Studi Geokimia Hidrokarbon dan Pemodelan 1D untuk Mengetahui Karakteristik dan Model Kematangan Batuan Induk Cekungan Akimeugah, Provinsi Papua Barat

Ekananda, Petrus Aditya and Fahrudin, Fahrudin and Setyawan, Reddy (2018) Studi Geokimia Hidrokarbon dan Pemodelan 1D untuk Mengetahui Karakteristik dan Model Kematangan Batuan Induk Cekungan Akimeugah, Provinsi Papua Barat. Undergraduate thesis, Faculty of Engineering.

[img]
Preview
PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_JUDUL)
380Kb
[img]
Preview
PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_BAB I)
244Kb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_BAB II)
Restricted to Repository staff only

545Kb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_BAB III)
Restricted to Repository staff only

462Kb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_BAB IV)
Restricted to Repository staff only

4Mb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_BAB V)
Restricted to Repository staff only

87Kb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_DAFTARPUSTAKA)
Restricted to Repository staff only

101Kb
[img]PDF (PETRUS ADITYA EKANANDA_21100114130077_2018_LAMPIRAN)
Restricted to Repository staff only

5Mb

Abstract

Cekungan Akimeugah adalah salah satu cekungan foreland yang berada di utara Merauke Ridge yang memisahkan dengan Cekungan Arafura. Menurut badan geologi, cekungan ini adalah salah satu cekungan yang cukup berpotensi menghasilkan minyak dan gas bumi di Papua dengan cadangan minyak bumi sebesar 22,70 BBO dan gas bumi sebesar 28,92 TCF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik batuan induk dan model kematangan pada cekungan Akimeugah berdasarkan data biostratigrafi, wireline log dan geokimia hidrokarbon. Berdasarkan data pengeboran yang dilakukan pada 3 sumur yang ada yaitu sumur K-1, B-1X dan A-1X didapatkan bahwa daerah ini memiliki beberapa formasi yaitu Buru, Klasafet, Upper Yawee, Adi, Lower Yawee, Sirga, Faumai, Ekmai, Piniya, Woni Wogi, Kopai (Kembelangan), Aiduna, Modio, dan Pre Modio. Lalu berdasarkan hasil rock eval pyrolisis, sumur K-1 memiliki nilai TOC berkisar antara 0,04% hingga 1,34% dan beberapa titik memiliki nilai TOC diatas 20% sedangkan pada sumur B-1X memiliki nilai TOC berkisar antara 0,26% hingga 3,05%. Nilai HI pada sumur K-1 berkisar antara 18 hingga 427 dengan tipe kerogen yang dominan pada sumur ini adalah tipe III. Sedangkan nilai HI pada sumur B-1X memiliki nilai antara 42 hingga 646 dengan tipe kerogen yang dominan pada sumur ini adalah tipe II. Berdasarkan hasil analisis vitrinite reflectance, kematangan pada sumur K-1 dan B-1X terbagi menjadi 3 yaitu immature, early mature hingga peak mature. Berdasarkan hasil permodelan, kematangan awal pada sumur K-1 mulai terjadi pada umur Jura Awal hingga Pleistosen tepatnya pada formasi Pre Modio, Modio, Aiduna, Woni Wogi, Piniya, Ekmai dan Lower Yawee. Kematangan awal pada sumur B-1X mulai terjadi pada umur Pliosen hingga Pleistosen tepatnya pada formasi Upper Yawee, Lower Buru, dan Intra Buru. Kematangan awal pada sumur A-1X mulai terjadi pada umur Miosen hingga Pleistosen tepatnya pada formasi Kembelangan, Faumai, dan Sirga. Kata Kunci : Cekungan Akimeugah, Geokimia Hidrokarbon, Kematangan Batuan Induk

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:Q Science > QE Geology
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Geological Engineering
Faculty of Engineering > Department of Geological Engineering
ID Code:68052
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:21 Dec 2018 11:33
Last Modified:21 Dec 2018 11:33

Repository Staff Only: item control page