Lanty , Prabandani (2017) Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Dalam Keluarga Broken Home dan Interaksi Peer Group dengan Konsep Diri Remaja. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Science.
| PDF - Published Version 407Kb | |
| PDF - Published Version 310Kb | |
| PDF - Published Version 1245Kb | |
| PDF - Published Version 621Kb | |
| PDF - Published Version 495Kb | |
| PDF - Published Version 250Kb |
Abstract
Latar belakang penelitian ini didasari oleh banyaknya konsep diri negatif dikalangan remaja. Terutama remaja yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis (broken home). Konsep diri yang negatif berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti lingkungan keluarga dan lingkungan kelompok teman sebaya atau peer group. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas komunikasi dalam keluarga broken home, interaksi peer group dan konsep diri remaja. Metode penellitian yang digunakan adalah tipe kuantitatif dengan pendekatan positivistik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Konstruksi Sosial Diri dan Teori Kelompok Rujukan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik non probability sampling. Populasi dari penelitian ini adalah remaja usia 17-23 tahun yang memiliki latar belakang keluarga broken home (bercerai) di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Sedangkan analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS dengan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya hubungan antara intensitas komunikasi dalam keluarga broken home dan konsep diri remaja dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 dan nilai korelasi Pearson sebesar 0,511. Hal tersebut menunjukkan kekuatan hubungan yang sedang dan arah hubungan yang positif antara intensitas komunikasi dalam keluarga broken home dan konsep diri remaja. Sehingga, jika intensitas komunikasi dalam keluarga broken home tinggi maka konsep diri remaja tinggi (positif). Sebaliknya, apabila intensitas komunikasi dalam keluarga broken home rendah maka konsep diri remaja akan rendah (negatif). Serta terdapat hubungan antara interaksi peer group dan konsep diri remaja dengan nilai signifikansi sebesar 0,041 dan nilai korelasi Pearson sebesar 0,375. Hal tersebut menunjukkan kekuatan hubungan yang rendah dengan arah hubungan yang positif antara interaksi peer group dan konsep diri remaja. sehingga, jika interaksi peer group tinggi maka konsep diri remaja tinggi (positif) dan sebaliknya, apabila interaksi peer group rendah maka konsep diri remaja rendah (negatif). Saran yang diberikan adalah agar orang tua meningkatkan intensitas komunikasi dengan anak, sehingga anak mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai dirinya yang akan digunakan untuk membentuk konsep diri yang positif.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication |
ID Code: | 75879 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 27 Aug 2019 15:00 |
Last Modified: | 27 Aug 2019 15:00 |
Repository Staff Only: item control page