Pengendalian Persediaan Menggunakan Pendekatan Dynamic Inventory Dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Permintaan,Yield,dan Leadtime

Hartini, Sri and Larasati , Indria (2009) Pengendalian Persediaan Menggunakan Pendekatan Dynamic Inventory Dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Permintaan,Yield,dan Leadtime. J@TI UNDIP, IV (3). pp. 202-213. ISSN 1907 - 1434

[img]Microsoft Word - Published Version
3220Kb

Abstract

Manajemen persediaan merupakan masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Untuk mendukung kelancaran produksi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kelancaran pemenuhan permintaan konsumen maka manajemen harus selalu berusaha untuk menjamin ketersediaan bahan. Namun manajemen persediaan yang kurang optimal dapat mengakibatkan terjadinya overstock persediaan bahan yang ditunjukkan dengan nilai Days of Inventory (DOI) persediaan bahan yang cukup tinggi. Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai DOI adalah hasil peramalan kebutuhan, jumlah safety stock, sisa persediaan serta ketidakpastian – ketidakpastian yang berasal dari supplier. Untuk dapat meminimasi nilai DOI, maka dalam menentukan jumlah pesanan harus dipertimbangkan faktor – faktor tersebut. Saat ini dalam menentukan jumlah pesanan PT Garudafood Putra Putri Jaya Pati hanya mempertimbangkan hasil peramalan kebutuhan, jumlah safety stock, sisa persediaan, dan tidak mempertimbangkan ketidakpastian – ketidakpastian yang berasal dari supplier, sehingga mengakibatkan tingginya nilai DOI persediaan perusahaan. Penelitian ini mencoba membandingkan model kebijakan pengendalian persediaan yang dipergunakan oleh perusahaan (current policy) dengan model kebijakan pengendalian persediaan dinamis ( ) yang mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime yang dikembangkan oleh Mohammed Zied Babai [2]. Studi perbandingan kebijakan dilakukan menggunakan simulasi spreadsheet. Dari hasil simulasi spreadsheet dan analisa kebijakan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa model kebijakan pengendalian persediaan dinamis ( ) merupakan kebijakan pengendalian persediaan terbaik karena dapat menghasilkan nilai DOI yang lebih rendah dari nilai DOI perusahaan yaitu 36.14 hari, total biaya persediaan lebih rendah dari total biaya perusahaan yaitu Rp. 6,078,696.72, dan pencapaian service level 100%. Key Word : Ketidakpastian Leadtime, Ketidakpastian Permintaan, Ketidakpastian Yield, Days of Inventory, Dynamic Inventory Abstract Inventory management is one of serious problem faced by companies. PT Garuda Putra – Putri Jaya (PT GPPJ Pati) is company which produce snack, like coated peanuts, soybean snack, and pillus. With a purpose to support production’s fluency which is afected in consumer demand fulfillment’ fluency, then PT GPPJ Pati management try to assure the availability of roll pack material. But, the failure in inventory management causing overstock in inventory of roll pack material which showed in high value of Days of Inventory (DOI). Based from preliminary research for knowing factors that affected to higher value of DOI, was concluded that the higher value of DOI caused by determination of order quantity that only consider farecast of roll pack material’s need, quantity of safety stock, and outstanding inventory in warehouse without calcuation process and still using intuition and experience of worker. Based form preliminary research, this research try to compared inventory control policy used by company (current policy), and ( ) inventory model based form forecasting with uncertainty demand, yield, and lead time which developed by Mohammed Zied Babai [Baba06]. Study of policy comparison was done with implementation of spreadsheet simulation with two policy scenario. From this simulation and policy analysis, was concluded that scenario 2 is best inventory control policy because deliver smallest DOI value, i.e. 36.02 days, and lowest inventory cost, i.e. Rp 5,775,116.41. Key words : Uncertainty Lead Time, Uncertainty Demand, Uncertainty Yield, Days of Inventory, Dynamic Inventory PENDAHULUAN Persediaan merupakan sumber daya yang disimpan dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang [10]. Kurang optimalnya kebijakan pengendalian persediaan yang digunakan oleh perusahaan sering kali mengakibatkan kelebihan persediaan (overstock) bahan kemas roll yang ditunjukkan dengan tingginya nilai Days of Inventory (DOI). PT GarudaFood Putra Putri Jaya Pati merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ringan. Untuk mendukung kelancaran proses produksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kelancaran pemenuhan permintaan dari konsumen maka PT. GPPJ Pati selalu berusaha untuk menjamin ketersediaan bahan dengan sedapat mungkin menghindari terjadinya kekurangan persediaan bahan sehingga dapat selalu memenuhi target service level yang telah ditentukan di awal horison perencanaan. Rata – rata nilai DOI bahan kemas roll selama periode Januari 2006 – Agustus 2008 adalah 56.38 hari dengan nilai DOI tertinggi adalah 692.47 hari dan nilai DOI terendah adalah 11.72 hari. Tingginya nilai DOI disebabkan oleh kurang tepatnya penentuan jumlah pesanan. Kurang tepatnya jumlah pesanan yang ditentukan disebabkan karena perusahaan hanya mempertimbangkan hasil peramalan kebutuhan, safety stock, dan persediaan akhir bahan kemas roll pada penentuan jumlah pesanan. Dalam penentuan jumlah pesanan, perusahaan tidak pernah mempertimbangkan faktor – faktor ketidakpastian yang berasal dari supplier. Padahal dalam sistem persediaan nyata selain ketidakpastian yang berasal dari peramalan permintaan, ketidakpastian – ketidakpastian yang berasal dari supplier juga berpengaruh terhadap sistem persediaan. Penelitian ini mencoba untuk membandingkan model kebijakan pengendalian persediaan yang dipergunakan oleh perusahaan (current policy) dengan model kebijakan pengendalian persediaan dinamis ( ) yang mempertimbangkan pola permintaan non stasioner serta ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime. Studi perbandingan kebijakan ini menggunakan simulasi spreadsheet untuk melakukan analisis kebijakan berdasarkan karakteristik dan parameter dari kedua kebijakan tersebut. Tujuannya adalah mendapatkan model kebijakan pengendalian persediaan yang dapat menurunkan nilai DOI, meminimasi total biaya persediaan, dan tetap dapat memenuhi target service level. TINJAUAN PUSTAKA Kriteria Kinerja Persediaan 1. Tingkat ketersediaan (availability) Ukuran ini menunjukkan kemampuan sistem persediaan dalam memenuhi permintaan pemakai tanpa ditunda. Ukuran ini biasa disebut dengan tingkat pelayanan (service level). Dapat ditentukan dengan formula (1) berikut ini [5] : …....................(1) Dimana : : Jumlah permintaan yang dapat dipenuhi segera : Jumlah permintaan yang datang dalam periode tersebut 2. Total biaya persediaan Total biaya persediaan adalah biaya operasional yang diperlukan untuk pengadaan dan pengoperasian persediaan selama horison perencanaan. Total biaya persediaan terdiri dari [5]: • Biaya pemesanan (order cost) Merupakan semua pengeluaran yang ditimbulkan untuk mendatangkan barang dari luar, terdiri dari biaya administrasi pembuatan dan penerimaan pesanan serta biaya telekomunikasi. • Biaya persediaan (holding cost) Merupakan semua pengeluaran yang timbul akibat penyimpanan barang, terdiri dari biaya penyusutan tanah, bangunan dan peralatan; biaya administrasi pergudangan; gaji pegawai gudang; biaya listrik; dan biaya modal. 3. Days of Inventory (DOI) Days of Inventory (DOI) didefinisikan sebagai rata – rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih lanjut). Dapat ditentukan dengan formula (2) berikut ini [6] : .........(2) Klasifikasi Kebijakan Pengendalian Persediaan Berdasarkan Tipe Informasi Permintaan yang Digunakan Berdasarkan tipe informasi permintaan yang digunakan, kebijakan pengendalian persediaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut pendekatan berdasarkan penggunaan persediaan dimana kebijakan pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa tidak tersedia informasi permintaan di awal horison perencanaan, parameter kebijakan diperoleh berdasarkan distribusi probabilitas dari permintaan historis, keputusan pengendalian persediaan dibuat pada waktu sebenarnya; pendekatan berdasarkan kebutuhan masa depan dimana kebijakan pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa terdapat informasi permintaan di awal dalam bentuk pesanan maupun peramalan. Klasifikasi kebijakan ini lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 1 [4]. Kebijakan Pada kebijakan waktu diskrit, tingkat persediaan dikendalikan pada awal dari setiap periode. Suatu kuantitas yang pasti dipesan ketika posisi persediaan turun dibawah titik pemesanan kembali . Jumlah yang dipesan akan diterima setelah periode. Kuantitas pemesanan dihitung dengan memperhatikan keseimbangannya terhadap biaya persediaan dan biaya pemesanan. Sedangkan nilai optimal dihitung untuk mencukupi permintaan selama interval perlindungan (Lead time ditambah suatu periode dasar) dan dapat dihitung dengan mempertimbangkan suatu target service level. Gambar 1. Klasifikasi Kebijakan Pengendalian Produksi-Persediaan [4] Jika diasumsikan permintaan berdistribusi normal dengan rata – rata dan standar deviasi . Parameter optimal dari kebijakan diberikan dengan persamaan (2-5) dimana adalah probabilitas distribusi normal standar (standard normal probability distribution), adalah target siklus service level, biaya pemesanan tetap adalah tingkat biaya persediaan [4]. dan .....(3) Simulasi Spreadsheet Simulasi spreadsheet mengacu pada penggunaan spreadsheet sebagai alat untuk menggambarkan model simulasi, pelaksanaan percobaan, pengukuran kinerja model perhitungan, dan laporan yang dihasilkan. Untuk menyusun suatu simulasi dalam spreadsheet, terlebih dahulu harus dilakukan klasifikasi sel dalam model spreadsheet berdasarkan isinya. Berikut ini merupakan klasifikasi sel dalam model spreadsheet berdasarkan isinya [7]: 1. Masukan Model, sel ini dapat berisi parameter – parameter yang merupakan bagian dari model, seperti biaya per unit atau rata – rata permintaan. 2. Perhitungan Lanjut, sel ini berisi formula yang memiliki perhitungan yang ditentukan oleh model. 3. Keluaran Model, sel ini berisi pengamatan dari hasil yang dicari dan diperhatikan dari hasil pelaksanaan simulasi model. GAMBARAN SISTEM DAN ASUMSI Sistem persediaan yang dipertimbangkan disini adalah suatu sistem persediaan single stage dan single item dengan permintaan nonstasioner yang diberikan dalam bentuk peramalan dan ketidakpastian peramalan. Peramalan dan ketidakpastian peramalan dapat diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif dan/atau kuantitatif. Dalam penelitian ini kata “ketidakpastian peramalan” digunakan untuk mengganti “kesalahan peramalan” [4]. Model kebijakan pengendalian persediaan dinamis berbasis peramalan dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Model Sistem Persediaan [1] Berikut ini merupakan asumsi – asumsi yang digunakan dalam penerapan kebijkaan ( ) [1] : • Sistem tidak terbatas dan replenishment persediaan membutuhkan suatu leadtime. • Peramalan dan ketidakpastian peramalan diberikan pada awal dari horison perencanaan. • Pada setiap periode, peramalan dan kumulatif ketidakpastian peramalan selama satu interval diketahui diawal periode peramalan. • Ketidakpastian peramalan adalah variabel acak yang independent dan berdistribusi normal untuk seluruh periode dari horison dengan parameter (0, ). • Ketidakpastian leadtime berdistribusi normal • Ketidakpastian yield berdistribusi normal Notasi – notasi yang digunakan dalam kebijkaan pengendalian persediaan dinamis berbasis peramalan [2] : • : peramalan yang diberikan pada akhir periode untuk periode • : lead time pemesanan • : posisi persediaan pada akhir periode • : titik pemesanan kembali pada periode • : safety stock pada periode • : kuantitas pemesanan • : siklus service level • : biaya pemesanan tetap • : biaya simpan per periode • : ekspektasi total biaya persediaan • : jumlah periode pada horizon perencanaan • : interval waktu antar a dua pemesanan berturut – turut • : ketidakpastian peramalan selama interval • : kumulatif ketidakpastian peramalan selama interval • : cumulative probability distribution dari • : standard normal cumulative probability distribution • : kuantitas penerimaan pada periode • : ketidakpastian yield dan bernilai acak Dalam penelitian ini dipertimbangkan model ketidakpastian peramalan absolut. Model absolut mengasumsikan bahwa ketidakpastian peramalan adalah terpisah dari peramalan. Karena ketidakpastian peramalan berdistribusi normal pada setiap periode, maka kumulatif ketidakpastian peramalan selama interval juga berdistribusi normal dengan parameter ( ), dan dapat ditentukan dengan formula (4) berikut ini [3]. …..(4) Dimana : : kumulatif ketidakpastian peramalan selama interval yang ditentukan di akhir periode : leadtime pemesanan : estimasi permintaan pada periode : peramalan yang diberikan pada akhir periode untuk periode Dengan menggunakan , maka rata – rata dan standar deviasi dari kumulatif ketidakpastian peramalan selama interval yang dinotasikan dengan dan dapat ditentukan dengan persamaan (5) dan (6) sebagai berikut: …………..(5) ....... (6) MODEL MATEMATIS KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DINAMIS ( ) Kebijakan ( ) dengan Ketidakapstian Permintaan Pada kebijakan ( ), sistem dikendalikan pada setiap periode dasar peramalan. Pada awal dari setiap periode , jika posisi persediaan turun dibawah titik pemesanan kembali sejumlah dipesan. Jumlah yang dipesan akan tiba setelah periode [4]. Perubahan persediaan pada kebijakan ( ) diperlihatkan pada gambar 3. Gambar 3. Kebijakan ( [2] Kebijakan ini dikarakteristikan oleh dua parameter : titik pemesanan kembali dan jumlah pesanan . Titik pemesanan kembali adalah sama dengan penjumlahan peramalan dan jumlah ketidakpastian peramalan maksimal selama periode untuk suatu target siklus service level [4]. Safety Stock sama dengan jumlah ketidakpastian peramalan maksimal selama interval perlindungan [2]. Titik pemesanan kembali dan jumlah pesanan dapat ditentukan dengan persamaan (7) dan (8) berikut ini [4] : ... (7) .......................................(8) Kebijakan ( ) dengan Ketidakpastian Yield Kebijakan ( ) dengan pengaruh ketidakpastian yield mempertimbangkan bahwa supplier tidak handal, yang menggambarkan suatu ketidakpastiaan yield, yaitu jika kuantitas dipesan untuk pengisian kembali persediaan, kuantitas penerimaan adalah fungsi dari kuantitas dan ketidakpastian yield , dan dinyatakan sebagai berikut [2]: ............................................(9) Gambar 4. Kebijakan ( dengan Ketidakpastian Yield [2] Perubahan persediaan pada kebijakan ( ) dengan ketidakpastian yiled diperlihatkan pada gambar 4. Titik pemesanan kembali adalah sama dengan kebijakan ( dengan ketidakpastian permitaan dapat ditentukan dengan persamaan (7). Sedangkan jumlah pesanan berubah, dapat ditentukan dengan mensubtitusikan persamaan (9) ke dalam persamaan (8). Besarnya jumlah pesanan dapat ditentukan dengan persamaan (10). ..................(10) Kebijakan ( ) dengan Ketidakpastian Leadtime Karena sistem merupakan sistem pengendalian waktu diskret, maka diasumsikan bahwa variabel random leadtime diperoleh dari distribusi probabilitas diskrit dengan rataan dan standard deviasi yang dinotasikan dengan μL dan σL secara berurutan (diamana mengambil nilai , seperti . Parameter kebijakan ( ) dibawah ketidakpastian leadtime dapat ditentukan dengan persamaan 11 dan 8 sebagai berikut [3]: 1. Reorder point ( ) …...(11) 2. Kuantitas pemesanan ( ) Kebijakan ( ) dengan Ketidakpastian Permintaan, Yield, dan Leadtime Pengaruh dari ketidakpastian permintaan, yield dan lead time terhadap kebijakan ) telah dipelajari secara terpisah pada sub bab – sub bab sebelumnya. Pada sub bab ini akan diberikan parameter oprimal kebiajkan ) dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaa, yield dan lead time secara bersamaan. Titik pemesanan kembali dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (11) yang juga digunakan untuk menentukan titik pemesanan kembali untuk kebijakan ) dengan pengaruh ketidakpastian lead time. Kuantitas pemesanan optimal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (8) yang juga digunakan untuk menentukan kuantitas pemesanan optimal untuk kebijakan ) dengan pengaruh ketidakpastian penerimaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Simulasi Spreadsheet Perbandingan Total Biaya Berdasarkan perbandingan total biaya persediaan pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) memiliki total biaya selama horison perencanaan yang lebih rendah dibanding dengan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan yaitu sebesar Rp.6,078,696.72, sedangkan total biaya persediaan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan adalah Rp. 10,066,613.02. Tabel 1. Perbandingan Total Biaya Persediaan Bahan Kemas Roll Kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) Perusahaan AGB Rp 35,377.70 Rp 66,399.61 AG1 Rp 87,946.77 Rp 105,445.41 AJTS Rp 206,176.78 Rp 597,208.94 AJT1 Rp 115,185.91 Rp 119,522.94 AJT2 Rp 599,409.63 Rp 1,806,756.70 APC Rp 85,054.76 Rp 80,256.21 APD Rp 83,569.46 Rp 94,341.24 ORB1 Rp 239,521.83 Rp 147,956.81 OGB2 Rp 346,067.40 Rp 337,447.57 OGS2 Rp 183,982.14 Rp 267,633.10 TGC Rp 68,687.97 Rp 52,613.69 TGD Rp 78,487.24 Rp 174,636.97 TGF Rp 92,309.55 Rp 609,121.54 TGPE Rp 485,558.13 Rp 579,335.35 AKD1 Rp 78,321.12 Rp 47,749.56 AKD2 Rp 198,236.32 Rp 453,932.42 AKS1 Rp 76,752.62 Rp 60,092.25 AKS2 Rp 117,288.55 Rp 415,101.24 PG7 Rp 65,036.85 Rp 77,513.08 PGP2 Rp 414,993.77 Rp 1,318,147.74 PGS7 Rp 90,422.90 Rp 78,705.70 PGS2 Rp 374,307.99 Rp 927,368.92 PGC7 Rp 248,113.71 Rp 42,364.13 PGC2 Rp 993,017.24 Rp 1,544,584.43 LKBF Rp 315,806.25 Rp 21,846.94 LKSF Rp 399,064.14 Rp 40,530.53 Total Biaya Persediaan Rp 6,078,696.72 Rp 10,066,613.02 Perbandingan Nilai DOI Berdasarkan perbandingan rata – rata nilai DOI pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) memiliki rata – rata nilai DOI selama horison perencanaan lebih rendah dibanding dengan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan yaitu sebesar 36.14 hari, sedangkan rata – rata nilai DOI kebijakan pengendalian persediaan perusahaan adalah 38.47 hari. Perbandingan Jumlah Stock Out Berdasarkan perbandingan rata – rata nilai DOI, diketahui bahwa pada kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) tidak terjadi stock out selama horison perencanaan, sedangkan pada kebijakan pengendalian persediaan perusahaan terjadi stock out sebesar 599.36 roll. Perbandingan Pencapaian Target Service Level Berdasarkan perbandingan pencapaian service level , hasilnya bahwa untuk kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) maupun kebijakan pengendalian persediaan perusahaan menghasilkan pencapaian service level yang melebihi target service level yang telah ditetapkan perusahaan (95%). Kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) menghasilkan pencapaian service level yang lebih tinggi dibanding dengan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan yaitu sebesar 100%, sedangkan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan menghasilkan pencapaian service level sebesar 96.37%. Tabel 2. Perbandingan Rata – Rata Nilai DOI Bahan Kemas Roll Kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) Perusahaan AGB 46.21 69.69 AG1 28.94 19.88 AJTS 40.69 118.79 AJT1 37.62 34.38 AJT2 5.55 14.84 APC 50.93 37.55 APD 31.63 30.26 ORB1 13.79 5.30 OGB2 24.72 12.01 OGS2 12.90 19.00 TGC 35.62 37.50 TGD 27.36 46.34 TGF 17.15 36.74 TGPE 81.85 96.04 AKD1 49.82 21.86 AKD2 35.53 81.87 AKS1 67.97 32.97 AKS2 40.69 141.34 PG7 23.84 31.38 PGP2 12.55 37.09 PGS7 47.12 33.67 PGS2 7.74 17.45 PGC7 111.53 12.41 PGC2 9.45 9.47 LKBF 52.97 1.17 LKSF 25.55 1.31 Rata – Rata DOI 36.14 38.47 Usulan Kebijakan Pengendalian Persediaan Untuk menentukan kebijakan pengendalian persediaan yang paling optimal, maka dilakukan perbandingan ukuran kinerja dari masing – masing kebijakan pengendalian persediaan. Ukuran kinerja yang akan dibandingkan untuk memperoleh kebijakan pengendalian persediaan yang optimal adalah biaya total persediaan, nilai DOI, jumlah stock out, dan pencapaian service level. Ukuran kinerja dari masing – masing kebijakan pengendalian persediaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Ukuran Kinerja Kebijakan Pengendalian Persediaan Ukuran Kinerja Kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) Perusahaan Total Biaya Persediaan Rp 6,078,696.72 Rp 10,066,613.02 Nilai DOI 36.14 38.47 Jumlah Stock Out 0.00 599.36 Pencapiaan Service Level 100.00% 96.37% Dari Tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa untuk semua ukuran kinerja yang dibandingkan kebijakan pengendalian persediaan dinamis ) menghasilkan ukuran kinerja yang lebih baik dari kebijakan pengendalian persediaan perusahaan, yaitu total biaya persediaan, nilai DOI terendah, jumlah stock out terkecil, dan pencapaian service level tertinggi. Sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kebijakan pengendalian persediaan yang dapat meminimasi nilai DOI, meminimasi total biaya persediaan, dan tetap memenuhi target service level yang telah ditentukan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengendalian persediaan bahan kemas roll yang terbaik untuk kondisi di PT. GPPJ adalah pengendalian persediaan dinamis dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengendalian persediaan yang dapat menurunkan nilai DOI, meminimasi total biaya persediaan, dan tetap dapat memenuhi target service level perusahaan adalah kebijakan pengendalian persediaan dinamis dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime. Kebijakan pengendalian persediaan dinamis dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime menghasilkan nilai DOI dan total biaya persediaan yang lebih rendah dari kebijakan pengendalian persediaan perusahaan yaitu 36.14 hari dan Rp. 6,078,696.72, sedangkan nilai DOI dan total biaya persediaan kebijakan pengendalian persediaan perusahaan adalah 38.47 hari dan Rp 10,066,613.02. Pencapaian service level kebijakan pengendalian persediaan dinamis dengan mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, yield, dan leadtime sebesar 100%, sedangkan pencapaian service level kebijakan pengendalian persediaan perusahaan adalah 96.37%. DAFTAR PUSTAKA 1. Babai, Mohamed Zied, and Dallery, Yves, (2006), An Analysis of Forecast Based Reorder Point Policies : The Benefit of Using Forecasts, dalam 12th IFAC Symposium on Information Control Problem in Manufacturing (INCOM06), Saint-Etienne, France. 2. Babai, Mohamed Zied, and Dallery, Yves, (2006), A Dynamic Inventory Control Policy Under Demand, Yield, and Lead Time Uncerteinties, dalam IEEE SSSM (Service Systems and Service Management), Troyes, France. 3. Babai, Mohamed Zied, at all, (2008), Dynamic Re-order Point Inventory Control with Lead-time Uncertainty : Analisys and Empirical Investigation, dalam International Journal of Production Research, Taylor&Francis Group, France. 4. Babai, Mohamed Zied, and Dallery, Yves, (2009), Dynamic Versus Static Control Policies in Single Stage Production-Inventory Systems, dalam International Journal of Production Research Vol. 47 No. 2, Taylor&Francis Group, France. 5. Bahagia, Senator N., Sistem Inventori, Penerbit ITB, Bandung, 2006. 6. Pujawan, I Nyoman, (2005), Supply Chain Management, Penerbit Guna Widya, Surabaya. 7. Seila, Andrew F., (2005), Spreadsheet Simulation, Proceedings of the 2005 Winter Simulation Conference. 8. Zulfikarijah, Fien, (2005), Manajemen Persediaan, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Item Type:Article
Subjects:T Technology > T Technology (General)
T Technology > TS Manufactures
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
ID Code:8130
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:05 Apr 2010 15:11
Last Modified:05 Apr 2010 15:11

Repository Staff Only: item control page