PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

Shakti, Swara Wida and Ismail, Akhmad and Witjahjo , RB Bambang (2019) PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.

[img]
Preview
PDF
734Kb
[img]
Preview
PDF
248Kb
[img]
Preview
PDF
434Kb
[img]
Preview
PDF
215Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

458Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

165Kb

Abstract

Latar Belakang: Rifampisin merupakan obat anti tuberkulosis yang memiliki efek nefrotoksik seperti penyakit acute tubulointerstitial nephritis dan tubular necrosis,. Hal tersebut karena terjadi stres oksidatif dan reaksi inflamasi pada ginjal. Temulawak mengandung kurkumin dan xanthorrhizol yang bermanfaat sebagai nefroprotektor, antioksidan, dan antiinflamasi. Temulawak berpotensi mencegah kerusakan ginjal yang disebabkan oleh rifampisin. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dosis bertingkat terhadap gambaran mikroskopis ginjal pada mencit balb/c jantan yang diinduksi rifampisin. Metode: Penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design. Sampel sebanyak 25 ekor mencit balb/c jantan yang memenuhi kriteria inklusi, diadaptasi selama 7 hari. Kelompok kontrol negatif (K(-)) yang hanya diberi pakan standar, kontrol positif (K(+)) diberi per oral rifampisin 7mg/20grBB/hari. Kelompok I diberi per oral rifampisin 7mg/20grBB/hari dan ekstrak temulawak 2mg/20grBB/hari. Kelompok II diberi per oral rifampisin 7mg/20grBB/hari dan ekstrak temulawak 4mg/20grBB/hari. Kelompok III diberi per oral 7mg/20grBB/hari dan ekstrak temulawak 8mg/20grBB/hari. Perlakuan diberikan selama 14 hari. Pada hari ke 15, mencit diterminasi, diambil organ ginjal, dan dilakukan pembuatan preparat histologi. Setiap preparat dibaca pada 5 lapangan pandang dan dinilai dengan menggunakan skor kerusakan ginjal oleh Poernomo (1987). Hasil: Rerata kerusakan sel ginjal tertinggi pada kelompok kontrol positif. Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,000). Uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara K(+) dan K(-), serta K(+) dan I,II,III. Simpulan: Pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dosis bertingkat berpengaruh terhadap gambaran mikroskopis ginjal pada mencit balb/c jantan yang diinduksi rifampisin. Kata Kunci: ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza), sel ginjal, degenerasi hidropik, perdarahan, peradangan, nekrosis sel, rifampisin

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QR Microbiology
Divisions:Faculty of Medicine > Department of Medicine
Faculty of Medicine > Department of Medicine
ID Code:69623
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:18 Feb 2019 08:18
Last Modified:18 Feb 2019 08:18

Repository Staff Only: item control page