PENYELESAIAN SENGKETA TANAH AKIBAT SERTIPIKAT GANDA ATAS SATU BIDANG TANAH DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor 164/Pdt.G/2011/PN.Ska)

Abstract

Permasalahan sengketa tanah akibat sertifikat ganda adalah masalah yang bisa dibilang sering di hadapi oleh warga masyarakat Indonesia khususnya di daerah Kota Surakarta dan sekitarnya, maka dari itu di pandang penting dari peneliti untuk menjelaskan mengapa bisa terbit sertifikat ganda dan memberikan pengetahuan secara jelas mengenai penyelesaian sengketa tanah akibat sertifikat ganda atas satu bidang tanah di Kota Surakarta dengan studi kasus putusan Pengadilan Negeri Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yuridis normatif. Data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yang meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Penelitian ini berdasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan jenis penelitian untuk menemukan hukum in-concreto, karena dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui/menguji apakah yang menjadi norma hukumnya dan penelitian ini juga merupakan library research yang berwujud kasus. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa : 1) Terbitnya sertipikat ganda atas satu bidang tanah di Kota Surakarta terjadi karena adanya beberapa faktor, antara lain : itikad yang tidak baik dari para Pemohon dalam mendaftarkan tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta, kurangnya informasi atau belum mengertinya masalah pertanahan, pada saat mendaftar BPN belum ploting lokasi; 2) Penyelesaian sengketa tanah akibat sertipikat ganda atas satu bidang tanah di Kota Surakarta oleh Pengadilan Negeri Surakarta, menunjukkan bahwa Penggugat telah berhasil membuktikan bukti gugatannya, oleh karena itu gugatan pada perkara tersebut dikabulkan sebagian, yakni menyatakan bahwa Almarhum Gregorius Daryanto adalah pemilik sah SHM No. 1947 luas ±200 m2 yang terletak di Kelurahan Jebres Kota Surakarta dan sertipikat tersebut sampai dengan putusan diucapkan belum pernah dialihkan.