PERENCANAAN TAPAK PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI DESA TRAGUNG KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG

Abstract

ABSTRAK Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan tempat tinggal akan semakin bertambah. Hal ini terjadi pula pada Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. Banyaknya pabrik yang berdiri di Kabupaten Batang membentuk suatu kesatuan berbentuk sebuah kawasan industri yang terletak pada perbatasan Kecamatan Kandeman dan Kecamatan Batang. Adapun dengan berdirinya kawasan industri tersebut menjadi faktor penarik bagi masyarakat untuk dapat bekerja sebagai buruh pada sektor-sektor industri yang notabene membutuhkan banyak tenaga kerja. Banyaknya penduduk yang bekerja dan beraktivitas di kawasan industri setiap harinya, tidak serta merta menunjukkan bahwa para buruh tersebut memiliki tempat tinggal yang dekat dengan kawasan ini. PT. Sukorintex Wadimor, sebagai salah satu industri yang berada pada kawasan industri tersebut mengungkapkan masih terdapat sekitar 500 karyawannya yang membutuhkan tempat tinggal. Pendapatan buruh yang tergolong rendah, membuat daya beli akan tempat tinggal bagi mereka cukup sulit dijangkau. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan rencana pembangunan sebagai bentuk usaha penyediaan tempat tinggal bagi para buruh industri yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat memiliki rumah tinggal dengan harga murah namun terletak cukup dekat dengan tempat kerja mereka. Adapun keuntungan yang didapatkan apabila para buruh memiliki rumah yang berada dekat dengan tempat kerja adalah semakin meningkatnya produktivitas kerja mereka karena mereka dapat menghemat waktu, tenaga, serta biay a untuk menjangkau tempat kerjanya, selain itu hal ini perlu dilakukan supaya terdapat keselarasan antar fungsi wisma dan karya. Dalam melakukan perencanaan pembangunan perumahan bagi para pekerja industri sebagai masyarakat berpenghasilan rendah terdapat beberapa proses yang dilakukan, seperti analisis kebutuhan ruang, dilanjutkan analisis bagi calon penghuni dan aktivitasnya, analisis hubungan ruang dan organisasi ruang, analisis konstelasi kawasan, analisis kondisi fisik wilayah tapak, analisis aksesibilitas, dan analisis rencana prasarana. Dari proses tersebut diatas, kesimpulan yang didapat bahwa lokasi yang ditetapkan memenuhi syarat untuk dijadikan perumahan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan beberapa ketetapan, seperti tipe rumah yang dibangun bertipe 30 dan sarana penunjang yang tergolong sederhana. Sementara saran untuk kegiatan perencanaan perlu adanya pembaharuan dalam pembuatan aturan supaya dasar atau acuan yang digunakan dalam kegiatan perencanaan dapat teraktualisasi dengan kondisi saat ini sejalan dengan bertambahnya pengetahuan sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih detail dan baik hal ini mengingat dasar atau syarat yang diikuti dalam kegiatan perencanaan menggunakan keputusan kementrian pada tahun lama. Instansi atau pihak yang berwenang dalam pembuatan shp yang nantinya menjadi bahan pembuatan peta ada baiknya memperlengkap layer yang ada, seperti jaringan jalan yang ada kurang lengkap sehingga membuat kegiatan analisis yang dilakukan berlangsung sedikit lebih lama ka rena harus melakukan digitasi terlebih dahulu. Kata Kunci: Perencanaan Tapak, Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Kawasan Industri.