I Gst Ag Ayu , Dewi Satyawati and Sukirno, Sukirno (2018) AKIBAT HUKUM PERALIHAN PERKAWINAN BIASA MENJADI PERKAWINAN NYENTANA MENURUT HUKUM ADAT BALI DI KABUPATEN TABANAN. Masters thesis, Fakultas Hukum UNDIP.
Archive (ZIP) - Published Version Restricted to Registered users only 1100Kb |
Abstract
Pada masyarakat hukum adat Bali yang merupakan kekerabatan dengan sistem patrilinial tentu saja kehadiran anak laki-laki sangatlah di utamakan. Anak laki-laki yang lahir dalam perkawinan tersebut akan menjadi pelanjut keturunan. Terdapat beberapa bentuk perkawinan adat Bali yang dapat dilakukan masyarakat hukum adat Bali dalam mempertahankan keharmonisan dalam keluarga maupun dalam bermasyarakat adat. Salah satunya dengan melakukan peralihan perkawinan biasa menjadi perkawinan nyentana. Permasalah yang diangkat dalam penulisan tesis ini yakni mengapa terjadinya suatu peralihan perkawinan biasa menjadi perkawinan nyentana dan bagaimana akibat hukum terjadinya peralihan perkawinan biasa menjadi perkawinan nyentana. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris, yang menggunakan data primer yang diperoleh dari masyarakat melalui wawancara dan data sekunder melalui studi kepustakaan. Seluruh data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode kualitatif kemudian dipaparkan secara deskriptif sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor utama terjadinya peralihan perkawinan biasa menjadi perkawinan nyentana di Kabupaten Tabanan ini, adalah tidak memiliki keturunan laki-laki. Adapun faktor-faktor penunjang lainnya yakni, faktor keturunan tunggal, faktor perbedaan status sosial dan ekonomi, dan faktor meninggalnya pelanjut keturunan dari keluarga tersebut. Kemudian akibat hukum yang ditinjau diantaranya : (1) berdasarkan harta kekayaan perkawinan. Dalam peralihan perkawinan ini, harta yang dikuasai oleh masing-masing suami istri pada perkawinan biasa dapat dibawa kembali pada saat perkawinan nyentana. Kemudian harta bersama yang diperoleh selama perkawinan biasa, juga dibawa menjadi harta bersama pada perkawinan nyentana, serta harta pusaka yang dikuasai suami pada saat perkawinan biasa, akan menjadi tanggung jawab kerabat suami. (2) berdasarkan kedudukan hukum anak kandung, anak yang lahir di perkawinan biasa maka memiliki hak dan kewajiban dari rumah asal ayahnya, dan anak yang lahir di perkawinan nyentana, akan memiliki hak dan kewajiban dari rumah asal ibunya. (3) berdasarkan sistem pewarisan, anak yang lahir di perkawinan biasa akan mewarisi bersama dengan kerabat ayahnya, dan anak yang lahir pada perkawinan nyentana akan mewarisi bersama kerabat ibunya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perkawinan Biasa, Perkawinan Nyentana, Harta Kekayaan Perkawinan, Kedudukan Anak Kandung, Pewarisan, Hukum Adat Bali. |
Subjects: | K Law > K Law (General) L Education > L Education (General) |
Divisions: | School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Notary |
ID Code: | 70826 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 23 Mar 2019 09:24 |
Last Modified: | 23 Mar 2019 09:24 |
Repository Staff Only: item control page