Ningrum, Widiya (2019) PENGARUH PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH TERNAK KAMBING TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA C, N, P, K, FE DAN MN MELALUI PROSES FERMENTASI. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF 65Kb |
Abstract
ABSTRAK Sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan yang paling banyak dihasilkan dari seluruh aspek usaha terdiri dari feces dan urin. Apabila tidak dimanfaatkan dapat merusak lingkungan sekitar. Limbah urin kambing yang dihasilkan kambing miliki warga dusun Thekelan, Kabupaten Semarang belum diolah secara maksimal, untuk itu perlu adanya pengolahan lebih lanjut agar limbah tersebut dapat dimanfaatkan salah satunya menjadi pupuk organik cair. Untuk mempercepat proses fermentasinya, diperlukan suatu aktivator yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah kulit pisang, limbah tahu, dan MOL bonggol pisang. Pada penelitian ini menggunakan 6 reaktor yang terdiri dari komposisi 70% urin kambing dan 30% aktivator dengan variasi masing-masing aktivator disetiap reaktor. Penggunaan variasi aktivator tersebut bertujuan untuk menentukan dosis yang optimum agar menghasilkan pupuk dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar Permentan Nomor 70 Tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi terbaik pada keenam reaktor tersebut terjadi pada reaktor ke 3 (R3) dengan komposisi variasi aktivator sebesar 15 % MOL bonggol pisang, 5% limbah tahu, dan 10% limbah kulit pisang Dengan nilai kandungan unsur hara makro C-Organik, N-Total, PTotal, dan K-Total sebesar 41,180%, 1,65%, 0,94%, dan 10,58%. Sedangkan kandungan unsur hara mikro Fe dan Mn sebesar 12,75 ppm dan 105,62 ppm. Hasil uji toksisitas menyatakan bahwa nilai GI pada R3 sebesar 121,9254% yang artinya pupuk tidak bersifat toksik. Kata kunci: Limbah urin kambing, Pupuk Organik Cair, Bioaktivator ABSTRACT The remaining waste from a livestock activity that produces a lot of waste is faecal and urine waste. If it is not utilized or processed it can damage for the environment. The waste of goat urine produced by goats belonging to the residents of Thekelan, Semarang has not been maximally processed, so it needs to be prepared further processing so that one of them can be used as liquid organic fertilizer. To speed up the fermentation process, some activators are needed which are used in this study are banana peel waste, tofu waste, and MOL from banana hump. This study using 6 reactors consisting of a composition of 70% goat urine and 30% activator with variations of each activator in each reactor. The variation of activator is intended to determine the optimal dosage to produce fertilizers that are in accordance with the standards of Permentan No. 70 th 2011. The results show the best variations in the six reactors that occur in reactor 3 (R3) with a variation of 15% activator MOL bananas, 5% tofu waste, and 10% banana peel waste With the value of organic C-uns nutrient content, N-Total, P-Total, and K-Total amounted to 41.180%, 1.65%, 0.94%, and 10.58%. Whereas the content of Fe and Mn micro nutrients was 12.75 ppm and 105.62 ppm. The results of the toxicity test declare the GI value in R3 as 121.9254%, which means that fertilizer is not toxic.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering Faculty of Engineering > Department of Environmental Engineering |
ID Code: | 71567 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 12 Apr 2019 15:05 |
Last Modified: | 12 Apr 2019 15:05 |
Repository Staff Only: item control page