SEKOLAH PENGEMBANGAN ANAK BERBAKAT di KAWASAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR

ANDHIKA ADHIKRISNA, AYUDIA (2003) SEKOLAH PENGEMBANGAN ANAK BERBAKAT di KAWASAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
56Kb

Abstract

1.1. Latar Belakang Ada beberapa anak yang terlihat mengalami kesulitan dan kebencian terhadap sekolah pada saat sekolah berupaya untuk menempatkan anak tersebuta dalam pola rutinitas atau mengalami berbagai kesulitan ketika berhadapan dengan sistem persekolahan dan para guru sehingga semangatnya pudar dan berangsurangsur sirna. Mungkin saja mereka adalah anak-anak yang mempunyai bakat khusu atau tingkat intelegensia yang berbeda dengan anak-anak yang lain yang sering disebut sebagai anak berbakat. Masalah keberbakatan masih merupakan topic yang controversial di dunia psikologi. Sementara di Indonesia sedang dikembangkan kelas-kelas akselerasi, yaitu kelas-kelas khusus untuk anak berbakat. Berdasarkan hasil penelitian Litbang Depdikbud, ada sekitar 5% siswa unggul. Bila berdasarkan data Depdikbud, jumlah anak-anak didik SD-SLTA seluruhnya 40.454.000 orang, maka anak unggul berjumlah sekitar 2.022.700 orang. Berbagai observasi menunjukkan bahwa cara berfikir anak berbakat berbeda dengan cara berpikir anak-anak biasa pada umumnya. Pola pikir anak berbakat kadang-kadang sering membuat orang-orang disekelilingnya tercengang dan merasa terkalahkan. Namun, pikiran mereka sendiri juga sering membuat mereka mengalami banyak kesulitan dan keletihan (Anak Berbakat, Bagaimana Cara Mengetahui dan Membinanya). Jika kita mencermati sistem pendidikan kita, nyaris kita tidak menemuka perhatian atas aspek keunggulan. Perhatian kita hanya terfokus kepada para pahlawan olahraga serta pemenang kompetisi regular sepak bola dan permainan lainnya yang bersifat individual atau tim, sehingga kita mengabaikan pembinaan perilaku dan pengembangan intelektual anak-anak prasekolah. Oleh karena itu, nak-anak yang berintelegensi uggul atau yang berbakat menjadi “tawanan” tradisi sekolah mereka hidup dalam imajinasi (anak Berbakat, Bagaimana Cara Mengetahui dan Membinanya). Anak berbakat bila dilihat dari pelayanan pendidikan yang tersedia, sebenarnya merupakan golongan yang paling tidak beruntung karena potensi tinggi yang dimilikinya tidak dapat berkembang secara optimal, berarti pula bahwa kita telah menyia-nyiakan potensi-potensi unggul yang ada pada manusia Indonesia yang jumlahnya cukup besar (diperkirakan 2% dari potensi anak) (Hasil Seminar Nasional “Alternative Program Pendidikan Anak Berbakat, 12-14 November 1981). Apabila tidak disediakan pelayanan pendidikan bagi anak-anak berbakat sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya yang khas sehingga potensi-potensinya kurang dapat diwujudkan, maka disamping kita dapat kehilangan bibit-bibit unggul bagi perkembangan Negara dan bangsa Indonesia, maka anak-anak tersebut dirugikan dan bahkan dapat menjadi anak bermasalah “under-achiever” atau “drop-out” (Hasil Seminar Nasional “Alternative Program Pendidikan Anak Berbakat, 12-14 November 1981). Menurut Undang-Undang RI tahun 1989 tantang Pendidikan Nasional: • Pasal 8 ayat 2 : Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus. • Pasal 24 ayat 1 : Setiap peserta didik pada satu satuan pendidikan mempunyai hak-hak berikut. 1) Mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Keadaan ini menunjukkan bahwa anak-anak berbakat itu membutuhkan suatu wadah yang nyaman dimana mereka dapat menyalurkan intelegensi, bakat, dan kreativitas mereka secara bebas. Tempat yang menyediakan fasilitas dan pendidik yang memadai untuk mengembangkan dan menyalurkan intelegensi, bakat, dan kreativitas mereka. Sekolah ini akan dijadikan suatu model sekolah khusus untuk anak-anak berbakat intelektual. Karena sekolah ini akan dijadikan suatu model, maka pada awalnya sekolah ini merupakan sekolah type B. Di Jakarta, keberadaan anak-anak berbakat intelektual sudah mulai disikapi dengan diadakannya program akselerasi pada beberapa sekolah, baik negeri maupun swasta, mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Umum. Jumlah sekolah yang mengadakan program ini antara lain : Sekolah Dasar sebanyak 4 sekolah, SLTP sebanyak 9 sekolah, dan SMU sebanyak 5 sekolah. Penyelenggara program akselerasi terbanyak adalah Jakarta Selatan (7 sekolah) dan Jakarta Timur (7 buah). Karena jumlah anak didik yang cukup banyak, maka Jakarta Timur memerlukan Sekolah Pengembangan Anak Berbakat sebagai wadah pendidikan formal bagi anak berbakat intelektual. Kotamadya Jakarta Timur merupakan kotamadya yang masih terdapatnya lahan yang belum terbangun. Anak didik yang terdapat di kotamadya ini juga cukup banyak. Selain itu, rasio perbandingan jumlah sekolah dengan siswa yang terdapat di Jakarta Timur cukup besar (1 : 421,56) bila dibandingkan dengan kotamadya lain. Selain itu, banyak sekolah yang mengadakan program akselerasi (program percepatan belajar) yang berlokasi di Jakarta Timur (lampiran). 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Sebagai landasan koseptual perencanaan dan perancangan dari Sekolah Pengembangan Anak Berbakat di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur untuk kemudia dijadikan sebagai pedoman dan perancangan fisiknya. 1.2.2 Sasaran Menyediakan salah satu fasilitas pendidikan luar biasa bagi anak berbakat intelektual untuk menunjang kegiatan pendidikan formal bagi anak-anak berbakat intelektual lengkap dengan fasilitas-fasilita yang menunjang. Hal ini dilakukan untuk mendapatlan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan dari Sekolah Pengembangan Anak Berbakar di Kawasan Jatinegara, Jakarta Timur sebagai acan dalam Desain Grafis Arsitektur. 1.3. Manfaat • Manfaat subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. • Manfaat obyektif Untuk memberikan suatu tambahan pengetahuan dan wawasan tentang perencanaan dan perancangan Sekolah Pengembangan Anak Berbakat 1.4. Lingkup Pembahasan Ligkup pembahasan ditekankan pada hal-hal yang berada pada dalam disiplin ilmu arsitektur untuk merancang fasilitas pendidikan formal bagi anak-anak berbakat intelektual. Hal-hal lain yang menentukan dan mendasari factor-faktor perancangan akan dipertimbangkan, dibatasi atau diasumsikan tanpa pembahasan mendalam. 1.5. Metode Pembahasan Pembahasan Sekolah Pengembangan Anak Berbakat di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur menggunakan metode deskriptif dokumentatif yaitu penggambaran kawasan pada waktu tertentu yang diperoleh dari dokumentasi, kemudian diolah dengan pengumpulan data-data yang berupa data primer dan sekunder, yang diperoleh melalui :  Data Primer Diperoleh melalui waancara dengan phak Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi, Direktorat Pendidikan Luar Biasa, wakil dari sekolah sekolah penyelenggara program akselerasi (percepatan) serta observasi lapangan secara langsung.  Data Sekunder Diperoleh melalui studi literature sebagai acuan perencanaan dan perancangan Sekolah Pengembangan Anak Berbakat, dengan daftar buku sebagai obyek studi tertulis dalam daftar pustaka. 1.6. Sistematika Pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN UMUM SEKOLAH PENGEMBANGAN ANAK BERBAKAT Berisi tentang pengertian, tinjauan tentang anak berbakat, tinjauan sekolah, tinjauan Sekolah Anak Berbakat. BAB III TINJAUAN KHUSUS Berisi tentang data-data fisik tentang kota Jakarta, data-data fisik mengenai Kawasan Jatinegara Jakarta Timur, potensi Kawasan Jatinegara Jakarta Timur, gambaran umum pendidikan anak di kota Jakarta, studi banding ke sekolah-sekolah negeri dan swasta penyelengara program akselerasi di kota Jakarta serta kebijaksanaan pemerintah mengenai Kecamatan Jatinegara. BAB IV KESIMPULA, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan pembahasan lingkup perencanaan dan perancangan dalam bidang arsitektur dengan anggapan-anggapan yang dipakai dan memperjelas konsep perancanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Berisi tentang pendekatan perencanaan yang meliputi dasar perencanaan, pendekatan fasilitas, dan pendekatan konsep metode pembelajaran, dan pendekatan perancangan meliputi program ruang, pendekatan penentuan lokasi dan tapak, pendekatan perancangan tapak, pendekatan konsep tata massa, pendekatan bentuk dan penampilan bangunan, pendekatan sistem struktur dan bahan bangunan, dan pendekatan tata lingkungan. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tetang konsep dasar perencanaan, konsep dasar perancangan, dan program dasar perancangan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:7380
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 Mar 2010 14:05
Last Modified:12 Mar 2010 14:05

Repository Staff Only: item control page