai pendekatan dalam tahap pengambilan keputusan sebelum tahap rancangan sistem informasi dijalankan. Faktor-faktor yang digunakan dalam struktur hirarki ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah. Metode cut-off point berkontribusi dalam hal memilih faktor berdasarkan opini sejumlah responden dengan memberikan indeks terhadap derajat kepentingan masing-masing faktor. Kuantifikasi derajat kepentingan ke dalam bentuk indeks merupakan pendekatan yang dipakai dalam mengklasifikasikan faktor yang diusulkan untuk dieleminasi dan diusulkan untuk dipergunakan sebagai pembangun struktur hirarki AHP. Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan metode cut-off point dan Analytical Hierarchy Proces (AHP) menunjukan bahwa sistem informasi dapat dijalankan dengan memperhatikan faktor-faktor yang dipentingkan dan seluruh aktor yang terlibat dalam rancangan sistem informasi penjualan DAFTAR PUSTAKA 1. O’Brien, James., (2003), Introduction to Information Systems : Essential for the e-business Enterprise, Boston: McGrawHill-Irwin. 2. Saaty TL, (1998), Multi Criteria Decision Making, The Analytical Hierarchy Process. British Library Cataloguing in Publication Data, United States of America. 3. Saaty TL., (2001), Decision Making with Dependence and Feedback, The Analytical Network Process, University of Pittsburgh. 4. Tam, M.C.Y dan V.M.R.T Tummala., (2001), An Application of the AHP in Vendor Selection of a Telecommunications Systems, Omega 29 171-182 Gambar 4. Model Konseptual dari Rancangan Sistem Informasi yang akan Dibangun
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TS Manufactures |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
ID Code: | 8134 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 05 Apr 2010 15:25 |
Last Modified: | 05 Apr 2010 15:25 |
Repository Staff Only: item control page