Silamba, Marlina (2003) SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 45Kb |
Abstract
1.1. Latar Belakang Musik merupakan bagian integral dari kehidupan manusia yang tidak terlepas dari perkembangan peradaban manusia dan terkait erat dengan aspek-aspek utama dalam sejarah, agama, ekonomi maupun pilitik. Musik selalu menarik untuk dibicarakan bukan hanya karena keindahannya, pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, manusia tidak dapat lepas dari seni ini. Dalam musik, manusia memenuhi sebagian dari kebutuhan rohani yaitu jiwa serta pemenuhan ekspresi individu. Ada suatu penyatuan harmonisasi yang indah dalam suatu karya nyata yang dapat dinikmati bukan hanya diri sendiri namun juga individu lain. Di Indonesia, seperti juga di Negara lain, seni musik mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan musik dunia. Jenis-jenis musikpun semakin beragam mulai dari musik tradisional sampai musik kontemporer. Kehidupan dunia seni musik di kalangan pelajar, mulai dari SD sampai SMU bahkan perguruan tinggi, belakangan ini semarak. Ini bisa dilihat dari antusiasme mereka menggeluti musik. Grup-grup musikpun bermunculan di mana-mana. Tidak sedikit sekolah yang memiliki seperangkat alat musik (Sri Husodo, Harian UmumSuara Merdeka; 17 September 2001). Perkembangan seni terutama musik yang kini senantiasa mempengaruhi kehidupan masyarakat, dirasakan belum lengkap tanpa adanya suatu wadah yang mampu menampung, membina dan menyalurkan segala aktifitas yang berkaitan dengan musik, terutama suatu wadah pendidikan musik. Menjamurnya wadah-wadah pendidikan non formal musik di Indonesia tidak sbanding dengan pendidikan formal musik. Hal ini ditandai dengan keberadaan pendidikan formal musik yang masih sangat langka dan hanya berupa institusi, yaitu Institusi Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Institusi Kesenian Jakarta (IKJ), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Tengerang di mana institusi- institusi tersebut tidak memfokuskan pendidikan formalnya pada bidang musik saja, tetapi pada bidang kesenian, sehingga musik cebderung digolongkan ke dalam bagian dari seni pertunjukan. Untuk mendapatkan pengukuran secara intelektual dari dunia musik, maka pelu adanya suatu wadah/lembaga yang mampu menampung kegiatan pendidikan musik yang besifat formal di mana wadah/lembaga ini nantinya juga mampu menampilkan identitas musik Indonesia agar dapat diakui keberadaannya dan menjadi bagian dari perkembangan musik di dunia. Seperti halnya dengan beberapa kota-kota lain di Indonesia, Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah belum memiliki suatu lembaga formal yang mewadahi animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap perkembangan musik. Kekurangan lembaga formal dalam bidang seni musik di Semarang berdampak pada kurangnya c- institusi intelek yang mampu memainkan alat musik, menguasai pengetahuan dan keterampilan musik,serta menghayati nilai-nilai dasar seni untuk mencapai profesionalisme di bidang studinya. Berdasar pada fenomena- fenomena yang terjadi, maka diperlukan adanya sebuah perancangan Sekolah Tinggi Seni Musik dengan penekanan bangunan arsitektur modern. Penekanan desain bangunan ini berkaitan dengan minat masyarakat terutama anak-anak muda terhadap musik modern. Esensi dari musik modern ini akan dianalogikan ke dalam desain arsitektur bangunan.dengan adanya interpretasi ini, diharapkan Semarang yang terletak antara 2 kutub besar pembangunan (Jakarta dan Surabaya), semakin memperkuat potensinya menarik pertumbuhan ke Semarang. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan pembahasan adalah merencanakan dan merancang Sekolah Tinggi Seni Musik di Semarang yang representative dan akomodatif : 1) Mampu mewadahi segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan musik terutama musik modern tanpa meninggalkan kekhasan musik daerah. 2) Dapat mengekspresikan jiwa musik yang kreatif dan dinamis ke dalam citra bangunan. 3) Dapat mentransformasikan esensi dan kaidah-kaidah musik dalam penjelajahan desain (eksplorasi desain) yang dilakukan untuk mencari pemecahan arsitektur yang terbaik. 1.2.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai adalah tersusunnya Landasan Program Perencanaan dan perancangan Arsitektur (LP3A) sebagai acuan/pedoman dalam Desain Grafis Arsitektur untuk merancang Sekolah Tinggi Seni Musik di Semarang. 1.3. Manfaat 1.3.1 Subyektif Sebagai salah satu persyaratan Tugas akhir (TA) untuk mencapai jenjang Strata 1 (S1). 1.3.2 Obyektif 1) Referensi yang berisikan data dan studi pendekatan. 2) Sebagai landasan pada proses Desain Grafis Arsitektur (DGA) 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan ditekankan pada aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur untuk Sekolah Tinggi Seni Musik di Semarang. Pembahasan dalam bidang ilmu non arsitektur dimaksudkan untuk mempertajam dan melangkapi pembahasan utama. 1.5. Metode Pembahasan Metide pembahasan yang dipergunakan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan ini adalah metode deskriptif kualitatif dan komparatif. Dimana masalah ini diawali dengan uraian mengenai permasalahan yang ada dan keadaan kemudian dianalisis dengan metode komparatif. Metide komparatif berupa studi banding (pengumpulan data primer) dan pengumpula data sekunder. 1) Pengumpulan data primer diperoleh dari : a) Observasi lapangan Dengan mengumpulkan data yang ada di lapangan khususnya yang menyangkut Sekolah Tinggi Seni Musik di Semarang seperti besaran ruang, sirkulasi, akustik, dan arsitektural obyek survey. b) Wawancara Dengan mengadakan wawancara terhadap pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan IKJ Jakarta, serta guru kursus musik. 2) Pengumpulan data sekunder, diperoleh dengan mengumpulkan data dan mempelajari literature, buku-buku, majalah dan sumber dari internet yang sesuai dengan judul dan permasalahan penelitian. Hasil analisis masalah dengan komparasi data yang ada kemudian dituangkan menjadi kesimpulan dalam bentuk landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur (lihat gambar I.1.). 1.6. Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi klatar belakang, tujuan dan saran, manfaat, ruang lingkup, metode, dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK Meninjau literature tentang seni musik dan Sekolah Tinggi Seni Musik dari literature yang ada serta studi mengenai beberapa institusi yangada yaitu ISI Yogyakarta, IKJ, dan IMI Jakarta. BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG Memaparkan gambaran umum tentang kota Semarang dan potensi seni musik BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Menuraikan kesimpulan, batasan, dan anggapan dari pembahasan sebelumnya untuk digunakan sebagai dasar pendekatan dan penetuan landasan program selanjutnya. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Membahas tentang dasar pendekatan, analisa pendekatan secara fungsional, kontekstual, arsitektural, dan analisa pendekatan konsep perancangan serta menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan yang akan diterapkan pada bangunan. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menjelaskan konsep dan dasar perancangan yang berisi rekapitulasi program ruang dan besaran tapak. DAFTAR PUSTAKA Susunan literature yang igunakan dalam pembahasan LAMPIRAN Berisi lampiran-lampiran data
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 7290 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 10 Mar 2010 11:58 |
Last Modified: | 10 Mar 2010 11:58 |
Repository Staff Only: item control page