Hubungan Stres dan Resilience pada Remaja yang Pernah Mengalami Bullying di SMA Negeri Kota Semarang

Abstract

Bullying sering terjadi di sekolah dan menjadi stresor bagi remaja. Remaja yang mampu bertahan dari bullying berarti memiliki resilience yang positif, namun apabila remaja memiliki resilience yang rendah maka remaja tidak mampu bertahan dari bullying. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi resilience. Salah satu faktor tersebut adalah stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara stres dan resilience pada remaja yang pernah mengalami bullying di SMA negeri Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 432 remaja SMA yang pernah mengalami bullying di Semarang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) dan Adolescent Resilience Scale. Hasil uji korelasi dengan analisa spearman rank menunjukkan tidak terdapat korelasi signifikan antara stres dan resilience pada remaja yang pernah mengalami bullying di SMA negeri Kota Semarang (P Value : 0,674). Perawat sekolah diharapkan mampu mengembangkan terapi untuk mengatasi stres dan meningkatkan resilience pada remaja SMA di Kota Semarang.