TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM UPAYA PENGELOLAAN PULAU TIKUS DI PROVINSI BENGKULU

Abstract

Pulau Tikus merupakan pulau kecil yang berjarak sekitar 10 km dari Pusat Kota Bengkulu, memiliki luas saat ini hanya 0,6 hektar, dan setiap tahun mengalami abrasi, karena berhadapan langsung dengan ombak Samudera Hindia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perlindungan dan pengelolaan terhadap Pulau Tikus ini. Akan tetapi dalam pengelolaan Pulau Tikus ini mengalami beberapa permasalahan, salah satunya mengenai tekanan aktifitas pemanfaatan oleh manusia. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan dalam upaya pengelolaan Pulau Tikus di Provinsi Bengkulu dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Pulau Tikus. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mencakup, bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Metode pengumpulan data berupa studi pustaka dan didukung dengan wawancara, yang bertujuan untuk menggali informasi lebih mengenai permasalahan yang dikaji. Metode analisis data yang diperoleh dilakukan dengan cara analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pengelolaan kawasan Pulau Tikus oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu dilaksanakan menurut fungsi manajemen yaitu pertama perencanaan, diatur melalui pendekatan pengelolaan wilayah pesisir terpadu yang mengintegrasikan berbagai perencanaan yang disusun oleh sektor daerah. Kedua pemanfaatan, dilakukan dan ekonomis secara menyeluruh dan terpadu dengan pulau besar didekatnya. Ketiga pengawasan dan pengendalian, untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan wilayah Pulau Tikus secara terpadu dan berkelanjutan dilakukan pengawasan dan pengendalian. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan Pulau Tikus adalah, aktivitas pemanfaatan oleh manusia, illegal fishing, pemanfaatan dan pengelolaan belum optimal, belum ada lembaga aktif yang mengelola sumber daya laut Pulau Tikus, keterbatasan dana, dan fenomena perubahan iklim.