Puji, Lestari (2019) PEREMPUAN DALAM REKRUTMEN LEGISLATIF DI JAWA TENGAH. PhD thesis, School of Postgraduate Faculty of Social and Political Science.
| PDF - Published Version 521Kb | |
| PDF - Published Version 386Kb | |
| PDF - Published Version 632Kb | |
| PDF - Published Version 632Kb | |
| PDF - Published Version 1201Kb | |
| PDF - Published Version 381Kb | |
| PDF - Published Version 422Kb |
Abstract
Keterwakilan perempuan dalam politik, saat ini masih belum memenuhi penetapan keterwakilan minimal 30 (tiga puluh) persen, padahal regulasi affirmative action telah ditetapkan. Di Jawa Tengah, misalnya; hanya 3 (tiga) kabupaten/kota yakni Kota Tegal, Kabupaten Temanggung dan Kebumen yang terpenuhi keterwakilan 30 (tiga puluh) persen perempuannya; dan tidak banyak perempuan mengulang sukses dalam Pemilu berikutnya. Artinya, jarang perempuan bias terpilih 3 (tiga) kali atau lebih periode Pemilu. Pertanyaannya kemudian adalah, ada apa dengan perempuan? Selama ini riset dilakukan untuk mengurai masalah di atas secara terpisah yakni dengan mengeksplorasi faktor-faktor di luar perempuan seperti regulasi, mesin politik yang digunakan, partai politik dan sebagainya saja atau melihat dari sudut kajian perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan mengeksplorasi perempuan sebagai agen dan sebagai bagian dari strukturnya Mengeksplorasi perempuan yang sukses dalam rekrutmen legislatif di Jawa Tengah belum pernah dilakukan. Riset disertasi ini dilaksanakan, dengan pertanyaan; Bagaimana perempuan sebagai agen dalam rekrutmen legislatif di Jawa Tengah? struktur apa yang mempengaruhi perempuan dalam pemilihan legislatif di Jawa Tengah? Apakah terjadi kesenjangan gender bagi perempuan dalam proses rekrutmen legislatif di Jawa Tengah? Dan Bagaimana konstruksi teoritik perempuan dalam rekrutmen legislatif yang responsif gender di Jawa Tengah? Mengeksplorasi perempuan dalam rekrutmen legislatif dilihat dari keberadaan agen perempuan yakni kemampuan, kapabilitas mereka dan struktur yang memberi pengaruh dalam proses rekrutmen politik di Jawa Tengah, dengan menggunakan teori agen dan struktur Giddens dan Bourdieu. Informan terdiri atas perempuan berpolitik di Jawa Tengah yang berhasil melewati/ memenangkan Pemilu legislatif 3 (tiga) kali berturut-turut dengan daerah pemilihan Jawa Tengah. Selain itu, data diperoleh secara mendalam dari informasi yang digali dari penyelenggara Pemilu, staf dan asisten informan perempuan, tim kemenangan dalam Pemilu, pengurus partai politik dan masyarakat umum. Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan Gender Analisys Pathway (GAP) untuk menemukenali kesenjangan gender terhadap perempuan dalam politik. Perempuan dalam rekrutmen legislatif di Jawa Tengah, dapat tidak dapat lepas dari arenanya, yang sangat lekat dengan budaya patriarki, dengan subordinasi terhadap perempuan. Selain budaya patriarki, dinamika regulasi, dinamika dalam partai politik yang dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan elite partai politik juga mempengaruhi perempuan. Sebagai agen; perempuan dilihat dari habitusnya, dimana mereka menata struktur kognitifnya sehingga menghasilkan pilihan-pilihan tindakan berpilitik yang berkontribusi positif untuk kemenangannya dalam rekrutmen legislatif. Misalnya pemahaman bahwa politik bukan lagi sebagai arena kekerasan, tidak berkonflik terbuka, jalan tengah antara nilai-nilai patriarki dan perjuangan hak berpolitik, membangun wacana dirinya dengan bergaya narsis, dan sebagainya. Perempuan menjadi fleksibel, soft, lentur menghadapi rintangan, hambatan dalam arena rekrutmen legislatif. Habitus perempuan, menjadi modal perempuan. Kepemilikan modal ekonomi, sosial dan kultural, dan modal simbolik dibutuhkan perempuan untuk memperjuangkan kekuasaan dalam arena mereka. Modal performan perempuan, ditemukan sebagai kekuatan spesifik yang ada dalam arena untuk menghadapi pertarungan politiknya. Modal ekonomi, modal simbolik, modal sosial dan kultural, serta modal performan, oleh perempuan dimanfaatkan dengan baik. Modal ini berkontribusi terhadap kemenangan perempuan, masing masing saling mengisi. Habitus, arena dan modal perempuan pada rekrutmen legislatif di Jawa Tengah, memunculkan doxa baru. Perempuan menunjukkan pada publik/ masyarakat bahwa mereka mampu, memiliki performan dan eksis dalam berpolitik. Doxa baru, membawa perubahan pada agen perempuan, yakni kesadaran diri bahwa mereka memiliki kemampuan diri, kapabilitas untuk memasuki dunia politik. Doxa baru ini juga memberi kesadaran untuk masyarakat tentang wacana dominan yang terkonstruksi dalam masyarakat Jawa Tengah selama ini terhadap perempuan yang dianggap tidak cakap berpolitik menurut budaya patriarki, telah digugat, tidak mutlak selamanya benar. Konstruksi ini dapat diganggu gugat, dapat didiskusikan serta dapat dikonstruksikan kembali. Masih terjadi kesenjangan gender bagi perempuan dalam arena, proses rekrutmen legislatif di Jawa Tengah. Regulasi selama ini memang telah mengatur, memberi ruang dan jalan bagi perempuan, namun kenyataannya pada tataran pelaksananya, tafsir dan implementasi regulasi ini masih bercelah. Celah inilah yang selama ini dimanfaatkan oleh elite partai politik, masyarakat dengan kultur patriarki untuk tetap memberi jalan yang sempit bagi perempuan. Disinilah, perempuan yang mempunyai daya juang tinggi, kapabilitas yang tinggi dan modal yang tinggi mampu menghadapi tantangan dan keluar sebagai pemenang. Bagi perempuan yang masih lemah dalam berpolitik, masih mengalami diskriminasi dalam masyarakat seperti kondisi awal reformasi. Budaya patriarki semakin menekan, sedangkan disisi lain partai politik sebagai rumah berlindung bagi mereka hanya memberi layanan untuk mengantarkan mereka saja ke depan pintu rekrutmen, tanpa bermaksud tetap mendampingi, memberi bimbingan dan bantuan bagi perempuan dalam pemberlakuan sistem Pemilu proporsional terbuka seperti saat ini. Belum lagi perlakuan elite-elite partai politik yang masih senjang menentukan kepentingan perempuan seperti daerah pemilihan, dan berbagai perlakuan diskriminatif yang lain. Konstruksi teoritik perempuan dalam rekrutmen legislatif di Jawa Tengah, dilihat dari proposisi penelitian, sebagai berikut: a. Perempuan dalam arena rekrutmen legislatif di Jawa Tengah, dipengaruhi oleh habitus mereka. Kemenangan perempuan dalam rekrutmen legislatif didorong oleh struktur kognitif positif mereka terhadap politik. Persepsi dan pilihan tindakan perempuan yang soft, lentur dan fleksibel menghadapi setiap tekanan, rintangan yang dihadapinya dalam berpolitik. Perempuan mengkondisikan situasi nya dengan sangat berhati-hati, dengan harmoni yang ia ciptakan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik mereka. Mereka secara soft power mempengaruhi pihak-pihak di sekitar nya sebagai alternatif perlawanan secara ekstrim terhadap konstruksi patriarki, dan kondisi lainnya. Ia menata situasinya melawan hegemoni terhadapnya, dengan soft power yang ia ciptakan dalam arena b. Narsis dipandang penting oleh perempuan untuk memperlihatkan ke publik bahwa perempuan siap, memiliki percaya diri dalam arena politik. Dorongan untuk narsis ini dibiasakan oleh perempuan, menjadi habituasi perempuan dalam kehidupan sehari-hari mereka. c. Pengalaman perempuan dalam berpolitik, terbentuk dan dibentuk dalam proses sosial dalam arena. Proses ini dipengaruhi oleh budaya dalam masyarakat, regulasi yang ditetapkan khususnya yang mengatur keterlibatan perempuan dalam politik, dan partai politik sebagai tempat belajar bagi perempuan. d. Doxa baru muncul akibat habitus yang terbentuk oleh perempuan, selain menumbuhkan rasa percaya diri dan kapabilitas bagi perempuan, juga berdampak positif bagi masyarakat di sekitar perempuan. Merubah mind set dan konstruksi dalam masyarakat bahwa perempuan sebetulnya memiliki kecakapan, mampu berjuang dengan baik, berkapabilitas dalam dunia politik. e. Interaksi antara habitus, modal dan arena, memunculkan distinction perempuan, yang menimbulkan pembeda perempuan dengan kandidat lain. Membedakan perempuan dengan the others dalam rekrutmen legislatif di Jawa Tengah. f. Kepemilikan modal perempuan sangat memberi kontribusi terhadap perjuangan mereka dalam arena rekrutmen legislatif. Modal ekonomi, modal sosial dan kultural, modal simbolik, saling mengisi untuk menguatkan perempuan dalam arena. Selain tiga jenis modal di atas, ditemukan adanya modal yang terlihat dominan dimiliki perempuan di Jawa Tengah dalam arena rekrutmen legislatif adalah modal performa. Modal ini sangat dibutuhkan perempuan dalam arenanya yang syarat dengan nilai-nilai patriarki selain modal ekonomi, sosial dan kultural dan modal simbolik. Modal performan ini, hadir karena ―interaksi habitus‖ perempuan dan arenanya. g. Dominasi simbolik yang telah dialami perempuan, berkontribusi terhadap habitus perempuan dan mempengaruhi praktik sosial perempuan. Dominasi simbolik terhadap perempuan, terjadi oleh partai politik, budaya patriarki dan dipicu oleh regulasi. Dominasi terhadap perempuan ini juga terjadi karena perempuan mempunyai ketergantungan pada orang lain; pemilik modal, anggota keluarga, patron. Secara teoritik, kajian tentang perempuan dalam rekrutmen legislatif dan dalam dunia politik, seharusnya dilakukan dengan mengeksplorasi perempuan sebagai agen dan perempuan sebagai bagian dari strukturnya. Ini penting dilakukan untuk menghindari subjektifitas penelitian yang dilakukan. Rekomendasi praktis untuk perempuan adalah pentingnya kesiapan perempuan dalam menghadapi proses rekrutmen legislatif di Jawa Tengah. Peningkatan pengetahuan perempuan untuk pembentukan struktur kognitif serta persepsi positif terhadap politik dan arenanya penting dilakukan oleh perempuan, sehingga tercipta atau terbentuk habitus yang positif dalam kehidupan perempuan. Ranah individu dan di luar individu, masing-masing memberi peran terhadap keberhasilan perempuan dalam rekrutmen perempuan pada pemilihan legislatif.
Item Type: | Thesis (PhD) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Social Science |
ID Code: | 76067 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 05 Sep 2019 14:06 |
Last Modified: | 05 Sep 2019 14:06 |
Repository Staff Only: item control page