RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG

EMISEPUTRI, FLORENSIA (2003) RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
49Kb

Abstract

1.1. Latar Belakang Kemajuan pesat dibidang ilmu pngetahuan dan teknologi, ekonomi, social budaya membawa dampak positif bagi manusia, namun sebagai konsekuensinya manusia dituntut untuk memanfaatkan waktunya seefektif mungkin dalam melakukan berbagai aktifitas yang beragan untuk mencapai kesjahteraannya. Pola kehidupan yang sangat sibuk ini menyebabkan manusia sering mengalami perasaan tertekan, lelah, jenuh dan jiwanya “kosong” ketika menghadapi berbagai rutinitas kehidupan. Disinilah peran agama dalam memberikan penyegaran rohani sangat dibutuhkan, saat manusia memerlukan kegiatan-kegiatan religius untuk memulihkan kondisi batinnya. Di Indonesia kehidupan beragamanya tumbuh dan berkembang dengan baik karena Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing danberibadat menurut agama dan kepercayaa itu (pasal 29 ayat 2 UUD 1945). Dalam pandangan agama khatolik yang tumbuh dan berkembang sebagai salah satu agama yang diakui secara resmi di Indonesia, selain mengikuti ibadah liturgy yang merupakan tata cara peribadatan baku yang diatur oleh gereja, umat dapat menumbuhkan imannya dengan melakukan pelayanan social, berdoa baik secara pribadi maupun kelompok, serta membina iman dan menyegarkan rohaninya dengan melakukan meditasi, ziarah atau mengikuti kegiatan retret. Retret merupakan suatu kegiatan rohani yang khas, berupa kegiatan meditasi, menyendiri, berdoa, berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, terkadang disertai dengan kegiatan berpantang dan berpuasa menurut atran khatolik, dan dilaksanakan melalui proram latihan rohani yang ketat dan penuh disiplin di bawah bimbingan kaum rohaniwan; dengan tujuan mengintrospeksi kembali segala keberhasilan dan kegagalan di masa lalu dan mengarah keniat yang lebih baik di masa mendatang, serta mempersiapkan dan mengajak manusia untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan dalam hidupnya (Darminta, 1993: 8); sehingga dibutuhkan sebuah wadah berupa rumah retret beserta fasilitasnya yang berada didaerah yang memiliki suasana tenang, sunyi, sepi, jauh dari keramaian dan rutinitas kehidupan sehari-hari. Suasana rumah retret yang hening dan sendiri menumbuhkan ketertarikan orang untuk mengembangkannya, terlebih setelah diputuskannya Konsili Vatikan II yang membawa pembaharuan konsep Gereja, yaitu menekankan keterbukaan dan adaptasi dengan budaya setempat. Di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu pusat perkembangan agama khatolik di Indonesia, kegiatan retret berkembang dengan sangat baik, terutama di salah satu keuskupannya yaitu keuskupan Agung Semarang. Di keuskupan Agung Semarang terdapat salah satu paroki yang cukup besar yaitu paroki Salatiga, yang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan agama khatolik di Jawa Tengah. Paroki Salatiga memiliki kawasan peziarahan Gua Maria Rosa Mystica di Kecamatan Tuntang yang menunjang peningkatan jumlah umat khatolik di Salatiga dari tahun ke tahun, termasuk juga perkembangan kegiatan rohani khatolik. Pengunjung kawasan ziarah Gua Maria Rosa Mystica ini datang dari berbagai daerah untuk melaksanakan kegiatan ziarah, relokasi, retret dan lain-lain sebagai upaya untuk menumbuhkan imannya. Namun satu hal sangat disayangkan yaitu potensi ini kurang berkembang karan kurangnya perencanaan sarana rohani lainnya secara lebih matang untuk menunjang pelaksanaan kegiatan rohani. Salah satu contohnya adalah tidak adanya prasarana rumah retret sehingga pelaksanaan retret kurang optimal, karena hanya dapat dilaksanaka di Ambarawa, yaitu di rumah Retret St. Maria Pangesthi Wening, satu-satunya rumah retret khatlik di Ambarawa dan dianggap kurang representative karena sejak semula tidak direncanakan sbagai sumah retret. Menanggapi fenomena di atas, maka diperlukan perencanaan yang maksimal untuk suatu rumah retret khatolik di Tuntang guna melengkapi sarana dan prasarana kegiatan rohani khatolik, mengingat kondisi kota Tuntang yang relative tenang, iklim yang sejuk, serta jarak yang relative dekat dengan pusat keuskupan Agung Semarang, serta kedekatan dengan kawasan perziarahan Gua Maria Rosa Mystica menambah potensi Tuntang sebagai tempat pelaksanaan kegiatan retret. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan pembahasan adalah untuk menggali, mengumpulkan dan mengidentifikasi permasalahan fisik dan non fisik yang berkaitan dengan ilmu arsitektur sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk menyusun landasan program perencanaan dan perancangan Rumah Retret Khatolik di Tuntang sebagai wadah untuk menampung kegiatan rohani Khatolik yang representative. 1.2.2 Sasaran Sasarah pembahasan adalah untuk meningkatkan kehidupan religius umat khatolik dan mengembangkan kegiatan retret sesuai dengan perkembangan Gereja saat ini serta tersusunnya Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur sebagai acuan dalam Desain Grafis Rumah Retret Khatolik di Tuntang. 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat subyektif Manfaat secara subyektif adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, dengan nmenerapkan akademis yang telah diperoleh selama masa perkuliahan ke dalam suatu alur penyusunan Tugas Akhir. 1.3.2 Manfaat obyektif Dapat memberikan masukan dan gambaran mengenai Rumah Retret Khatolik bagi masyarakat pada umumnya, serta memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa arsitektur pada khususnya. 1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1 Lingkup substansial Lingkup pembahasan substansial mencakup perencanaan dan perancangan arsitektur yang ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur untuk kegiatan religius, dalam hal ini adalah retret secara khatolik di Tuntang. Hal-hal lain yang berada di luar lingkup arsitektur akan dibahas sekilas sejauh masih ada relevansinya, yaitu meliputi retret dan fasilitas rumah retret dalam agama khatolik, serta Konsili Vatikan II yang berpengaruh terhadap kegiatan retret. 1.4.2 Lingkup spasial Perencanaan Rumah Retret Khatolik dengan lokasi terpilih di Tuntang, berdasarkan data dari Keuskupan Agung Semarang mengenai jumlah rumah retret yang sangat minim dan potensi Tuntang yang sangat mendukung bagi perencanaan rumah retret yaitu jumlah umat khatolik yang relative banyak (bagian dari paroki salatiga), dan keberadaan kawasan Ziarah Gua Maria Rosa Mystica dan gereja-gereja, serta pasturan, susteran, serta sekolah-seklah khatolik. Selain itu ditunjang kondisi kotanya yang relative tenang, hening, dan jauh dari keramaian dan rutinitas sehari-hari, namun pencapaiannya mudah dan dekat dengan pusat keuskupan Agung Semarang, memenuhi persyaratan lokasi pendirian rumah retret khatolik. Didasari pertimbangan itu, maka lingkup pembahasan spasial adalah wilayah kota Tuntang, khususnya blok lingkungan yang akan dipilih sebagai lokasi perencanaan rumah retret khatolik yang baru. 1.5 Metode Pembahasan Laporan ini dibahas dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data primer dan sekunder kemudian dirumuskan sehingga diperoleh kesimpulan yang dibutuhkan. Metode ini digunakan agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai rumah retret khatolik yang ideal dan representative, untuk menjadikan acuan dalam perencanaan dan perancangan Rumah Retret Khatolik di Tuntang. 1.5.1 tahap Pengumpulan Data a. Data Primer 1. Melakukan survey lapangan pada lokasi yang akan direncanakan dengan pengamatan langsung dan membuat dokumentasi berupa foto maupun gambar sketsa mengenai kondisi dan potensi di lapangan, bangunan rumah retret lainnya sebagai studi banding. 2. Wawancara dengan pihak-pihak pengelola rumah retret tentang data statistic jumlah pengunjung, macam kegiatan dan fasilitas yang tersedia ataupun yang dibutuhkan, serta lokasi dan alternative tapak. b. Data Sekunder 1. studi literature dari buku-buku kerohanian tentang retret menyangkut sejarah dan perkembangannya sebelum dan sesudahnya Konsili Vatikan II, serta buku-buku arsitektur yang berkaitan dengan arsitektur Neo-Vernacular dan prinsip- prinsip perancangan lainnya. 2. mengumpulkan data yang berkaitan seperti perkembangan umat khatolik di Tuntang, kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, hasil studi kawasan, keadaan social dan budaya masyarakat, peta kondisi wilayah seperti rencana tata guna lahan, rencana fungsi jalan, peta penyebaran fasilitas peribadatan, peta rumah retret khatolik di wilayah keuskupan Agung Semarang, dan sebagainya. 1.5.2 Tahap Analisa Menganalisa data, menggali masalah dan potensi yang ada, melakukan studi dengan berdasarkan landasan teoritis, studi banding dan tinjauan kawasan sehingga diperoleh gambaran yang jelas. 1.5.3 Tahap Sintesa Usaha memecahkan permasalahan secara menyeluruh dan terpadu sebagai tindak lanjut dari analisa dengan mempertimbangkan dari berbagai aspek perencanaan dan perancangan, serta peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku, potensi yang ada dan factor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keluaran atau output yang dihasilkan berupa Landasan Program Perencanaan dan Perancangan. 1.6 Sistematika Pembahasan. Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan Perencanaan dan Perancangan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan serta alur pikir dalam penyusunan laporan program perencanaan dan perancangan. BAB II TINJAUAN UMUM Bersis studi literature mengenai retret dan rumah retret khatolik, serta studi banding dengan rumah retret lain sebagai acuan untuk menentukan fasilitas dan kapasitas yang dibutuhkan , serta aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi perencanaan rumah retret. BAB III TINJAUAN KHUSUS Membahas tentang tinjauan kawasan Tuntang termasuk potensinya dari segi fisik maupun non fisik sebagai lokasi perencanaan. BAB IV KESIMPULAN BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang kesimpulan hasil analisa keseluruhan dan batasan lingkup perencanaan serta anggapan- anggapan yang digunakan untuk mempermudah dan memperjelas perencanaan dan perancangan rumah retret Khatolik di Tuntang. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Membahas mengenai pendekatan jenis kegiatan dan tuntutan kebutuhan, pendekatan perencanaan dan perancangan, serta pendekatan kebutuhan besaran ruang. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep dasar perencanaan dan perancangan serta program dasar perancangan termasuk di dalamnya program ruang dan pemilihan lokasi.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:7343
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Mar 2010 14:18
Last Modified:11 Mar 2010 14:18

Repository Staff Only: item control page