Strategi Manager Dalam Pengembangan SDM Keperawatan di RSUD Limpung

Abstract

pakan organisasi kompleks dengan sumber daya manusia bermacam-macam profesi dan berhubungan dengan kegiatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Salah satu sumber daya manusia di Rumah Sakit yang berperan dalam pelayanan kesehatan. Perawat sebagai ujung tombak dan kelompok terbesar dari profesi tenaga kesehatan di rumah sakit diharapkan bisa memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas, efektif dan efisien. Oleh sebab itu, manajemen rumah sakit harus memiliki strategi dalam upaya peningkatan sumber daya keperawatan.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manager dalam mengembangkan SDM keperawatan di RSUD Limpung. Jenis penelitian ini kualitatif yang bersifat naturalistic. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 6 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisa data menggunakan model Colaizzi. Hasil penelitian menunjukkan strategi kebijakan manager dalam pengembangan SDM keperawatan di RSUD Limpung tertuang dalam renstra rumah sakit tahun 2017-2021, strategi program manager dalam pengembangan SDM keperawatan di RSUD Limpung adalah dengan melakukan pelatihan, IHT, workshop, asessment kompetensi (kewenangan klinis) dan evaluasi kinerja, sumber dana untuk program pengembangan SDM keperawatan di RSUD Limpung diperoleh melalui anggaran BLUD, penyesuaian tenaga perawat dan pasien dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan analisa beban kerja serta menerapkan rumus kebutuhan tenaga perawat, strategi untuk meningkatkan perawat yang ahli di bidang keperawatan di RSUD Limpung adalah dengan melakukan kerjasama dengan universitas pendidikan untuk membuka kelas bagi perawat, tugas belajar, ijin belajar dan memfasilitasi untuk melanjutkan kuliah, laporan pelaksanaan pengembangan perawat di RSUD Limpung dilakukan dengan pertemuan rutin untuk pembinaan dan pengarahan tenaga perawat, melakukan audit internal, pemberian reward and punishmen kepada perawat. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pengalokasian anggaran pelatihan yang lebih banyak bagi perawat, mengingat banyaknya perawat yang belum mempunyai sertifikat keahlian khusus.