PERPUSTAKAAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH DI SEMARANG

HERLISTIANTO, NOVICTO (2003) PERPUSTAKAAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH DI SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
45Kb

Abstract

1.1. Latar Belakang Kata perpustakaan berasal dari kata latin Librarium yang berarti kumpulan buku-buku. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of current English terbitan tahun 1982, perpustakaan adalah “a room or building for books kept there for reading.” Didalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Sjahrial dan Pamuntjak, 2000; 1-3) disebutkan bahwa koleksi sebuah perpustakaan tidak terbatas pada buku saja, tetapi juga mencakup rekaman dan karya cetak lainnya seperti surat kabar, pamphlet, gambar, peta, atlas, piringan hitam, tape, slide, film, film-strip, microfilm, dan lain sebagainya. Buku Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (darmono, 2001; 3-5) secara umum menguraikan beberapa fungsi perpustakaan yaitu antara lain menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif, menumbuhkan budaya, baca sebagai bekal penguasaan alih teknologi, mempercepat penguasaan dalam bidang pengetahuan, menyediakan informasi untuk kegiatan penelitian, dan juga melestarikan berbagai karya cetak dan karya rekam yang pernah diterbitkan. Dalam buku Memahami Teknologi informasi (Rahardjo, 2002; 98-100) dijelaskan bahwa akses terhadap informasi pada masa sekarang dapat dilakukan dengan hambatan yang lebih sedikit. Pada mulanya akses ke sumber informasi harus melalui media cetak seperti buku, jurnal dan laporan teknis. Hal ini menyebabkan keterbatasan pada ketersediaan materi yang ada. Apalagi tiap perpustakaan memiliki sumber referensi yang sangat terbatas. Namun adanya internet memungkinkan seseorang mengakses informasi dari jarak jauh. Meskipun tidak semua buku ada di internet, materi lain sebagai alternatif banyak tersedia.Akses ke sumber informasi dapat juga dilakukan langsung ke nara sumber atau pakar dibidang yang diminati melalui internet. Selain internet, adanya koneksitas antara computer dalam bentuk LAN (Local Area Network) dan intranet dalam suatu perusahaan atau instansi seperti pada perpustakaan dapat mempercepat pertukaran informasi antar komputer dalam jaringan komputer perpustakaan tersebut sehingga membuat kinerja operasional sehari-hari lebih efisien. Di Jawa Tengah, tepatnya di kota Semarang, terdapat Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah yang menurut Laporan Tahunan Perpusda Prop. Jateng (2002), menyimpan lebih dari 50.000 judul buku dengan lebih dari 160.000 eksemplar. Jumlah ini belum termasuk koleksi majalah, surat kabar dan koleksi deposit. Berdasarkan UU No. 4 tahun 1990, Perpusda Jateng memiliki kewajiban untuk mencari dan menyimpan semua bentuk terbitan dan rekaman dari seluruh wilayah propinsi Jawa Tengah. Sampai saat ini data jumlah penerbit dan pengusaha rekaman di Jawa Tengah yang dimiliki perpustakaan daerah, baru berjumlah 396 perusahaan yang mengeluarkan lebih dari 2000 terbitan baru setiap tahun, baik itu dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, terbitan pemerintah dan rekaman. Pertambahan jumlah koleksi setiap tahun ini tentunya membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih luas dan semakin terorganisir. Semua koleksi ini diakses oleh lebih dari 250.000 pengunjung per tahun, dan jumlah ini juga semakin bertambah. Hal diatas menyebabkan perlunya suatu peningkatan kualitas dan kuantitas Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah serta pengadaan pelayanan berbasis teknologi informasi sehingga dapat menjadi sarana pendidikan non formal umum yang efektif dan efisien. Peningkatan tersebut dirasakan perlu dilakukan dengan perencanaan dan perancangan suatu Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah yang mengaplikasikan kualitas pelayanan, pengelolaan dan teknologi yang edukatif, sekaligus rekreatif dan secara kuantitatif mencukupi kebutuhan pelayanan di masa datang. Dalam perancangan bangunan perpustakaan ini diperlukan suatu pendekatan arsitektural yang menghadirkan suasana formal perkantoran sekaligus informal, umum dan mengundang. Hal ini karena bangunan perpustakaan merupakan fasilitas pendidikan non formal yang dapat dikunjungi oleh siapa saja. Pendekatan Arsitektural Michael Graves dirasa cocok untuk menghadirkan suasana tersebut. Karya-karyanya, banyak menerapkan bentuk-bentuk geometris yang sederhana dan penggunaan warna-warna yang cenderung berkarakter hangat sehingga memberikan kesan santai, informal, mengundang dan bersahabat bagi orang yang melihatnya. 1.2. Tujuan Tujuan dari pembahasan adalah untuk merumuskan berbagai potensi dan permasalahan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas, untuk dapat dianalisis dan ditemukan berbagai pemecahan arsitektural yang selanjutnya dapat dituangkan dalam perencanaan dan perancangan suatu Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah yang tidak hanya sesuai dengan fungsi dan peranannya saja, tapi juga yang menunjang kegiatan didalamnya dengan optimal untuk masa yang akan datang. 1.3. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan dititikberatkan pada masalah-masalah dalam disiplin ilmu arsitektur yang berkaitan dengan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah meliputi: a. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai data yang diperoleh tentang perpustakaan, khususnya Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, serta peranan Kota Semarang di Jawa Tengah sebagai masukan dalam program perencanaan dan perancangan b. Penyusunan konsep dan program perencanaan dan perancangan ini sebagai dasar/ landasan dalam perancangan grafis. Hal-hal diluar lingkup arsitektur tidak dibahas dalam penyusunan. Sedangkan hal-hal yang masih berkaitan dengan bahasan utama dibahas secara garis besar saja. 1.4. Metode Pembahasan Metoda pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam penelitian yang berusaha mendeskripsikan fenomena yang ada saat ini dan melihat kaitan antar fenomena tersebut untuk dianalisis dengan sistematis, factual dan akurat. Alasan penggunaan metode deskriptif adalah agar dapat diperoleh informasi mengenai perpustakaan yang ideal yang dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Metode untuk pengumpulan data diuraikan sebagai berikut: a. Pengumpulan data primer. Pengumpulan data primer merupakan salah satu langkah yang ditempuh untuk memperoleh data objek melalui metode observasi langsung dan wawancara dengan pihak terkait. Kegiatan ini meliputi: 1) Observasi langsung ke Perpusda Jateng untuk mendapatkan data actual mengenai Perpustakaan Daerah Tingkat Propinsi. 2) Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data non-teknis mengenai Perpustakaan Daerah Tingkat Propinsi. Wawancara juga dilakukan dengan Perpusda Propinsi DIY untuk mendapatkan data yang sesuai dengan objek perencanaan. b. Pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk memperkuat dan melengkapi data yang ada. Data sekunder ini dikumpulkan melalui studi pustaka mengenai literature-literatur yang berhubungan dengan perpustakaan umum: kebijakan tata Kota Semarang; serta studi banding pada objek lain yang memiliki tingkat pelayanan yang sama dengan Perpusda Prop. Jateng yaitu Perpusda Prop. DIY 1.5. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Perencanaan dan Perancangan ini didasarkan pada lingkup pembahasan, dari pembahasan masalah yang bersifat makro kemudian mengarah pada masalah-masalah yang bersifat mikro. Adapun sistematikanya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang permasalahan, tujuan, lingkup pembahasan, metode penelitian yang digunakan serta sistematika pembahasan dalam penyusunan Laporan Perencanaan dan Perancangan. BAB II TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN Meninjau tentang perpustakaan secara umum, Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah dan hasil studi banding pada Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB III TINJAUAN JAWA TENGAH DAN KOTA SEMARANG DALAM KAITANNYA DENGAN PERENCANAAN PERPUSDA JATENG Berisikan data tentang Jawa Tengah, Kota Semarang, kebijakan mengenai tata ruang Kota Semarang dan Potensi Kota Semarang yang mendukung perencanaan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. BAB IV PENEKANAN DESAIN Menjelaskan cirri-ciri Arsitektur Post Modern, konsep-konsep desain arsitektur Michael Graves, serta implementasi dalam karyanya. BAB V ANALISA PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TENGAH Menganalisa tinjauan ideal sebuah perpustakaan umum, tinjauan khusus keadaan Perpusda Jateng saat ini, berbagai potensi Jawa Tengah yang berkaitan dengan perencanaan Perpusda Jateng, dan hasil studi banding untuk mendapatkan korelasi yang dapat disimpulkan dan dijadikan acuan untuk perancanaan dan perancangan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. BAB VI KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Menguraikan, batasan dan anggapan yang akan mendukung pendekatan program perencanaan dan perancangan. BAB VII PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Memaparkan pendekatan pelaku dan aktivitas, pendekatan koleksi, pendekatan sirkulasi dan ruang, pendekatan struktur dan utilitas bangunan, serta pendekatan pemilihan lokasi dan tapak. Diuraikan pula tentang pendekatan penekanan desain yang akan digunakan dalam perancangan. BAB VIII KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menetapkan konsep dan program dasar yang melandasi perancangan Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:7036
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:23 Feb 2010 13:59
Last Modified:23 Feb 2010 13:59

Repository Staff Only: item control page