GAMBARAN TINGKAT RISIKO BUNUH DIRI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRIA DI LAPAS X

Hidayati, Tri Nur and Andriany, Megah (2019) GAMBARAN TINGKAT RISIKO BUNUH DIRI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRIA DI LAPAS X. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img]PDF
Restricted to Registered users only

4Mb

Abstract

Pendahuluan : Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pria rentan mengalami gangguan psikologis karena tekanan di Lapas sehingga merasa putus asa. Penelitian tentang tingkat risiko bunuh diri WBP pria sangat terbatas ditemukan, namun penelitian tentang risiko bunuh diri pada WBP pria pernah dilakukan di luar negeri dan menunjukkan adanya risiko bunuh diri. Penelitian dilakukan di negara yang berbeda, akan ada kemungkinan hasil yang berbeda juga Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian kembali. Tujuan : Mendiskripsikan gambaran tingkat risiko bunuh diri WBP pria di sebuah Lapas X. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif survei, menggunakan metode kuantitatif, dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 326 WBP pria yang diperoleh melalui proportionate random sampling. Tingkat risiko bunuh diri yang memenuhi kriteria inklusi berupa WBP pria, dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif, dapat membaca dan menulis, dan bersedia menjadi responden, kemudian diukur menggunakan kuesioner Suicide Concerns for Offenders in Prison Environment (SCOPE). Hasil : Analisa data menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak adalah usia 18-40 tahun (73,6%), tingkat pendidikan rendah (42,6%), status kawin (52,8%), kunjungan keluarga satu kali dalam sebulan (37,1%.), status hukum sebagai narapidana (73,6%), tindak pidana Narkotika (56,7%), dan lama pidana belum ditetapkan (26,7%). Survei tingkat risiko bunuh diri menunjukkan bahwa 47,% tidak berisiko bunuh diri dan 52,1% berisko bunuh diri. Hasil frekuensi silang tingkat risiko bunuh diri dengan karakteristik demografi menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 18-40 tahun (53,3%), tingkat pendidikan terakhir menengah (56,2%), status kawin (51,2%), kunjungan keluarga satu kali dalam sebulan (55,4%), status narapidana (50,4%), tindak pidana Narkotika (54,1%), dan lama pidana belum ditetapkan (55,2%). Kesimpulan : Sebagian besar WBP berisiko bunuh diri. Perawat correctional perlu lebih memperhatikan aspek pelayanan kesehatan mental selama WBP di Lapas. Kata Kunci : correctional, risiko bunuh diri, WBP pria

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RT Nursing
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Nursing
Faculty of Medicine > Department of Nursing
ID Code:75263
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Nov 2019 15:46
Last Modified:11 Nov 2019 15:46

Repository Staff Only: item control page