DISPARITAS PIDANA DALAM PERKARA PENCURIAN BIASA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NOMOR 439/PID.B/2015/PN.SMG, NOMOR 447/PID.B/2015/PN.SMG, DAN NOMOR 596/PID.B/2015/PN.SMG)

Abstract

Salah satutindakpidana yang seringterjadi di masyarakatadalahpencurian, yang manapencurianmerupakanmengambilmilik orang lain tanpaizinataudengantidaksah, biasanyadengansembunyi-sembunyi. Pencuriantidakhanyadibatasipadakerugianterhadapbarang, tetapijugatermasukkerugianterhadaphakmilikintelektual.Hakim PengadilanNegeri Semarang dalammenjatuhkanputusanpemidanaanterhadapperkarapencurianberbedaterlihatdaritigakasus yang dijadikanpenulissebagaibahanperbandingan.Dalamhalini, perbedaantersebutmerupakandisparitaspidana.Disparitaspidanadapatdipengaruhibeberapahalyaitufaktorkebebasan hakim maupundarihukumitusendiri.Metode yang digunakandalampenulisanhukumtentangdisparitaspidanadalamperkarapencurianbiasainiadalah yuridisnormatif yang memberikan gambaran nyata dansistematismengenaidisparitaspi danaterhadapperkarapencurianbiasa, dengan metode pengumpulan data sekunder.Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptifanalitis yang bertujuan untuk memperlajari da nmenjelaskan data sekunder.Pengolahandananalisis data dilakukan dengan metode kualitatif dimanadilakukananalisaterhadap data yang terdiridari kata-kata yang dapatditafsirkan, yaitu yang berkaitandengandisparitaspidanaperkarapencurianbiasadalamputusan di PengadilanNegeri Semarang.Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwatelahterjadidisparitasdalamputusan hakim PengadilanNegeri Semarang yang dipengaruhiolehfaktorhaki, faktorterdakwa, faktorjaksapenuntutumumdanfaktorhukum.