PENERAPAN AZAS ITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN KERJA YANG BERKEADILAN (PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG COLD STORAGE DI KOTA TARAKAN)

Abstract

Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja. Dengan perjanjian kerja akan terwujud kepastian dan perlindungan hukum bagi para pihak. Dalam KUHPerdata dinyatakan bahwa: “Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik". Itikad baik adalah niat dari para pihak dalam suatu perjanjian untuk tidak merugikan mitra janjinya maupun kepentingan umum. Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis penerapan azas itikad baik dalam pembuatan dan pelaksanaan perjanjian kerja yang dibuat antara pekerja dan perusahaan yang bergerak di bidang usaha Cold Storage di Kota Tarakan, serta implikasinya yang dirasakan langsung oleh pekerja dan pengusaha khususnya dalam hal pemenuhan hak-hak pekerja/buruh dan timbulnya perselisihan antara pekerja/buruh dengan pengusaha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan Yuridis Empiris, spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data hasil wawancara dengan responden di lapangan, dan data sekunder yang berasal dari bahan pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan bahwa masih banyak hak- hak pekerja/buruh yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan namun tidak dilaksanakan oleh pengusaha. Karena kurangnya pemahaman pekerja/buruh terhadap hak-hak mereka dan lemahnya posisi tawar pekerja/buruh pada waktu membuat perjanjian kerja. Juga, karena kurangnya itikad baik dari pengusaha untuk menerapkan isi perjanjian kerja dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perlu ditingkatkan kecakapan dan kemampuan kalangan pekerja/buruh sehingga mereka memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dan upaya pengawasan yang intensif dari pemerintah dalam pelaksanaan hubungan kerja di perusahaan.