KEKERASAN DI ORGANISASI INTRA KAMPUS PARADOKS PENDIDIKAN KRITIS STUDI KASUS : KEKERASAN PADA MAHASISWA PENCINTA ALAM (WAPEALA) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Abstract

Penelitian ini didasari atas terjadinya praktik tindak kekerasan yang telah berlangsung cukup lama dan terus menerus. Fenomena dimana sejumlah mahasiswa meninggal pada saat sedang mengikuti proses pendidikan dasar mahasiswa pencinta alam dapat dikatakan terdapat beberapa kesalahan dalam metode pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kekerasan yang terjadi di organisasi intra kampus khususnya Mahasiswa Pencinta Alam (Wapeala) Universitas Diponegoro melalui pandangan perspektif pendidikan kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi dan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan terlibat dan dipaparkan secara deskriptif. Kekerasan dalam proses pendidikan tidak lepas dari kekuasaaan oleh kelas penguasa. Dengan menggunakan otoritas dan kekuasaan yang dimiliki terjadi penyimpangan dari tujuan awal pendidikan itu sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan di wapeala masih terdapat beberapa kekerasan kekerasan fisik, kekerasan verbal, maupun kekerasan simbolik dan penelantaran. Selain itu, terdapat sebuah fase dimana tidak terjadi ruang dialog antara senior dan junior sehingga kesempatan untuk menyalahgunakan kekuasaan semakin besar. Kekerasan dalam sebuah pendidikan dapat dikatakan sebagai paradoks dari tujuan pendidikan itu sendiri. Kekerasan digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kapabilitas sebagai senior Wapeala dalam melaksanakan proses pendidikan. Dari sudut pandang korban, akibat yang ditimbulkan dari penggunaan kekerasan lebih berdampak dibandingkan tujuan dari penggunaan kekerasan itu sendiri.