ANALISIS KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009-2013

INDRIYANI, FITRI (2018) ANALISIS KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009-2013. Undergraduate thesis, undip.

[img]
Preview
PDF (COVER)
102Kb
[img]
Preview
PDF (KATA PENGANTAR)
72Kb
[img]
Preview
PDF (BAB I)
168Kb
[img]
Preview
PDF (BAB II)
262Kb
[img]PDF (BAB III)
Restricted to Repository staff only

1042Kb
[img]PDF (BAB IV)
Restricted to Repository staff only

2510Kb
[img]
Preview
PDF (BAB V)
27Kb
[img]
Preview
PDF (DAFTAR PUSTAKA)
29Kb

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan teori pertumbuhan neo-klasik, ketimpangan antar wilayah yang tinggi biasanya muncul pada daerah yang sedang berkembang. Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang sedang berkembang. Sehingga diindikasikan terjadinya ketimpangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang. Ketimpangan tersebut dipengaruhi oleh adanya perbedaan karakteristik wilayah di setiap kecamatan. Sehingga setiap kecamatan memiliki kemampuan yang berbeda dalam meningkatkan perekonomiannya. Kecamatan yang dapat menggali potensinya secara maksimal dan didukung dengan infrastruktur yang memadahi akan memiliki pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang tinggi. Sedangkan kecamatan yang kurang bisa menggali potensinya dan kurang didukung dengan infrastruktur yang menunjang akan memiliki pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang rendah. Perbedaan-perbedaan itulah yang dapat diindikasi bahwa terjadinya ketimpangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang yang dapat menyebabkan adanya wilayah kecamatan yang berkembang dan kurang berkembang. Berdasarkan permasalahan tersebut, sehingga dilakukan penelitian untuk menganalisis ketimpangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang tahun 2009-2013. Data yang digunakan dalam proses analisis adalah data sekunder yaitu dari PDRB setiap kecamatan dan jumlah penduduknya. Untuk mengetahui tingkat ketimpangan menggunakan metode Indeks Williamson, sedangkan untuk mengetahui tipologi perkembangan ekonomi kecamatan menggunakan metode Tipologi Klaassen. Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa tingkat ketimpangan antar wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang cenderung menurun dan masuk dalam kategori yang rendah. Akan tetapi, perbedaan karakteristik wilayah kecamatan, menyebabkan adanya perbedaan tipologi perkembangan ekonominya dalam kurun waktu lima tahun. Tipologi perkembangan kecamatan yang meningkat terdapat di Kecamatan Bawen, Bergas, Ungaran Barat dan Pabelan. Sementara sebagian besar kecamatan lainnya mengalami perkembangan yang fluktuatif, yaitu Kecamatan Pringapus, Ambarawa, Bandungan, Sumowono, Jambu, Kaliwungu, Tengaran, Banyubiru, Tuntang, Suruh dan Bringin. Sementara Kecamatan Ungaran Timur mengalami tipologi perkembangan yang stagnan/tetap. Sedangkan Kecamatan Bancak, Getasan dan Susukan justru mengalami tipologi perkembangan yang menurun. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita di masing-masing kecamatan, disebabkan karena karakteristik wilayah yang berbeda, seperti kondisi demografi yang berbeda, ketersediaan sarana prasarana yang belum merata dan kurang menunjanganya kondisi irigasi yang sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian. Untuk itu, pemerintah harus berupaya dalam melakukan pemerataan pembangunan baik sarana maupun prasarana di masingmasing kecamatan. Terutama, perlunya perbaikan kondisi irigasi, karena mayoritas kecamatan di Kabupaten Semarang memiliki potensi pertanian dan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Serta mengembangkan UMKM di seluruh kecamatan agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan cara peningkatan kualitas SDM dan menciptakan kemudahan dalam perijinan guna mendukung investasi yang kondusif. Kata Kunci : Ketimpangan, Tipologi Perkembangan

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
ID Code:67659
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:11 Dec 2018 11:21
Last Modified:11 Dec 2018 11:21

Repository Staff Only: item control page