PENATAAN KORIDOR JALAM CIHAMPELAS SEBAGAI PUSAT BERBELANJA REKREATIF DI BANDUNG

JOENNAIDI, DEDDY (2003) PENATAAN KORIDOR JALAM CIHAMPELAS SEBAGAI PUSAT BERBELANJA REKREATIF DI BANDUNG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
54Kb

Abstract

1.1 Latar Belakang Menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas yang tidak dapat dilepaskan dari persaingan bebas, keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi, pemerintah perlu lebih siap dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks dengan melibatkan berbagai sector dan actor pembangunan. Namun demikian momentum tersebut dapat dijadikan sebagai cambuk di dalam pengambangan sector pariwisata di Indonesia. Pemerintah Indonesia bertekad menjadikan sector pariwisata sebagai penghasil devisa utama. Kota Bandung sebagai kotamadya memiliki lokasi yang strategis dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut dikarenakan kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya barat timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara dan poros utara selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan pengalengan). Secara topografis kota bandung terletak pada ketinggian 768 m di atas permukaan air laut, titik tertinggi didaerah utara 1.050 m di atas permukaan air laut dan terendah di daerah selatan 675 m di atas permukaan air laut yang relative datar. Wilayah Bandung utara yang berbukit-bukit menjadi kekayaan panorama alam yang indah sebagai daya tarik wisatawan domestic dan mancanegara. Melihat potensi Bandung sebagai obyek tujuan wisata tentu merupakan keuntungan tersendiri bagi kota Bandung. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah setempat, menambah pendapatan asli daerah, membuka lapangan pekerjaan dan menunjang gerak pembangunan daerah. Selain itu sebagai sarana mengenalkan kebudayaan asli daerah sehingga Indonesia pada umumnya dan kota Bandung pada khususnya lebih dikenal dan menjadi tempat persinggahan para wisatawan. Oleh karena itu perlu strategi tertentu untuk meningkatkan arus kedatangan dan lama tinggal wisatawan pada suatu daerah diantaranya adalah dengan meningkatkan pelayanan mutu, jenis obyek wisata, serta sistem pengelolaan kegiatan wisata. Wisata belanja merupakan pilihan yang menarik karena disamping para pengunjung membeli barang belanjaan pengunjung juga dapat sekaligus menikmati suguhan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Shopping street Jalan Cihampelas merupakan koridor jalan dengan dominasi aktivitasnya adalah sebagai pusat perdagangan jeans. Tidak lepas dari julukan Bandung sebagai kota mode, jeans menjadi pilihan strategis karena jeans beaneka ragam macamnya dan disukai oleh hampir semua lapisan usia karena fasionable dan simple. Disamping itu kota Bandung sendiri banyak terdapat industri textile khususnya jeans sehingga Cihampelas dapat menjadi ajang promosi bagi dunia luar. Keberadaan Cihampelas sebagai kawasan perdagangan, tidak termasuk dalam peruntukan lahan di wi;ayah Cibeunying. Sedangkan peruntukan lahan asli kawasan tersebut adalah sebagai kawasan pemikiman penduduk. Munculnya Cihampelas sebagai kawasan perdagangan adalah ide dari segelintir orang yang ingin menjadikan Cihampelas sebagai pusat jeans kota Bandung. Pada daerah lain seperti Cibaduyut terkenal dengan kerajinan sepatu dan tas kulit, Saung Mang Ujo jalan padasuka terkenal dengan miniature angklung, di Galeri Cupu Manik jalan Haji Umar terkenal dengan kerajinan wayang goleknya dan tempat-tempat lain yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga kemidian muncul Cihampelas yang kenal dengan julukan “Jalan 1001 jeans”. Namun kemudian berkembangnya Cihampelas sebagai pusat perdagangan tidak terkontrol lagi dan memicu para pedagang kaki lima membuka kios-kios dagang sesuka mereka disepanjang jalan Cihampelas. Selain itu sisi negative dari berkembangnya Cihampelas adalah semakin padatnya jalan sehingga memicu kemacetan lalu lintas. Bus pariwisata, angkutan umum, kendaraan pribadi, baik yang singgah maupun yang hanya lewat bertambah dan semakin ramai kompleksnya kegiatan perdagangan disepanjang Cihampelas. Lebar jalan yang relative sempit dan jumlah kendaraan yang lewat semakin bertambah adalah factor yang memicu terjadinya kemacetan. Apalagi ditambah dengan banyaknya kendaraan pengunjunga yang diparkirkan di bahu-bahu jalan. Kurangnya lahan parker khusus pengunjung Cihampelas adalah akibat dari tidak direncanakannnya kawasan tersebut secara matang dari kawasan pemukiman berubah menjadi kawasan perdagangan tanpa melihat potensi dan permasalahan yang ditimbulkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya panataan kawasan Cihampelas pada koridor jalan yang menjadi sumber kekacauan sehingga memberi rasa nyaman dan aman bagi pengunjung. Penataan koridor jalan Cihampelas mencakup aspek-aspek pembentukan citra kota dan aspek lain yang mendukung perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadi alternative kunjungan wisata yang menyenangkan. Selain menawarkan 1001 jenis jeans juga pengunjung disuguhi dengan kehangatan suasana yang harmonis dan atraktif dari bumi Parahyangan. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Menata koridor jalan Cihampelas sebagai pusat berbelanja rekreasif dengan menggali dan mengidentifikasi permasalahan dan merumuskannya untuk memperoleh solusi yang tepat sehingga nantinya dapat memberi rasa nyaman dan kerasan bagi pengunjung dan menjadi alternative kunjungan wisatawan di kota Bandung. 2. Sasaran Penyusunan Landasan program Perencanaan dan Peracangan Arsitektur (LP3A) Penataan Koridir Jalan Cihampelas Sebagai Pusat Berbelanja Rekreasif di Bandung. 1.3 Manfaat 1. Secara Subyektif • Memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusab sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. • Sebagai pedoman dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A). 2. Secara Obyektif • Dapat menjadi kontribusi bagi pembangunan sector pariwisata dalam memanfaatkan suatu kawasan potensial sebagai asset wisata yang bernilai strategis dalam meningkatkan perekonomian daerah. • Sebagai sumbangan ilmu dan disiplin arsitektur bagi masyarakat dan lingkungan binaan. 1.4. Ruang Lingkup Pembahasan 1. Lingkup Substansial Penataan koridor Jalan Cihampelas Bandung dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan perancangan perkotaan yang mengutamakan potensi kawasan dan lingkungan sekitar. Aspek-aspek yang berkaitan dengan eleman pembentuk citra kota, aspek estetis, dan struktur kawasan akan diuraikan sebagai satu kesatuan ruang yang berkesinambungan. Sedngkan langgam arsitektur yang digunakan adalah arsitektur regionalisme yang tidak meninggalkan cirri masyaratak setempat dimana penekanan desainnya lebih pada pertimbangan potensi yang ada pada koridor Jalan Cihampelas baik elemen arsitektur yang telah ada maupun potensi masyarakat sekitar sehingga dapat menciptakan ruang kota yang nyaman dan menjadi alternatif kunjungan wisata yang menyenangkan, selain tentunya dapat meningkatkan perekonomian daerah sehingga menambah konstribusi periwisata pada laju pembangunan daerah. 2. Lingkup spasial Secara spasial ruang lingkup kawasan perencanaan adalah temasuk dalam kelurahan Cipaganti, kecamatan Coblong, wilayah Cibeunying, Kodya Bandung dengan batas-batas wilayah : • Sebelah utara : Simpang jalan Dr. Setiabudi, Jl. Ciumbeleuit dan jalan Cihampelas • Sebelah selatan : Simpang jalan pajajaran, jalan Cicendo dan jalan Cihampelas • Sebelah timur : Pemukiman penduduk kelurahan Cipaganti. • Sebelah barat : Pemukuman penduduk kelurahan Cipaganti. 1.5. Metode Pembahasan 1. Tahap Pengumpulan Data Data di kumpulkan melalui studi literature, pengamatan, foto, wawancara dengan nara sumber atau instansi terkait dan sketsa-sketsa yang berkaitan dengan wilayah studi. 2. Tahap Analisa Menganalisa data pengamatan dan landasan teori untuk kemudian menggali potensi dan masalah yang ada yang saling berkesimanbungan sehinnga diperoleh gambaran penyebab timbulnya masalah. 3. Tahap Sintesa Merupakan tahap lanjutan dari tahap analisa yaitu dengan mengupayakan pemecahan masalah secara menyeluruh dengan memperhatikan dan mempertimbangkan potensi, kebijakan pemerintah serta factor lain yang terkait. Pengolahan aspek-aspek tersebut dilakukan secra terpadu menghasilkan output berupa alternative pemecahan masalah yang kemudian dirangkum dalam landasan program perencanaan dan perancangan. 1.6. Sistematika Pembahasan Secara garis besar pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Penataan Koridor Jalan Cihampelas sebagai Pusat Berbelanja Rekreatif di Bandung diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN TEORI Berisi kajian teori yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan kordor jalan Cihampelas Bandung sebagai bagian dari perancangan kota, yaitu kajian teori urban design, elemen pembentuk citra kota, mengenai koridor dan pedestrian mall. BAB III TINJAUAN STUDI KASUS Membahas tentang studi kasus pedestrian mall di Singapura, Yokohama, Jepang yang serupa dan Jalan Malioboro di Yogyakarta, dianggap positif dan dapat dijadikan inspiras serta acuan untuk perencanaan penataan koridor jalam Cihampelas Bandung. BAB IV TINJAUAN KAWASAN JALAN CIHAMPELAS BANDUNG Membahas tentang koridor Cihampelas dalam konteks perancangan kota dan tinjauan koridor Cihampelas dalam konteks perancangan kawasan, baik aspek fisik maupun non fisik. BAB V ANALISA KORIDOR JALAN CIHAMPELAS BANDUNG Membahas analisa koridor Cihampelas dalam konteks perancangan kota dan perancangan kawasan. BAB VI KESIMPULAN BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi mengenai kesimpulan hasil analisa serta batasan perencanaan dan anggapan untuk memudahkan dalam menentukan arahan perencanaan. BAB VII PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Membahas tentang pendekatan jenis kegiatan, kebutuhan rang, pendekatan perencanaan penataan kawasan, pendekatan perencanaan kawasan serta pendekatan kebutuhan besaran ruang. BAB VIII KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PARANCANGAN ARITEKTUR Berisi tentang konsep dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur serta program ruang kawasan koridor Jalan Cihampelas Bandung.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:7098
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:01 Mar 2010 10:35
Last Modified:01 Mar 2010 10:35

Repository Staff Only: item control page