PENGOLAHAN AMONIUM DALAM LINDI MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIK DAN EVAPOTRANSPIRASI

ZAMAN, Badrus and Purwanto, Purwanto and Mangkoedihardjo, Sarwoko (2015) PENGOLAHAN AMONIUM DALAM LINDI MENGGUNAKAN PROSES ANAEROBIK DAN EVAPOTRANSPIRASI. PhD thesis, Program of Postgraduate.

[img]PDF
Restricted to Repository staff only

5Mb

Abstract

Kondisi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) di TPA Jatibarang yang didesain dengan kapasitas 250 m3/hari tidak memadai saat debit puncak yang mencapai 327m3/hari mengakibatkan terjadinya kegagalan proses. Faktor yang lain adalah sifat toksik organik dan konsentrasi amonium dalam lindi yang tinggi.Untuk mengatasinya diperlukan sistem pengolahan baru yang potensial berupa integrasi sistem anaerobik dengan sistem evapotranspirasi. Tumbuhan lokal di TPA yaitu rumput Belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn) dan tumbuhan Sente (Alocasia macrorrhiza Schott) serta tumbuhan air Mendong (Fimbristylis globulosa (Retz.) Kunth) berpotensi untuk dimanfaatkan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis karakteristik lindi dari TPA Jatibarang, menganalisis kinerja reaktor dengan sistem “early warning system” dan “toxicity indicator”, menghasilkan sistem terpilih dan membuat konsep desain pengolahan, mengusulkan kebijakan pengelolaan dan pengolahan lindi. Penelitian dilakukan melalui tahap analisis karakteristik, uji sistem anaerobik-evapotranspirasi (SAE) dan evapotranspirasi-anaerobik (SEA), uji sistem integrasi terpilih dengan waktu tinggal setiap reaktor selama 3 hari dan dioperasikan selama 30 hari untuk setiap reaktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lindi berada pada tingkat mutu biodegradable yang rendah dengan rasio BOD/COD sebesar 0,12. Hasil uji menunjukkan SEA lebih baik dari SAE, sehingga uji sistem integrasi dengan urutan reaktor berupa RE rumput Belulang-RE tumbuhan Mendong-RE Sente- Reaktor Anaerobik. Efisiensi penyisihan amonium menggunakan lindi artifisial dengan uji integrasi pada akhir operasional yaitu hari ke 30 mencapai 95,15% (dari influent 2371,25 mg/l NH4-N menjadi 115,04 mg/l NH4-N), dan efisiensi penyisihan BOD mencapai 92,07% (dari influent 759,67 mg/l menjadi 60,23 mg/l). Efisiensi menggunakan lindi asli pada akhir operasional mencapai 94,76% (dari influent 226,57 mg/l NH4-N menjadi 11,88 mg/l NH4N) dan efisiensi BOD mencapai 95,87% (dari influent 137,22 menjadi 5,66 mg/l). Efisiensi lindi asli yang lebih tinggi disebabkan konsentrasi amonium dan BOD dalam lindi yang lebih rendah dari lindi artifisial. Berdasarkan parameter lindi menunjukkan RE akan menghasilkan effluent lindi yang stabil dengan influent yang berfluktuasi. Konsep desain pengolahan amonium dalam lindi di TPA Jatibarang disusun dengan sistem bolak-balik yang dapat ditempatkan pada awal maupun akhir sistem pengolahan lindi, tetapi parameter amonium perlu dimasukkan dalam baku mutu effluent air limbah untuk menjamin lindi hasil pengolahan dari IPL yang dilepaskan ke lingkungan tidak menimbulkan pencemaran. Kata kunci: Amonium, BOD, Fitoteknologi, Lindi, Sistem anaerobik, Sistem evapotranspirasi Jatibarang landfill leachate treatment plant (LTP) was inadequate capacity and fail to processing the leachate. it’s was designed for 250 m3/day but in peak condition, influent will reach 327 m3/day. Other factors caused by toxic organic and high ammonium concentration in leachate. Integration between anaerobic and evapotranspiration systems was a new potential treatment to solve it’s problem. Existing plants such as Goosegrass (Eleusine indica (L.) Gaertn), Giant taro (Alocasia macrorrhiza Schott) and hydrophyte Mendong (Fimbristylis globulosa (Retz.) Kunth) be potential to used. The study was aims to analyze Jatibarang landfill leachate characteristics, reactors performance with " early warning system" and " toxicity indicator " systems, resulting an elected system and designing a leachate treatment concept, proposed leachate treatment policies and management. The study was conducted through the characteristics analysis, anaerobic- evapotranspiration system (SAE) and evapotranspiration – anaerobic system (SEA) studies, integration system using artificial and natural leachate with 3 days residence time and 30 days operated in each reactor. The results showed that the leachate biodegradable quality was low where BOD/COD ratio was 0.12. The test results showed SEA was better than SAE. Integration system test was sequenced as follows Goosegrass Evapotranspiration reaktor – Mendong Evapotranspiration reaktor – Giant taro Evapotranspiration reactor - Anaerobic Reactor. Ammonium and BOD removal efficiency using artificial leachate at the end running was reached 95.15 % (2371.25 mg/l NH4-N influent, 115.04 mg/l NH4-N effluent) and 92.07 % (759.67 mg/l NH4-N influent, 60.23 mg/l NH4-N effluent), respectively. Ammonium and BOD removal efficiency using natural leachate at the end running after 30 days was reached 94.76 % (226.57 mg/l NH4-N influent, 11.88 mg/l NH4-N effluent) and 95.87 % (137.22 mg/l NH4-N influent, 5.66 mg/l NH4-N effluent). Lower ammonium and BOD concentration in natural leachate cause removal efficiency when used natural leachate was higher than artificial leachate. Effluent from Evapotranspiration reactors indicated stable quality leachate parameters from fluctuation leachate parameter influent. Ammonium in leachate treatment concept design in Jatibarang landfill was arranged with alternating system that can be placed at the beginning or at the end of the leachate treatment system. Entering ammonium parameter in quality standards regulation was necessary to ensure the leachate effluent from LTP were released into the environment does not cause pollution . Keyword: Ammonium, Anaerobic system, BOD, Evapotranspiration system, Leachate, Phytotechnology

Item Type:Thesis (PhD)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate > Doctor Program in Environmental Science
ID Code:66339
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Nov 2018 14:56
Last Modified:09 Nov 2018 14:56

Repository Staff Only: item control page