RAYVALDY GINTING , NICKY and Setioko, Bambang and Ratih Sari, Suzanna (2018) GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU MDC SEMARANG. Undergraduate thesis, undip.
| PDF 1133Kb | |
| PDF 925Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 3461Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1835Kb | ||
| PDF 647Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1618Kb | ||
| PDF 1029Kb | |
| PDF 822Kb | |
| PDF 920Kb |
Abstract
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan dari Bangsa Indonesia, yang menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Keragaman dalam kesatuan memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa. Selain itu, dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaannya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai masyarakat yang agamis, dimana setiap individu menurut kebebasannya sendiri memeluk suatu agama tertentu. Hal inilah yang akhirnya membuat perpaduan harmonis dari agama-agama yang ada di Indonesia, diikuti dengan penyebaran tempat peribadatan dari berbagai agama di seluruh penjuru pulau di Indonesia. Setiap agama memiliki tempat ibadahnya masing-masing. Masjid bagi penganut agama Islam, Pura bagi penganut agama Hindu, Wihara bagi penganut agama Buddha, Klenteng bagi penganut agama Kong Hu Cu, serta Gereja bagi penganut agama Katolik dan Kristen Protestan. Di Indonesia Agama Kristen Protestan termasuk salah satu agama yang jumlah penganutnya cukup berkembang dengan jumlah penganut ±16,5 juta dan terus bertambah sekitar 1-2% setiap tahunnya. Oleh karena itu dibutuhkan gereja sebagai wadah kegiatan jemaat yang mampu mengakomodasi kegiatan rohaninya. Kebutuhan orang kristen akan fasilitas kerohanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan vital. Sejauh ini fasilitas-fasilitas yang ditawarkan induk organisasi jemaat terhadap jemaat hanya diselesaikan dengan terbangunnya sebuah gedung gereja dan pastori namun sering kali melupakan pertimbangan-pertimbangan akan fasilitas-fasilitas lain yang bisa mendukung berbagai kegiatan kerohanian lainnya selain beribadah. Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya gereja yang berdiri megah dan mewah tetapi melupakan pembangunan sarana kegiatan-kegiatan yang bisa menunjang kegiatan kerohanian lainnya. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan dan perancangan Gereja Kristen Perjanjian Baru MDC Semarang. Pendekatan perancangan arsitektural menerapkan konsep Arsitektur Post Modern (Metaphor-Metafisika). Meskipun dengan bentuk-bentuk kreatif dan sangat modern, namun diharapkan dapat menciptakan suatu bangunan gereja yang sakral dan membuat Umat yang beribadah di dalamnya merasa nyaman. Selain itu juga menerapkan Arsitektur Simbolisme, menerapkan atau mentransformasikan nilai atau filosofi simbol-simbol kekristenan ke dalam bentuk fisik bangunannya. Sedang pendekatan massa bangunannya akan merefleksikan: fungsi dan kegiatan yang diwadahi, citra dan ekspresi bangunan yang ditimbulkan berdasarkan karakter bangunan yang didefinisikan dengan simbolisasi, penentuan hirarki pada tiap masa bangunan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
ID Code: | 67757 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 14 Dec 2018 08:16 |
Last Modified: | 14 Dec 2018 08:16 |
Repository Staff Only: item control page