Kinerja Operasional Angkutan Kereta Komuter Jakarta Kota-Bogor dengan Model Permintaan dan Penawaran (paper)

Abstract

Pertumbuhan penduduk di Jabotabek berkembang sangat pesat dan tentunya membutuhkan sistim transportasi yang memadai untuk memenuhi kegiatan sosial ekonomi masyarakatnya. Angkutan jalan rel sebagai bagian dari sistim transportasi darat, sangat berperan dalam sistim transportasi Jabotabek. Kereta komuter Jakarta Kota - Bogor adalah salah satu angkutan massal di Jabodetabek, yang mengangkut 75% dari total penumpang komuter Jabodetabek. Permasalahannya adalah kinerja kereta komuter Jakarta Kota - Bogor ti.dale optimal, sesuai dengan kapasitas dan kualitas yang diharapkan. Dengan evaluasi manajemen Demand-Supply, tariff dan biaya operasi dan kemampuan membayar penumpang akan menjawab permasalahan tersebut Dari basil penelitian ini didapat bahwa, kapasitas lintas pada jam sibuk pagi dan sore dapat ditingkatkan lagi menjadi 9-10 trip/jam dari yang ada 5 trip/jam. Operasi tariff komersial lebih baik diberlakukan pada jam sibuk pagi dan sore. Kemampuan membayar penumpang dibandingkan dengan biaya operasi kereta, adalah Rp.1.417 /pnp/trip Vs Rp.2.144/pnp/trip, defisit Rp. 727 /pnp/trip Untuk menduga perubahan jumlah penumpang akibat perubahan tarif, dengan tingkat kemampuan membayar penumpang sebesar :5 25 % dari penghasilan per bulan untuk pengeluaran tranportasi penumpang Kereta Api Jabotabek pada koridor Jakarta Kota - Bogor, adalah model LOGARITH. Y = 245.446-22.2825ln X .......... (R2 = 0.964) Sedangkan untuk kebutuhan kereta diduga dengan model POWER Y = 0.0009X0·9609 (R2 = 0.926) Kata kunci : Kereta komuter, kapasitas, tarif, model