PERILAKU MENYUSUI IBU REMAJA DAN STATUS GIZI BAYI 0-6 BULAN

Abstract

Latar belakang: Persentase pernikahan usia muda di Indonesia tertinggi kedua di ASEAN. Di Kabupaten Semarang, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) < 20 tahun meningkat dari tahun 2013-2014. Di Kecamatan Bandungan tahun 2014, terdapat 167 Pasangan Usia Subur (PUS) < 20 tahun, dengan 38,3 % bersalin dan 37,7% hamil. Usia ibu mempengaruhi perilaku menyusui. Asupan makanan dan penyakit infeksi mempengaruhi status gizi bayi. Penelitian bertujuan menganalisis perilaku menyusui ibu remaja dan status gizi bayinya 0-6 bulan. Metode penelitian: Penelitian dilakukan secara observasional eksploratif dengan pendekatan kualitatif, pada 16 ibu remaja di kota dan luar kota kecamatan. Data perilaku menyusui diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi. Status gizi bayi dinilai dengan skor Z BB/U dan BB/PB. Hasil penelitian: Separuh ibu berpendidikan SD. Seluruhnya telah menikah, tetapi mayoritas (13 ibu) belum siap menikah. Kehamilan belum diinginkan dialami 9 ibu, dengan 4 ibu di kota dan 5 ibu di luar kota kecamatan. Mayoritas (13 ibu) berstatus gizi normal. Pengetahuan IMD dan ASI mayoritas ibu kurang. Sikap (kognitif, afektif, konatif) ibu terhadap pemberian ASI negatif, meskipun seluruh ibu menyadari pentingnya menyusui. Dukungan keluarga, tenaga kesehatan, dan teman sebaya kurang optimal. Mayoritas (14 ibu) memberikan ASI non eksklusif dan 2 ibu berhenti menyusui karena gangguan puting. Penerimaan terhadap pelaksanaan IMD oleh bidan belum optimal. Kedua bayi yang ibunya berhenti menyusui, 1 bayi mengalami kekurangan asupan lemak dan 1 bayi kekurangan asupan energi serta defisit lemak. Mayoritas (15 bayi) terkena penyakit infeksi (panas, batuk, pilek, diare) selama 1 bulan penelitian. Sejak awal kelahiran sampai pengukuran antropometri I dan II (awal dan akhir bulan), seluruh bayi tetap gizi baik (BB/U), tetapi skor Z pada 6 bayi mengalami peningkatan kemudian penurunan dan skor Z pada 3 bayi semakin menurun. Berdasarkan BB/PB, mayoritas (11 bayi) tetap gizi normal, tetapi skor Z pada 6 bayi semakin menurun dan 5 bayi mengalami peningkatan kemudian penurunan skor Z. Simpulan: Penerimaan pelaksanaan IMD oleh bidan belum optimal. Seluruh ibu remaja tidak memberikan ASI eksklusif. Mayoritas bayi mengalami penurunan skor Z BB/U dan BB/PB.