ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SEMARANG

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Semarang merupakan kabupaten yang berpotensi dalam berbagai hal karena banyaknya potensi sumber daya alamnya maupun karena letaknya yang strategis. Saat ini Kabupaten Semarang mempunyai hasil produksi padi yang sangat banyak didukung dengan luasan lahan pertanian sawah yang mencapai 25% dari total luasan lahan pertanian yang ada. Namun hal ini bisa saja berkurang setiap tahunnya mengingat bahwa pada RTRW Kabupaten Semarang mempunyai tujuan pengembangan kawasan berbasis industri yang diutamakan daripada pertanian. Hal ini bisa memicu terjadinya pengkonversian lahan pertanian menjadi lahan peruntukan industri. Pengkonversian tersebut dapat berpengaruh terhadap produksi padi sawah yang ada dan dapat mengganggu ketahan pangan yang ada di Kabupaten Semarang. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan lahan yang akan terjadi di Kabupaten Semarang dan untuk mengetahui apakah perubahan lahan tersebut akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Semarang itu sendiri. Tujuan dari pembuatan laporan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perubahan lahan yang akan terjadi di Kabupaten Semarang dari tahun 2016 ke tahun 2036 dan sekaligus melihat apakah terjadinya perubahan tersebut akan berdampak terhadap kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Semarang itu sendiri. Perubahan lahan seharusnya dilakukan pembatasan dan pengawasan agar tidak terjadi perubahan lahan yang akan berdampak terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Semarang. Setiap tahunnya jumlah penduduk pasti akan meningkat, dan begitu pula dengan kebutuhan akan beras yang ada akan semakin meningkat pula. Jika perubahan lahan ini tidak dibatasi maka ketahanan pangan ini bisa menjadi suatu hal yang mustahil untuk dicapai. Perubahan lahan di Kabupaten Semarang ini dapat dilihat dari hasil overlay penggunaan lahan tahun 2016 dengan penggunaan lahan di tahun 2036 menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Kemudian proyeksi penduduk dilakukan dengan model linear, setelahnya akan didapatkan jumlah beras yang dibutuhkan. Luasan penggunaan lahan sawah akan mencerminkan berapa total produksi padi dan beras yang ada. Hasil perhitungan antara jumlah kebutuhan dan jumlah produksi beras tersebut akan digunakan untuk memperkirakan apakah di Kabupaten Semarang dapat melakukan Swasemba beras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuh kecamatan di Kabupaten Semarang pada tahun 2016 tidak dapat memenuhi kebutuhan akan berasnya sendiri atau swasembada, hal ini terjadi karena hasil produksi berasnya tidak dapat mencukupi kebutuhan berasnya sendiri, alhasil harus dilakukan kegiatan impor beras dari daerah lain. Penelitian ini juga menunjukkan bahwasanya dengan terjadinya perubahan lahan pada tahun 2036 semakin memperburuk keadaan swasembada beras di Kabupaten Semarang, dimana ada 10 kecamatan yang tidak dapat melaksanakan swasembada beras. Hal ini dikarenakan terjadinya pengkonversian lahan pertanian padi sawah yang ada di Kabupaten Semarang. Kata Kunci: Ketahanan Pangan, Swasembada Beras, Perubahan Lahan