YURISDIKSI TAHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL ANAK YANG DILAKUKAN OLEH PASTOR DALAM PERSPEKTIF KONVENSI HAK ANAK (THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD)

TOGATOROP, ELIZABETH FLORA ANGGIA BR and Trihastuti, Nanik and Priyono, FX. Joko (2019) YURISDIKSI TAHTA SUCI (VATIKAN) TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL ANAK YANG DILAKUKAN OLEH PASTOR DALAM PERSPEKTIF KONVENSI HAK ANAK (THE CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD). Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

Full text not available from this repository.

Abstract

Tahta Suci sebagai subjek hukum internasional merupakan pemerintahan tertinggi Gereja Katolik. Selama beberapa dekade, Tahta Suci dan Gereja telah di terpa kasus pelecehan anak yang dilakukan oleh Pastor. Sebagai pihak yang meratifikasi Konvensi Hak Anak, Tahta Suci juga harus ikut dalam memberikan perlindungan terhadap korban pelecehan Pastor dimana Tahta Suci mempunyai otoritas secara hierarki terhadap Pastor terlepas bahwa Tahta Suci mempunyai yurisdiksi terhadap Pastor tersebut ataupun tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis apakah Tahta Suci mempunyai yurisdiksi terhadap pastor yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak di luar Vatikan dan bagaimana upaya perlindungan terhadap anak korban pelecehan seksual yang dilakukan Pastor. Dalam menjawab permasalahan tersebut, digunakan pendekatan yuridis normatif. Data diperoleh dari data sekunder, dianalisis dengan metode interpretasi, dan disajikan secara deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tahta Suci mempunyai hak otoritas terhadap pelayan Gereja Katolik, dalam kasus ini Pastor. Selain itu, Keikutsertaan Tahta Suci (Vatikan) dalam The Convention On The Right Of Child menimbulkan konsekuensi bahwa Tahta Suci sebagaimana halnya dengan negara lain yang ikut meratifikasimempunyai kewajiban yang sama untuk melaksanakan isi konvensi. Simpulan dari penelitian ini yaitu Tahta Suci mempunyai kewenangan terhadap Pastor yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak tapi terbatas dalam konteks spiritual. Saran dalam penelitian ini yaitu Tahta Suci sebaiknya tetap ikut campur dalam menindaklanjuti penanganan kasus pelecehan yang dilakukan pastor dan jika bisa dibuat pengadilan regional untuk menangani kasus serupa, selain itu pihak berwenang di negara tempat dilakukannya kejahatan seksual harus mengusut tuntas kasus pelecehan sehingga tidak terjadi hal yang sama berulang kali.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:K Law > K Law (General)
Divisions:Faculty of Law > Department of Law
ID Code:74468
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:19 Jul 2019 10:18
Last Modified:19 Jul 2019 10:18

Repository Staff Only: item control page