OBSERVATORIUM ANTARIKSA NASIONAL

Abstract

Di Indonesia, ilmu astronomi identik dengan Observatorium Bosscha. Namun, pembangunan di Bandung dan Lembang menghasilkan polusi cahaya yang berdampak pada pengamatan langit malam. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur rata-rata sekitar 2º dan angkasa yang makin berdebu. Akibatnya, malam cerah untuk pengamatan di Observatorium Bosscha juga semakin sedikit. Melihat dari keadaan Observatorium Bosscha yang sudah tidak lagi optimal, perlu adanya pembangunan observatorium baru. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian, sejarah, klasifikasi, tipologi, dan standar observatorium. Kemudian, dilakukan studi preseden observatorium yang telah ada. Pemilihan tapak berdasarkan data eksisting yang diperoleh dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi tapak observatorium, yang terletak di lereng Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur, serta analisis aksesibilitas, orientasi, tanah, dan biosfer. Diambil juga data berupa astronomi tradisional masyarakat Kupang, yang nantinya akan dijadikan acuan dalam konsep desain. Program ruang diperoleh dari sintesis studi pustaka tentang observatorium dan kajian tapak.