PERTANGGUNGJAWABAN PENJUAL TERHADAP ADANYA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI SECARA ONLINE (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 48/PDT.Sederhana/2018/PN-MKS.)

Abstract

Perkembangan teknologi menimbulkan adanya inovasi baru dalam hal transaksi, khususnya mengenai jual beli, sehingga dikenal dengan istilah jual beli secara online. Dibalik banyaknya keuntungan yang diperoleh melalui transaksi jual beli secara online, terdapat juga kekhawatiran akan timbul adanya kecurangan dari salah satu pihak mengenai apa yang telah disepakati bersama. Kecurangan tersebut dapat berupa tidak dilaksanakannya hak atau kewajiban yang telah diperjanjikan, dan terdapat adanya unsur kesalahan, atau disebut juga dengan istilah wanprestasi. Wanprestasi menyebabkan salah satu pihak mengalami kerugian, dan pihak lainnya dituntut untuk bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkannya. Oleh karena itu, skripsi ini membahas mengenai adanya wanprestasi yang terjadi dalam transaksi jual beli secara online, dan pertanggungjawaban, khususnya dari pihak penjual, apabila terjadi wanprestasi dalam transaksi jual beli secara online, dengan studi putusan perkara perdata Nomor 48/Pdt.Sederhana/2018/PN-MKS. Metode penelitian yang digunakan diantaranya adalah metode pendekatan yuridis normatif, spesifikasi penelitian deskriptif analitis, penelitian kepustakaan, dan metode analisis kualitatif. Dalam kasus perkara perdata Nomor 48/Pdt.Sederhana/2018/PN-MKS., pihak Tergugat sebagai penjual dan pihak Penggugat sebagai pembeli, dan dalam pelaksanaan perjanjian antara kedua belah pihak ternyata tidak berjalan sesuai harapan karena muncul hambatan berupa barang yang dijual bukanlah barang milik Tergugat, sehingga pihak Tergugat tidak dapat memenuhi prestasi tepat pada waktunya. Pihak Penggugat yang mengetahui hal tersebut merasa dirugikan, kemudian mengajukan gugatan kepada Pengadilan Negeri agar dapat memperoleh pengganti atas kerugian yang dideritanya.