Hubungan Dukungan Sosial dengan Resilience pada Remaja yang Pernah Mengalami Bullying di SMA N Kota Semarang

Abstract

Bullying di sekolah merupakan masalah global dan sosial yang berakibat serius karena berdampak negatif pada kehidupan dan karir pada anak sekolah. Namun beberapa studi juga mencatat bahwa tidak semua korban bullying mengalami dampak negatif terkait kejadian bullying. Korban bullying yang tangguh terhadap tekanan yang dialaminya dapat dikatakan memiliki resilience. Beberapa faktor berkontribusi dalam pengembangan resilience. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran hubungan dukungan sosial dengan resilience pada remaja yang pernah mengalami bullying di SMA N kota semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif melalui pendekatan cross sectional. Teknik nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling, yaitu 432 remaja yang pernah mengalami bullying di SMA N Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuisioner Multidimensional Scale of Perceived Sosial Support (MSPSS) dan Adolescent Resilient Scale (ARS). Analisis data menggunakan uji Spearman’s Rank. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki dukungan sosial rendah sebanyak 8 siswa atau (1,9%), dukungan sosial sedang sebanyak 161 siswa atau (37,3%) dan dukungan sosial tinggi ditemukan pada 263 siswa atau (60,9%). Sedangkan resilience rendah terdapat 7 siswa atau (1,6%) dan resilience tinggi terdapat 425 siswa atau (98,4%). Analisa bivariat menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan resilience pada remaja yang pernah mengalami bullying (P value 0,000, r = 0,200). Kontribusi perawat program kegiatan seperti peer support group yang dapat memaksimalkan dukungan teman sebaya.