FUNGSI RITUAL AGUNG BANYU PANGURIPAN DALAM MENJAGA KETERSEDIAAN AIR BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG

ROSTIYANA, NITA (2020) FUNGSI RITUAL AGUNG BANYU PANGURIPAN DALAM MENJAGA KETERSEDIAAN AIR BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG. Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Budaya.

[img]
Preview
PDF
1490Kb

Abstract

Penelitian ini mengkaji permasalahan perubahan fungsi dalam ritual upacara Ritual Agung Banyu Panguripan sebagai ritual yang bertujuan untuk meminta kelimpahan air di Kecamatan Pulosari yang sudah dilaksanakan sangat lama. Ritual ini diwariskan dan dipertahankan secara turun temurun oleh masyarakat pendukungnya. Seiring berjalannya waktu Ritual Agung Banyu Panguripan bergabung dengan Festival Wong Gunung (FWG) dan mengalami pergeseran fungsi. Meskipun sudah dilaksanakan sangat lama ritual ini tidak terlalu berpengaruh dalam hal mendatangkan kelimpahan air di Kecamatan Pulosari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan teori fungsionalisme Malinowski sebagai teori yang digunakan untuk menganalisis alasan mengapa masyarakat terus melaksanakan ritual yang hasilnya tidak terlalu berpengaruh dengan tujuan yang diinginkan. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan bahwa pergeseran fungsi terjadi karena masyarakat mengalami perubahan atau perkembangan pola pikir yang menganggap bahwa ritual upacara tidak hanya dilakukan untuk tujuan meminta air semata, namun bisa menjadi seni pertunjukan. Selain itu perubahan juga terjadi karena munculnya kreativitas pemuda dan masyarakat yang ingin melestarikan Ritual Agung Banyu panguripan, kesenian daerah serta mengangkat potensi wisata di Kecamatan Pulosari. Sejalan dengan perubahan ritual upacara, pelaksanaan ritual juga mengalami perubahan. Sikap masyarakat ketika menyambut FWG maupun ritual pun mulai berubah, karena mereka melihat terdapat peluang ekonomi ketika acara dilaksanakan. This research examines the issues of changes in function inside the ritual ceremony of Ritual Agung Banyu Panguripan as a ritual that aims to ask for an abundance of water in Pulosari districts which have been implemented in very long time. This ritual is inherited and is hereditary by the community supporters. As time passes by, the Ritual Agung Banyu Panguripan joined Festival Wong Gunung (FWG) and experienced a shift in function. Even after being carried out very long time, this ritual are less affected in the event brought an abundance of water in Pulosari districts. Methods used in this research is a qualitative methodology and use the theory of functionalism from Malinowski as a theory that used to analyze the reasons why some people continue to work a ritual that the results are less affected by a desired goal. The result of this research is shifting the function occured because they undergo a change or development of mindset that ritual ceremonies conducted for the purpose of not only for the purpose of soliciting water, but could be performing arts. In addition, changes also occur due to the emergence of youth and community creativity who want to preserve the Ritual Agung Banyu Panguripan, local art and raised the tourism potential in Pulosari district. In line with changes in ceremonial rituals, ritual implementation also changed. The attitude of the community when welcoming FWG and ritual bega

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Anthroplogy
ID Code:81096
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:23 Jul 2020 14:03
Last Modified:23 Jul 2020 14:03

Repository Staff Only: item control page