PENGARUH DINAMIKA LAHAN URBAN TERHADAP SEBARAN KEKRITISAN DAERAH RESAPAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK JAKARTA

FITRIYANTO, Bobby Rachmat and Helmi, Muhammad and Hadiyanto, Hadiyanto (2019) PENGARUH DINAMIKA LAHAN URBAN TERHADAP SEBARAN KEKRITISAN DAERAH RESAPAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG BERMUARA DI TELUK JAKARTA. Masters thesis, School of Postgraduate.

[img]
Preview
PDF
1695Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

16Mb
[img]
Preview
PDF
1227Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

9Mb

Abstract

Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia, telah menjadi tujuan utama urbanisasi selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut mendorong terjadinya perubahan tutupan lahan yang masif, terutama pertumbuhan lahan urban pada wilayah Jakarta dan peri urban Jakarta. Pertumbuhan lahan urban yang tidak terkendali memberikan dampak negatif bagi kota Jakarta, mengingat secara geografis kota Jakarta merupakan wilayah hilir dari delapan Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini memiliki lima tujuan, yang pertama menganalisis tren pertumbuhan lahan urban pada seluruh DAS yang bermuara di Teluk Jakarta. Tahap analisis ini dilakukan dengan melihat tipe pertumbuhan lahan urban (infilling, edge expansion dan outlying), pola pertumbuhan lahan urban melalui analisis spasial metrik dan arah pertumbuhan lahan urban melalui pembagian delapan zona sesuai arah mata angin. Hasilnya menunjukkan bahwa tipe pertumbuhan lahan urban pada areal studi didominasi tipe Edge Expansion. Pola pertumbuhan lahan urban cenderung semakin kompak dengan tingkat sprawl yang cenderung menurun. Selain itu pertumbuhan lahan urban di wilayah Barat Laut (NW) cenderung lebih teratur dibanding wilayah lain, sedangkan wilayah Timur (E) cenderung sebaliknya. Tujuan kedua adalah menganalisis faktor pendorong dan penghambat pertumbuhan lahan urban melalui studi referensi dan wawancara mendalam. Hasilnya diperoleh tiga belas faktor pendorong dan enam faktor penghambat pertumbuhan lahan urban. Lahan urban eksisting menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan lahan urban pada areal studi. Tujuan ketiga adalah memprediksi pertumbuhan lahan urban tahun 2029 dengan model cellular automata melalui dua skenario yaitu skenario tren pertumbuhan lahan urban (skenario 1) dan skenario rencana pengembanan wilayah (skenario 2). Hasilnya, prediksi pertumbuhan lahan urban tahun 2029 untuk skenario 1 dan skenario 2 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. DAS Bekasi, DAS Angke Pesanggrahan dan DAS Cisadane diprediksi menjadi DAS dengan pertumbuhan lahan urban terbesar tahun 2029. Tujuan keempat adalah menganalisis kekritisan daerah resapan mengacu pada Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan lahan urban tahun 2001 - 2017 maupun tahun 2017 - prediksi tahun 2029 (skenario 1 dan 2) telah menambah secara signifikan luas daerah resapan dengan tingkatan agak kritis dan kritis. Tujuan yang kelima adalah menyusun strategi pengendalian pertumbuhan lahan urban pada areal studi melalui analisis SWOT. Hasil analisis merekomendasikan upaya pengendalian pertumbuhan lahan urban dengan strategi konservatif. Srategi yang dapat diterapkan berupa pembuatan sistem informasi berbasis internet (komputer) yang mampu menjadi jembatan koordinasi sekaligus media pengawasan serta penguatan peran BKSP Jabodetabekpunjur dalam pengendalian pertumbuhan lahan urban. Kata Kunci : Dinamika Lahan Urban, Kekritisan Daerah Resapan, Daerah Aliran Sungai, cellular automata, Teluk Jakarta, analisis SWOT Jakarta as the center of Indonesia's economy and govenment, has become the main destination for urbanization for many years. This condition encourages massive land cover changes, especially urban growth in Jakarta and peri-urban areas of Jakarta. Uncontrolled urban growth has negative impacts on Jakarta, considering that geographically Jakarta is a downstream area of eight watersheds. This study has five objectives, the first to analyze urban growth trends in all watersheds that flow into the Jakarta Bay. This analysis is carried out through studies of urban growth types (infilling, edge expansion and outlying), urban growth patterns through spatial metric analysis and urban growth direction by dividing the study area into eight zones. The results show that the type of urban growth in the study area is dominated by the Edge Expansion type. Urban growth patterns tend to be more compact with sprawl rates that tend to decline. In addition, urban growth in the Northwest region (NW) tends to be more regular than other regions, while the Eastern region (E) tends to be the opposite. The second objective is to analyze the driving factors and inhibiting factors of urban growth through reference studies and in-depth interviews. The results obtained thirteen driving factors and six inhibiting factors of urban growth. Existing urban areas were the main driving factor for urban growth in the study area. The third objective is to predict urban growth in 2029 with cellular automata models through two scenarios, namely scenario of urban growth trends (scenario 1) and scenario of regional development plans (scenario 2). The result show that predictions of urban growth in 2029 for scenario 1 and scenario 2 did not show a significant difference. The Bekasi watershed, Angke Pesanggrahan watershed and the Cisadane watershed are predicted to experience the largest urban growth in 2029. The fourth objective is to analyze the criticality level of the catchment area referring to Planning Procedures for Forest and Land Rehabilitation Engineering Watershed. The results show that urban growth from 2001 to 2017 and 2017 to the prediction of 2029 have significantly increased catchment areas with rather critical and critical levels. The fifth objective is to develop a strategy for controlling urban growth in the study area through a SWOT analysis. The results of the analysis recommend controlling the urban growth with a conservative strategy. The strategy that can be applied is the creation of an internet-based information system (computer) that is able to become a bridge of coordination as well as a media of supervision. In addition, it is necessary to strengthen the role of the BKSP Jabodetabekpunjur in controlling urban growth. Keywords: Urban dynamics, criticality level of the cactment area, watershed, cellular automata, Jakarta Bay, SWOT analysis

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate > Master Program in Environmental Science
ID Code:69884
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:25 Feb 2019 11:16
Last Modified:25 Feb 2019 11:16

Repository Staff Only: item control page