ANALISIS PERSEBARAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2018

ARYANTI, YULIA (2019) ANALISIS PERSEBARAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2018. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
35Kb

Abstract

Tahun 2016 di Indonesia ditemukan kasus Tuberkulosis berjumlah 351.893 kasus. Persebaran kasus tuberkulosis tertinggi salah satunya di provinsi Jawa Tengah. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang triwulan I sampai triwulan III tahun 2018 ditemukan kasus Tuberkulosis sebanyak 819 penderita. Faktor risiko dan distribusi penyakit TB paru di Kota Semarang belum diketahui jelas pola penyebarannya. Pola distribusi TB paru perlu diketahui untuk dapat dilakukan monitoring dan pencegahan penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran kejadian baru Tuberkulosis paru BTA Positif dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kota Semarang pada tahun 2018. Desain penelitian adalah deskriptif observasional dengan metode survei. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik Total sampling,dengan variabel kejadian Tuberkulosis paru BTA Positif, usia, jenis kelamin, suhu udara, kelembaban udara dan kepadatan penduduk. Data sekunder didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dan 37 Puskesmas di Kota Semarang. Data primer dikumpulkan menggunakan GPS dan Thermohygrometer, lalu dipetakan pada Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis data menunjukkan sebagian besar responden termasuk ke dalam usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 211 kasus (94,6%) dan terjadi pada laki-laki (58,7%). Sebagian besar suhu udara ruang yang tidak memenuhi syarat (<18OC dan >30OC) ada 203 responden (91%) dan sebagian besar kelembaban udara ruang tidak memenuhi syarat (>70%) ada 121 responden (54,3%).Analisis Spasial antara variabel kepadatan penduduk, CDRTB paru BTA positif, suhu udara ruang dan usia responden menunjukkan persebaran tertinggi berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara, Gayamsari, Semarang selatan dan Candisari. Berdasarkan variabel kepadatan penduduk, CDR TB paru BTA positif, dan kelembaban udara menunjukkan persebaran tertinggi berada di wilayah kecamatan Semarang selatan dan Candisari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Analisis spasial menunjukkan bahwa pola persebarannya adalah Pola Mengelompok (Clustered) dan suatu daerah dengan karakteristik suhu udara dalam ruang yang tinggi, tingkat kelembaban udara dalam ruang yang tinggi, kepadatan penduduk yang tinggi serta ada kecenderungan penderita berusia produktif berisiko memiliki CDR TB paru BTA positif yang tinggi Kata Kunci: Tuberkulosis Paru, Sistem Informasi Geografis, Persebaran

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:77556
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:07 Oct 2019 10:11
Last Modified:07 Oct 2019 10:11

Repository Staff Only: item control page