UPACARA ADAT NGASA MASYARAKAT JALAWASTU (Studi Kasus Di Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes)

ROKHMAN, RIZZA AULIA (2020) UPACARA ADAT NGASA MASYARAKAT JALAWASTU (Studi Kasus Di Desa Ciseureuh Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes). Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Budaya.

[img]
Preview
PDF
2387Kb

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi upacara ngasa atau upacara sedekah gunung yang bertempat di Dukuh Jalawastu secara mendalam, memahami simbol-simbol pada upacara ngasa, serta menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ngasa. Menurut Widodo (2002), pelaksanaan sedekah gunung mencakup banyak aspek-aspek budaya sehingga dapat dikatakan bahwa upacara ini adalah bagian dari kebudayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti dalam mendapatkan informasi melakukan wawancara terhadap ketua adat Dukuh Jalawastu yang secara otomatif berperan aktif dalam upacara, lalu beberapa orang di Dukuh Jalawastu meliputi masyarakat biasa, mahasiswa, kepala dusun, kepala Desa Ciseureuh. Jenis sumber data menggunakan Emic untuk mengkaji dan mendeskripsikan simbol dan makna dalam upacara adat ngasa masayarakat Jalawastu. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa Masyarakat di Dukuh Jalawastu adalah masyarakat yang masih melaksanakan sedekah gunung dengan istilah upacara ngasa. Upacara ngasa merupakan warisan leluhur yang menjadi simbol pengetahuan, keyakinan, adat kebiasaan, serta pedoman hidup yang menuntun perilaku individu dalam kehidupannya di Dukuh Jalawastu. Hampir seluruh masyarakat Jalawastu, bahkan selain masyarakat Jalawastu mengikuti upacara tahunan ini. Upacara ngasa tetap dilaksanakan sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala rezeki yang diberikan di masa-masa sebelumnya. Masyarakat Jalawastu tetap mempertahankan tradisi yang telah ada meskipun banyak aspek telah berubah karena dampak globalisasi. Upacara ngasa mengandung aspek sosial berarti hidup harus berdampingan dengan orang lain, serta aspek psikologis yaitu menumbuhkan rasa persaudaraan sesama masyarakat dan menumbuhkan keyakinan bahwa alam dan lingkungan sekitar memiliki kekuatan gaib yang positif dan negatif. The purpose of this study was to determine the procession of the Ngasa ceremony or mountain alms ceremony which took place in Jalawastu Hamlet in depth, understand the symbols at the Ngasa ceremony, and explain the values contained in the Ngasa ceremony. According to Widodo (2002), the implementation of mountain alms includes many aspects of culture so that it can be said that this ceremony is part of the culture of the community. This research uses a qualitative method that is ethnography. Data collection techniques used were observation of participation, in-depth interviews, and documentation. Researchers in obtaining information conducted interviews with the traditional leader of Jalawastu Hamlet who automatically played an active role in the ceremony, then several people in Jalawastu Hamlet included ordinary people, students, village heads, village heads, Ciseureuh Village. This type of data source uses Emic to study and describe symbols and meanings in traditional ceremony of the people of Jalawastu. The results of this study indicate that the people in Jalawastu Hamlet are those who still carry out mountain alms with the term ngasa ceremony. The ngasa ceremony is an ancestral inheritance which is a symbol of knowledge, beliefs, customs, and life guidelines that guide individual behavior in life in Jalawastu Hamlet. Almost the entire Jalawastu community, even other than the Jalawastu community, participated in this annual ceremony. The ceremony is still held as a symbol of gratitude to God Almighty for all the sustenance provided in earlier periods. Jalawastu people continue to maintain the existing tradition even though many aspects have changed due to the impact of globalization. The ceremony contains social aspects, which means that life must co-exist with others, as well as psychological aspects, namely fostering a sense of brotherhood among people and fostering the belief that nature and the environment have positive and negative magical powers.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Anthroplogy
ID Code:81101
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:23 Jul 2020 14:14
Last Modified:23 Jul 2020 14:14

Repository Staff Only: item control page