PENERAPAN PRINSIP KEPERCAYAAN (FIDUCIARY RELATIONSHIP PRINCIPLE) BANK PADA PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., Unit A. Yani Salatiga)

Abstract

Tesis ini berjudul Penerapan Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Relationship Principle) Bank Pada Pemberian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., Unit A. Yani Salatiga). Kredit perbankan adalah penyediaan uang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasinya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dasar hukum penyaluran kredit perbankan terdapat dalam ketentuan pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari, pihak bank harus menggunakan kriteria 5 C atau The Five C’s yaitu : Character (sifat), Capacity (kemampuan), Capital (modal), Collateral (jaminan) dan Condition of Economy (kondisi ekonomi) serta prinsip Kehati – hatian dan prinsip Kepercayaan (fiduciary relationship principle) dalam menganalisa permohonan kredit. Tujuan penulisan tesis ini untuk mengetahui dan menganalisis penerapan prinsip kepercayaan (fiduciary relationship principle), faktor –faktor penyebab wanprestasi walaupun sudah diterapkan prinsip kepercayaan (fiduciary relationship principle) tersebut dan penyelesaiannya dalam perjanjian kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit A. Yani Salatiga. Adapun tesis ini menggunakan metode penulisan yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian deskriptif analistis didukung dengan sumber dan jenis data bahan hukum primer dan sekunder yang didapat dari tehnik pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Metode ini digunakan untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan tesis ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip kepercayaan (fiduciary relationship principle) yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit A. Yani Salatiga dalam memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada calon debitur dengan kolektibilitas kredit Dalam Perhatian Khusus; calon debitur dengan alasan penunggakan kredit yang tidak secara langsung dilakukannya; dan jaminan dengan nilai jual lebih rendah dari plafon kredit. Sedangkan faktor – faktor yang menjadi penyebab wanprestasi adalah adanya pinjaman lain yang dilakukan debitur dalam rentang waktu perjanjian kredit; debitur sakit; dan debitur meninggal. Dengan adanya wanprestasi perjanjian kredit ini, upaya penyelesaian yang dilakukan adalah dengan rescheduling kredit dan penjualan benda jaminan secara internal bank dan debitur tanpa melalui proses pengadilan / non litigasi.