Adika Haninda, Didik (2007) ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM L-ASPARAGINASE DARI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DALAM SEDIAAN UTUH DAN SERBUK. In: Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Kimia FMIPA UNDIP , Jurusan Kimia UNDIP. (Unpublished)
| PDF - Presentation 90Kb |
Official URL: http://kimia.undip.ac.id
Abstract
Enzim L-asparaginase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi penguraian L-asparagin menjadi asam L-aspartat dan amonia. Pada sel leukimia limfoblastik akut, jumlah asparagin sintetase terbatas, sehingga ketersediaan asparagin bergantung pada asparagin dari luar sel. Dengan adanya L-asparaginase, maka akan terjadi penurunan konsentrasi asparagin darah, sehingga sel kanker yang hanya memiliki asparagin sintetase dalam jumlah sedikit tidak akan memperoleh asparagin dari luar sel (asparagin darah). Hal ini mengakibatkan sintesis protein pada sel kanker akan terganggu. Pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan sel kanker. Aktivitas L-asparaginase tidak akan mengganggu sel normal, karena sel normal memiliki enzim asparagin sintetase untuk sintesis asparagin sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan, menentukan karakter dan membandingkan aktivitas enzim L-asparaginase dari temulawak rimpang utuh dan serbuk, sehingga diperoleh sumber alternatif baru enzim L-asparaginase, yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Temulawak merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Telah dilakukan isolasi dan karakterisasi enzim L-asparaginase dari rimpang temulawak dalam sediaan utuh dan serbuk. Isolasi dilakukan dengan metode ekstraksi. Hasil isolasi dimurnikan dengan fraksinasi bertingkat menggunakan garam amonium sulfat, sehingga diperoleh F1 0-20%, F2 20-40%, F3 40-60%, F4 60-80%, F5 80-100%. Kemudian dilanjutkan dengan proses dialisis menggunakan membran selofan. Uji aktivitas L-asparaginase dilakukan pada setiap fraksi. Uji aktivitas L-asparaginase menggunakan metode Nessler yaitu menentukan jumlah amonia yang terbentuk dari reaksi penguraian L-asparagin menjadi asam L-aspartat dan amonia dengan bantuan enzim L-asparaginase. Unit aktivitas adalah besarnya aktivitas enzim L-asparaginase yang menyebabkan terbentuknya μmol produk amonia dari substrat L-asparagin permenit pada kondisi optimum enzim tersebut. Sedangkan perbandingan antara unit aktivitas enzim dan kadar protein total disebut aktivitas spesifik. Penentuan kadar protein dilakukan dengan metode Lowry. Pengukuran absorbansi larutan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa enzim L-asparaginase dapat diisolasi dari rimpang temulawak dallam sediaan utuh maupun serbuk. Hasil karakterisasi diperoleh bahwa kondisi optimum aktivitas spesifik enzim L-asparaginase dari rimpang temulawak utuh dan serbuk dengan substrat L-asparagin pada suhu 37 ºC, pH 8,6 dan waktu inkubasi 30 menit. Aktivitas spesifik tertinggi pada kondisi tersebut didapatkan pada fraksi F4 (60-80%), yaitu untuk rimpang temulawak utuh adalah 75,091 U/mg protein dan serbuk adalah 67,484 U/mg protein.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Divisions: | Faculty of Science and Mathematics > Department of Chemistry |
ID Code: | 6788 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 12 Feb 2010 11:15 |
Last Modified: | 12 Feb 2010 11:15 |
Repository Staff Only: item control page