REDESAIN PUSAT OLEH-OLEH PANDARANAN SEMARANG

Abstract

Semarang merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah. Keperihatinan terhadap kondisi pusat oleh-oleh di Semarang menjadi latar belakang dari redesain pusat oleh-oleh Pandanaran Semarang dengan pendekatan Arsitektur Jengki dan sentuhan Arsitektur Tropis, antara lain terjadinya macet berkepanjangan karena kurang teratur; bangunan yang kurang menarik sehingga beberapa lapak/retail gulung tikar; potensi pusat oleh-oleh untuk menjadi tujuan wisata; antusiasme wisatawan terhadap pusat oleh-oleh dengan pengembangan fasilitas; serta letak pusat Oleh-oleh Pandanaran yang sangat strategis yang mampu mendukung pusat oleh-oleh menjadi salah satu tujuan wisata yang ikonik. Persoalan desainnya adalah bagaimana meneraplan konsep Arsitektur Jengki (fokus dengan eksterior/fasade dan interior bangunan) dengan sentuhan Arsitektur Tropis (fokus pada sistem pencahayaan, penghawaan) pada bangunan sebagai upaya membantu permasalahan penghijauan yang terjadi pada koridor Pandanaran serta usaha meminimalkan pengeluaran biaya dari penggunaan energy, namun fasilitas yang diberikan tetap nyaman. Tujuan dari redesain ini adalah mendapatkan desain bangunan pusat oleh-oleh dengan pengembangan fasilitas yang dapat merubah stigma “Wisata sekaligus Oleh-oleh” menjadi “Oleh-oleh sekaligus Wisata”. Hasil yang diperoleh, yaitu desain pusat oleh-oleh dengan pendekatan Arsitektur Jengki dengan tidak meninggalkan Arsitektur Tropis yang diaplikasikan pada sistem pencahayaan dan penghawaan, seperti menentukan posisi bukaan, penggunaan vertival garden dan roster sebagai dinding, hingga menggunakan secondary skin pada ruangan dengan AC sehingga tetap dapat menggunakan penghawaan alami saat AC tidak digunakan.