PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB BROKER ASURANSI TERHADAP TERTANGGUNG DAN PENANGGUNG DALAM PENANGANAN KLAIM ASURANSI

Abstract

Broker/ Pialang Asuransi merupakan salah satu pilihan alternatif bagi tertanggung dalam mengasuransikan risiko yang dimilikinya. Broker asuransi berkedudukan sebagai perantara perusahaan asuransi dalam memasarkan produk-produk asuransi miliknya. Hubungan hukum antara broker asuransi dengan perusahaan asuransi berlandaskan atas perjanjian kerjasama atau intermediary. Perjanjian ini mengharuskan pihak broker asuransi untuk menjaga nama baik perusahaan asuransi dimata tertanggung. Menurut Undang-undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian menyatakan diserahkan atau tidaknya premi yang diterima broker asuransi dari tertanggung menjadi tolak ukur beralihnya tanggung jawab dalam peyelesaian klaim asuransi. Namun dalam prakteknya, penanggung akan dirugikan apabila broker asuransi tidak memenuhi kewajiban menyerahkan premi tersebut kepada perusahaan asuransi. Tertanggung tetap dapat menuntut penyelesaian klaim dengan membawa bukti pembayaran preminya terhadap broker asuransi dengan membawa polis yang sudah ditandatangi kedua belah pihak. Dalam hubungan hukum antara broker/pialang asuransi dengan tertanggung adalah atas dasar perjanjian pemberian kuasa. Dimana tertanggung menguasakan kepada broker untuk melakukan pekerjaan pengurusan asuransi miliknya. Batas tanggung jawab broker terhadap tertanggung hanya sebatas memberikan jasa konsultasi bagi tertanggung hingga penyelesaian klaim telah dilakukan tuntas. Penulisan hukum ini menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyarankan agar ketentuan didalam undang-undang perasuransian lebih ditegaskan lagi, agar menjamin penyelesaian klaim asuransi kepada pihak siapa tertanggung dapat memintakan penyelesaian klaimnya.