POTENSI EKONOMI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA SEMARANG

Dwi Rumanti, Erina (2019) POTENSI EKONOMI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
65Kb

Abstract

ABSTRAK Potensi Ekonomi Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik pada Sektor Informal di Kota Semarang Erina Dwi Rumanti, Ika Bagus Priyambada, Budi P. Samadikun Proses konsumsi menimbulkan produk sampingan berupa sampah yang selanjutnya akan dibuang ke lingkungan. Penggunaan kembali material limbah dengan cara mendaur ulang merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari pencemaran lingkungan dan mengurangi volume timbulannya di Tempat Pembuangan Akhir. Di Kota Semarang, kegiatan daur ulang sampah sebagian besar di lakukan oleh sektor informal. Apabila masyarakat turut berpartisipasi dalam pemilahan dan pengumpulan sampah yang berpotensi untuk di daur ulang, maka nilai ekonomi sampah, khususnya sampah plastik dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi ekonomi dan biaya dalam sistem eksisting kegiatan daur ulang sampah plastik oleh sektor informal di Kota Semarang, serta mengidentifikasi manfaat dari segi ekonomi dan lingkungan. Metode penelitian melalui survei kuesioner dan wawancara terhadap 41 pelaku daur ulang yang terdiri dari tukang loak, bandar kecil, bandar besar, dan penggiling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekonomi yang terdapat dalam usaha daur ulang sampah plastik pada tiap tingkatan pelaku daur ulang berbeda-beda. Benefit (manfaat) yang dapat diidentifikasi dari implementasi program 3R sampah plastik pada sektor informal secara umum dapat digolongkan menjadi dua manfaat, yaitu manfaat langsung (direct benefit) dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Manfaat langsung (direct benefit) berupa hasil penjualan sampah plastik hasil pemrosesan oleh pelaku daur ulang dan juga pendapatan masyarakat. Keuntungan bersih tiap jenis sampah plastik pada tingkat pemulung berkisar antara Rp500-Rp1.250, tingkat tukang loak berkisar antara Rp245-Rp645, tingkat bandar kecil berkisar antara Rp46-Rp546, tingkat bandar besar berkisar antara Rp254-Rp1.054, dan tingkat penggiling berkisar antara Rp1.673-Rp3.673. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) dari adanya pengelolaan sampah plastik oleh sektor informal yaitu tereduksinya sampah plastik di Kota Semarang. Apabila seluruh sampah plastik yang bernilai ekonomi dikelola dapat menurunkan jumlah timbulan sampah Kota Semarang sebesar 11,46%. Kata kunci: sampah plastik, potensi ekonomi, analisis biaya, daur ulang ABSTRACT Economic Potential of Plastic Waste Recycling for the Informal Sector in Semarang City Erina Dwi Rumanti, Ika Bagus Priyambada, Budi P. Samadikun Consumption activities raises the consumption side products such as waste which will then be discharged to the environment. Reuse of waste material by recycling is one of the effective ways to avoid environmental pollution and reduce its generation volume in final disposal sites. In Semarang City, waste recycling activities are mostly carried out by the informal sector. If the community participates in the sorting of waste, recycling of plastic waste can be optimalized and the economic value of plastic waste can be increased. This study aims to estimate the economic potential and costs in the existing system of plastic waste recycling activities by the informal sector in Semarang City, and identify benefits in terms of economy and environment. The research method is through surveys and interviews with 41 recycling businesses consisting of "tukang loak", "bandar kecil", "bandar besar", and "penggiling". The results showed that economic potential is different at each level of recycling plastic waste. Benefits that can be identified from the implementation of the 3R plastic waste program in the informal sector in general can be classified into two benefits, namely direct benefits and indirect benefits. Direct benefits include increasing prices of plastic waste due to processing by recycling and also people's income. The net profit of each type of plastic waste in the informal sector is around Rp500-Rp1.250 for scavengers, Rp245-Rp645 for "tukang loak", Rp46-Rp546 for "bandar kecil", Rp254-Rp1.054 for "bandar besar", and Rp1.673-Rp3.673 for "penggiling". Indirect benefit from the management of plastic waste by the informal sector is the reduction of plastic waste. If all plastic waste can be managed, it can reduce the amount of waste generation by 11.46%. Key Words: plastic waste. economic potential, cost analysis, recycling

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering
Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering
ID Code:72972
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:24 May 2019 11:09
Last Modified:24 May 2019 11:09

Repository Staff Only: item control page