PENGARUH PENGAWASAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DEPARTEMEN FINISHING CV. LAKSANA KAROSERI UNGARAN, KABUPATEN SEMARANG

Abstract

Kinerja karyawan berpengaruh bagi kelangsungan bisnis. Perusahaan perlu memperhatikan para karyawannya agar mampu bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari CV Laksana menunjukan fluktuatif penilaian kinerja dari tahun 2015-2018. Melalui hasil studi pendahuluan dapat diketahui bahwa terdapat indikasi fluktuasi kinerja yang disebabkan oleh faktor pengawasan dan pelatihan. Tipe penelitian yang digunakan adalah Explanatory research, dari 201 karyawan diambil sampel sebanyak 67 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, koefisien korelasi, regresi linear sederhana dan berganda, uji determinasi, uji T dan uji F. Dari analisis yang telah dilakukan variabel pengawasan memilki koefisien korelasi sebesar 0,421 sedangkan variabel pelatihan sebesar 0,463. Koefisien determinasi pengawasan sebesar 0,178(R Square), pelatihan 0,215(R Square). Uji regresi sederhana pengawasan memberi pengaruh positif sebesar 0,398, pelatihan sebesar 0,336 dan untuk uji regresi linear berganda pengawasan dan pelatihan memilki nilai koefisien beta sebesar 0,230 dan 0,330. Memiliki t hitung>t Tabel untuk pengawasan sebesar 3,746 dan pelatihan sebesar 4,216, hal ini menunjukan bahwa pengawasan dan pelatihan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan departemen Finishing CV Laksana. Nilai determinasi dari variabel pengawasan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 25%, hal ini menunjukan bahwa pengawasan dan pelatihan memberikan kontribusi sebesar 25% dari keseluruhan kinerja pada departemen Finishing. Sedangkan uji F memiliki F hitung lebih besar dari Ftabel yaitu 10,668>2,39 menunjukan bahwa pengawasan dan pelayihan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Saran yang disampaikan adalah penetapan standar kerja yang ditetapkan menyesuaikan dengan standar perusahaan agar hasil produksi sesuai dengan permintaan client dan jangka waktu yang diberikan, pemberian sanksi yang lebih tegas supaya memberi efek jera bagi pelanggar peraturan. Pelatihan perlu peningkatan kualitas baik dari fisik maupun metode yang digunakan, seperti merubah porsi teori dan praktek dilapangan supaya ditingkatkan.